
Tebuireng.online- Dalam pembukaan Muktamar II Pemikiran KH. M. Hasyim Asy’ari dengan tema “Aktualisasi Pemikiran Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari untuk Indonesia Maju”, Prof. Dr. (HC) Ma’ruf Amin, Wakil Presiden Republik Indonesia, memberikan sambutan secara virtual, Jumat (4/10/2024).
Bismillah, wal hamdulillah, assholatu wassalamu ‘ala rasulillah, wa ‘ala alihi wa shohbihi wa man walahu.
Yang saya hormati, Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang, Ketua Presedium Nasional Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Tebuireng (IKAPETE), tamu undangan, dan hadirin sekalian.
Pertama, mari panjatkan puji syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kita dapat melaksanakan pembukaan Muktamar Nasional ke-2 Pemikiran Hadratusyaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Tebuireng. Hadirin sekalian, Hadratusyaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari adalah ulama besar dan pahlawan nasional yang pemikiran dan kiprahnya sangat berpengaruh bagi kemajuan umat Islam dan bangsa Indonesia.
Beliau menegaskan bahwa Islam tidak hanya mengajarkan kesalehan pribadi, tetapi juga menjadi pedoman moral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan menginisiasi pembentukan organisasi Nahdlatul Ulama, membangun pendidikan pesantren, memberdayakan ekonomi umat dan mengeluarkan fatwa resolusi jihad. Beliau memberikan sumbangan besar bagi kerukunan dan keutuhan bangsa Indonesia. Jihad yang dilaksanakan oleh Hadratusyaikh atau resolusi jihad, ini punya makna jihad qitali, saya melihatnya jihad itu ada dua, ada jihad kitali dan jihad islahi.
Dalam konteks resolusi jihad ini sebenarnya adalah jihad qitali dalam rangka menjaga, mempertahankan kemerdekaan yang bentuknya adalah sangat temporary artinya pada waktu tertentu yang dibutuhkan. Selain itu, beliau terus melakukan jihad islahi, yang ini merupakan jihad berkelanjutan, yang kontinu, kan memang ini jihad yang dilakukan oleh para nabi seperti dikatakan oleh nabi Suaib.
إِنْ أُرِيدُ إِلَّا ٱلْإِصْلَٰحَ مَا ٱسْتَطَعْتُ
“Saya tidak menghendaki lain kecuali adalah melakukan perbaikan.”
Itulah jihad islahi, baik dalam konteks jihad nafsi, jihad dakwah, jihad tarbawiyah, pendidikan, jihad ekonomi. Kata Syeikh Nawawi, ekonomi pun apabila dilakukan ma’a qiyami lihuquqillah ta’ala min ghoiri taqshir itu juga merupakan jihad besar dan termasuk juga jihad politik.
Hadratusyaikh juga mengatakan, bahwa telah melemah jiwa keagamaan dalam kehidupan dunia perpolitikan Indonesia, bahkan hampir mati pada akhir-akhir ini, artinya beliau juga memperhatikan masalah-masalah politik dalam pengertian jihad siyasi, karena jihad siyasi termasuk juga jihad perbaikan melalui jalur politik. Hari ini pemikiran itu tetap relevan dalam membimbing langkah umat menghadapi tantangan dunia modern, seperti kemiskinan, ketimpangan ekonomi, dan ketidak adilan.
Hadirin yang saya hormati, Islam wasathiyah yang memiliki tiga pilar yaitu persaudaraan sesama muslim (ukhuwah Islamiyah), persaudaraan sesama bangsa (Ukhuwah Wathaniyah), dan persaudaraan sesama manusia (Ukhuwah Insaniyah), yang perlu terus digaungkan. Ketiga pilar ini penting untuk menciptakan kerukunan, mencintai tanah air dan menjaga perdamaian masyarakat yang beragam seperti bangsa Indonesia, dalam konteks ini maka apa yang digaungkan oleh Hadratusyaikh bahwasanya Hubbul Wathan Minal Iman, yaitu cinta tanah air bagian dari iman. Bahkan belakangan para ulama mengatakan menjaga tanah air dimasukkan salah satu maqashid al-kubro fi al-syari’ah al-islamiyyah.
Kita tahu tujuan besar syari’at Islam itu ada lima, yaitu menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga akal, menjaga harta, dan menjaga keturunan, ada pula yang menambahkan menjaga tanah air, karena menjaga tanah air juga akan punya dimensi untuk menjaga 5 sya’riat tersebut. Apa yang telah dilakukan Hadatusyaikh dalam rangka membangkitkan bangsa ini, untuk menjaga, mengawal, dan memajukan bagian daripada maqashid al-kubro fi al-syari’ah al-islamiyyah dengan berpegang pada ajaran ini, dibarengi dengan pemikiran Hadratusyaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari yang menekankan moderasi, kebijakan, dan anti fanitisme sehingga kita akan optimis dapat menghadapi tantangan zaman demi keutuhan bangsa Indonesia.
Sebelum akhiri sambutan ini, saya memiliki beberapa pesan pertama, teruslah menggali dan membumikan pemikiran Hadratusyaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari untuk kemajuan masyarakat, bangsa, dan negara di masa depan. Kedua, mari bersama-sama menjaga komitmen kebangsaan dan memperkuat moderasi beragama melalui dialog yang konstruktif untuk saling memahami dan memperkuat persatuan di tengah keberagaman. Ketiga, tingkatkan sinergi dan kolaborasi multipihak untuk memastikan terwujudnya kebebasan beragama rakyat Indonesia sehingga Indonesia tetap menjadi rumah yang damai bagi semua.
Mengakhiri sambutan ini, saya mengapresiasi upaya IKAPETE yang terus berkontribusi menyebarkan nilai perdamaian di tengah keberagaman bangsa Indonesia. Semoga Muktamar ini mampu mentransformasi warisan pemikiran Hadratusyaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari menjadi upaya nyata dalam memerdekakan umat Islam dan bangsa Indonesia dari kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan, serta mewujudkan kemaslahatan umat.
Dengan mengucap بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ Muktamar Nasional ke-2 Pemikiran Hadratusyaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari Ikatan Alumni Pesantren Tebuireng saya nyatakan dibuka. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa memberikan inayahnya dan meridhoi setiap ikhtiar yang kita lakukan.
Pentranskrip: Ilvi Mariana