
Tebuireng.online– Pengurus Organisasi Daerah (Orda) Pesantren Tebuireng mengadakan acara peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad Saw., di Masjid Ulil Albab Tebuireng pada Jum’at (31/1//2025) pagi. Acara ini dihadiri oleh Mudir Bidang Pondok, Haji Lukman Hakim, serta Pengurus Pondok Putra, Ustadz Mahmudz.
Selain itu, seluruh santri yang tergabung dalam berbagai organisasi seperti Himpunan Santri Majapahit (HISMA), Himpunan Santri Pasundan (HISPA), Himpunan Santri Lamongan (HISLA), dan Himpunan Santri Wilayah Timur Tengah (HISWITA) yang meliputi Papua, Kalimantan, Sulawesi, dan Bali, juga turut serta dalam kegiatan tersebut.
Acara diawali dengan sambutan dari Wakil Kepala Pondok Putra Tebuireng, Ustadz Mahmudz, yang mengingatkan pentingnya berorganisasi di pesantren.
“Belajar berorganisasi, belajar membangun jaringan, dan membangun komunikasi, tujuannya agar kita bisa menyambungkan ide yang luar biasa. Santri Tebuireng harus lapang dada, harus bisa menerima perbedaan, jangan mudah menilai teman-teman seenaknya sendiri,” ungkap Ustadz Mahmudz.
Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan pembacaan mahalul qiyam dan sambutan dari Mudir Bidang Pondok, H. Lukman Hakim, yang mengajak seluruh santri untuk menjaga ukhuwah antar orda. “Antar orda jangan sampai saling menjelekkan. Semoga kelak kalian bisa menjaga silaturahmi seterusnya,” ujar beliau.
Baca Juga: Santri Tebuireng Meriahkan Peringatan Isra Mikraj
Sebagai pembicara utama, Ustadz Syifa’ul Fu’ad dari Mojokerto menjelaskan makna dari peristiwa Isra Mikraj yang menjadi dasar kewajiban umat Islam untuk melaksanakan sholat lima waktu.
“Peristiwa Isra Mikraj adalah yang membuat kita mendapatkan tugas untuk sholat lima waktu,” jelasnya.
Beliau juga menceritakan bahwa selama peristiwa tersebut, segala aktivitas di bumi dihentikan oleh Allah.
“Semua kegiatan di bumi itu diberhentikan oleh Allah, makanya tidak ada yang menyadari adanya peristiwa Isra Mikraj. Rasulullah dari Masjidil Haram dijemput malaikat Jibril dengan Buraq ke Masjidil Aqsha untuk sholat terlebih dahulu, baru kemudian melanjutkan perjalanan Mi’raj ke Sidratul Muntaha. Tidak ada manusia di bumi yang tahu,” tuturnya.
Di akhir ceramah, Ustadz Syifa’ul Fu’ad memberikan motivasi kepada para santri, “Santri yang sukses itu kebanyakan adalah santri yang tidak terlalu pintar-pintar banget. Jadi, jangan takut kalau kalian merasa tidak terlalu pintar. Doa dari guru itu merata, tanpa memandang apakah santri tersebut pintar atau tidak.” Pungkasnya.
Pewarta: Albii
Editor: Rara Zarary