
Pada zaman dahulu, hiduplah seekor kucing dan tikus. Mereka adalah dua jenis hewan yang berbeda, tetapi perbedaan tersebut tidak menghalangi mereka untuk menjalin sebuah persahabatan.
Suatu hari, tikus merasa kelaparan dan ingin mencari makan. Ia pun menuju sebuah rumah. Setelah masuk ke rumah tersebut, tikus terkejut karena ternyata ada seekor kucing di dalam rumah itu. Ketika kucing menyadari bahwa ada tikus yang masuk ke rumah majikannya, tanpa berpikir panjang, ia langsung mengejar tikus tersebut. Tak lama kemudian, tikus pun kelelahan.
“Berhenti! Aku sudah lelah berlari!” ujar si tikus yang sudah terbaring di bawah meja.
Kemudian, kucing menjawab dengan nafas yang tidak beraturan, “Oke, aku juga lelah. Gimana kalau kita istirahat dulu?”
“Ok, setuju,” jawab si tikus sambil mengangkat jempolnya.
“Ngomong-ngomong, kenapa kamu masuk ke rumah majikan ku?” ujar si kucing dengan wajah kesal.
“Maafkan aku kalau tidak permisi dulu sebelum masuk. Aku hanya ingin mencari makan, aku belum makan hari ini,” jawab si tikus dengan tubuh yang lemas karena belum makan sejak pagi.
Kucing pun berpikir sejenak sambil menatap wajah si tikus. “Ooo, jadi begitu? Sebenarnya, kalau kamu meminta dengan cara yang baik, aku bisa memberimu makanan! Hmm… begini saja, bagaimana kalau mulai sekarang kamu menjadi sahabatku, agar kamu tidak kebingungan untuk mencari makan?” ujar si kucing dengan senyum lebar.
“Tapi, kalau ketahuan majikanmu, bagaimana dengan nasibku?” jawab si tikus dengan wajah yang bertanya-tanya.
Dengan penuh keyakinan, kucing pun berkata, “Sudah tidak usah khawatir! Nanti biarkan aku yang merayu majikanku agar kamu bisa tinggal bersamaku di rumah ini.”
Tikus pun menjawab dengan wajah yang sangat senang, “Terima kasih telah ingin menjadi sahabatku. Ternyata, walaupun aku berniat mencuri, tapi tak kusangka masih ada hewan yang baik di balik kejahatanku,” batin si tikus.
Di situlah persahabatan kecil mereka dimulai. Tidak lama kemudian, setelah mereka berbincang-bincang, majikan si kucing pun datang untuk memberi makan kucing kesayangannya. Ketika majikan kucing tahu bahwa kucing kesayangannya itu bersama tikus, wajahnya terkejut dan ia pun berteriak sekencang-kencangnya, “AAAAAAAAA!!!” Wajahnya mulai memerah.
Ia pun mencari sesuatu untuk mengusir tikus tersebut dan menemukan sapu. Dengan wajah ketakutan, ia memberanikan diri untuk mengusir tikus itu. Namun, sesuai dengan apa yang dikatakan kucing, ia ingin merayu majikannya agar tikus diizinkan tinggal bersamanya. Dengan wajah memelas, si kucing menggesek-gesekkan kepalanya ke kaki majikannya, seperti yang biasa dilakukan kucing, agar majikannya tahu bahwa tikus tersebut adalah sahabatnya.
Tak lama kemudian, setelah kucing bersikeras merayu majikannya agar si tikus diizinkan tinggal bersamanya, akhirnya tikus pun diizinkan tinggal di rumah majikan kucing.
Sejak saat itu, tikus resmi tinggal di rumah tersebut dan menjadi sahabat kucing. Mulai sekarang, tikus tidak kebingungan lagi untuk mencari makan, karena setiap kali kucing diberi makan oleh majikannya, tikus juga ikut makan bersama kucing.
@@@@@
Sepuluh tahun pun berlalu. Mereka berdua sudah tidak muda lagi.
“Tidak kusangka, sepuluh tahun lamanya kita menjalani persahabatan ini,” ujar si tikus dengan tubuh yang sudah lemah.
“Iya, aku pun tidak menyangkanya. Ternyata umur kita tidak muda lagi,” jawab si kucing dengan wajah yang tersenyum lebar, memandangi tubuh tikus yang sudah tidak kuat berjalan.
Tidak lama kemudian, tikus pun pingsan karena terkena penyakit yang mematikan. Kucing terkejut melihat tikus tiba-tiba pingsan.
“Kamu kenapa?” tanya kucing dengan wajah panik. Kucing pun ingin memberi tahu berita ini, namun karena sudah tidak kuat berlari, ia berjalan dengan perlahan menghampiri majikannya untuk memberi tahu bahwa tikus pingsan. Setelah itu, majikannya menghampiri tikus untuk memeriksanya.
Tak lama kemudian, majikan memberi tahu kucing kesayangannya bahwa tikus, sahabat baiknya, telah meninggal. Setelah itu, kucing pun bersedih atas kepergian sahabat baiknya setelah menjalani persahabatan selama sepuluh tahun. Dengan hati yang sedih, majikan si kucing pun menguburkan sahabat kucing kesayangan itu di belakang rumahnya. Setelah selesai menguburkan tikus, ia kembali memasuki rumah.
Sejak saat itu, kucing selalu murung karena ditinggal sahabat baiknya untuk selama-lamanya. Majikan si kucing pun berinisiatif untuk membelikan sahabat baru untuk kucing kesayangannya. Ia pun pergi ke toko hewan. Setelah sampai, ia bertanya kepada penjaga toko tersebut.
“Kak, ada tikus yang bisa dipelihara?” tanya si majikan kucing kepada penjaga toko.
“Oh, ada kak,” jawab si penjaga toko.
“Mau yang warna putih atau abu-abu?” tanya si penjaga.
“Emm, warna putih saja, kak,” jawab si majikan kucing.
“Ok, tunggu sebentar ya kak, saya ambil dulu tikusnya,” jawab si penjaga toko.
Setelah agak lama menunggu, akhirnya si penjaga membawa tikus yang dimintanya.
“Ini kak, sesuai yang diminta,” ujar si penjaga dengan membawa seekor tikus yang dipesannya tadi.
“Ok kak, sesuai sekali dengan pesanan saya,” jawab si majikan kucing dengan wajah gembira.
“Ini uangnya, saya transfer ya kak,” ujar si majikan kucing.
“Ok kak, sudah masuk ya uangnya. Semoga Anda puas dengan pelayanan kami,” ujar si penjaga toko.
“Iya kak, saya juga berterima kasih atas pelayanannya,” jawab si majikan kucing.
Setelah selesai membeli tikus baru untuk kucing kesayangannya, ia pulang ke rumah untuk menyampaikan kabar baik kepada kucingnya bahwa ia membawa tikus baru untuk menjadi sahabatnya. Setelah sampai di rumah, ia langsung menemui kucingnya.
Si kucing langsung menghampiri majikannya karena ia tahu bahwa majikannya membawa tikus baru. Si majikan langsung memperkenalkan tikus tersebut kepada kucingnya. Setelah berkenalan, kucing pun tidak murung lagi karena memiliki sahabat baru. Si majikan pun ikut senang karena kucing kesayangannya tidak murung lagi setelah sekian lama.
Sejak itu, kucing tidak kesepian lagi karena ada sahabat baru yang dibelikan oleh majikannya.
Penulis: Ahmad Nabil H.R, Siswa SMK Tebuireng 12, Lampung