Perpustakaan Pesantren Tebuireng

Perpustakaan Tebuireng berdiri pada tahun 1936, berkat inisiatif KH. Wahid Hasyim bersama Kiai Muhammad Ilyas. Awalnya, dua tokoh yang sama-sama pernah menjadi Menteri Agama itu, mendirikan IkatanPelajar Islam (IPI) yang berkompeten di bidang pengembangan intelektual dan pengabdian sosial kemasyarakatan.

Untuk mendukung kegiatan IPI, keduanya berinisiatif mendirikan taman bacaan (perpustakaan), yang saat itu menyediakan sekitar 500 judul buku. Dalam perkembangan selanjutnya, perpustakaan tersebut juga berlangganan Koran dan majalah, seperti Panji IslamDewan IslamBerita Nahdlatoel Oelama’Islam BergerakAdilNurul ImanPenjebar SemangatPandji PoestakaPudjangga BaruShout Al HijazAl Munawwarah, dan lain sebagainya. Langkah ini merupakan terobosan besar yang saat itu belum pernah dilakukan oleh pesantren manapun di Indonesia.

Di masa kepemimpinan Pak Ud, atas prakarsa Sekretaris Pondok, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), pada tanggal 15 Agustus 1974 perpustakaan tersebut diberi nama Perpustakaan A. Wahid Hasyim, diambil dari nama Kiai Wahid Hasyim yang merupakan perintis berdirinya perpustakaan di lingkungan pesantren. Saat itu, perpustakaan A. Wahid Hasyim juga ditingkatkan mutunya dengan menambah koleksi buku dan kitab. Selain diperoleh melalui bantuan keuangan pondok, koleksi buku dan kitab tersebut juga didapat dari bantuan LP3S serta beberapa lembaga amal lainnya. Pada masa ini pula, sejumlah surat kabar, majalah, tabloid, dan jurnal ilmiah menambah kekayaan perpustakaan A. Wahid Hasyim, seperti Sinar Harapan,Merdeka, Pelita, Surabaya Post, Berita Buana, KompasJawa PosSuara PembaruanRepublikaSuryaTerbitGatraUmmatForum KeadilanPanji MasyarakatKiblat,Trubus, TimeBudaya Jaya, Sinar Islam,News WeekEkspresAmanahAulaMimbar UlamaSuara Muhammadiyah,AdilWarta NUPrismaJurnal Ilmu Politik, dan sebagainya.

Kini, perpustakaan A. Wahid Hasyim sudah memiliki dari 212.578 total buku dan 8.446 judul buku, yang terdiri dari buku umum, agama, kitab kuning, serta berbagai jenis koran dan majalah, ditambah koleksi kaset-kaset dakwah, dokumen pendiri pesantren Tebuireng yang masih berupa manuskrip, disamping juga paper, skripsi, tesis, hasil survey mahasiswa, dan hasil penelitian para peneliti di Tebuireng. Buku-buku berbahasa Arab dan Inggris juga tersedia di sini.

Pengelola perpustakaan A. Wahid Hasyim terdiri dari Kepala Perpustakaan dan beberapa orang asisten. Perpustakaan dibuka dari hari senin sampai sabtu, pukul 09.00 WIB – 15.00 WIB. Para pengunjung perpustakaan umumnya berasal dari kalangan mahasiswa, santri, dan siswa di sekitar Tebuireng. Dalam satu hari, perpustakaan A. Wahid Hasyim rata-rata didatangi oleh 100-an orang pengunjung.

Selain sering dikunjungi santri dan mahasiswa untuk membaca dan mencari bahan tugas, Perpustakaan A. Wahid Hasyim juga biasa dipakai untuk kegiatan-kegiatan keilmuan, diantaranya diskusi, pertemuan penting, sekolah menulis, sekolah filsafat, nonton bareng film edukasi, dan berbagai kegiatan yang lain. Sekarang, bahkan di dalam perpustakaan tersebut disediakan tujuh unit komputer yang bisa dipakai untuk mengerjakan tugas para santri dan mahasiswa.

Sejak tahun 2008 Perpustakaan A. Wahid Hasyim akan melibatkan seorang pustakawan yang akan mengelola manajemen perpustakaan secara sistematis dan profesional, sehingga diharapkan akan meningkatkan minat baca santri dan siswa secara terarah. Selain itu, gedung perpustakaan tidak lagi bersifat sentralistik, karena di setiap unit sekolah (SMP, SMA, MTs, dan MA) akan dibangun ruang perpustakaan. Ini merupakan rencana untuk menunjang program yang mewajibkan para siswa/santri untuk membaca minimal satu buku setiap minggu dan membuat ringkasan isi buku yang dibacanya.