Fakultas Agama Islam (FAI)  Universitas Hasyim Asy'ari (Unhasy) bersama Ummi Daerah Jombang menutup acara sertifikasi guru al-Quran yang digelar sejak 2 hari sebelumnya, Senin (03/02/2024). Foto: Peserta pelatihan
Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) bersama Ummi Daerah Jombang menutup acara sertifikasi guru al-Quran yang digelar sejak 2 hari sebelumnya, Senin (03/02/2024). Foto: Peserta pelatihan

Tebuireng.online- Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) bersama Ummi Daerah Jombang menutup acara sertifikasi guru al-Quran yang digelar sejak 2 hari sebelumnya, Senin (03/02/2024). Penutupan yang berlangsung di ruang Rektorat Gedung A Unhasy itu berjalan lancar dan diikuti mahasiswa semester 8 dari 3 program studi, yakni program studi Pendidikan Guru Bahasa Arab, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, dan Pendidikan Agama Islam.

Fatkhul Arifin, S.Pd., Ketua Ummi Daerah Jombang dalam sambutannya, menyampaikan harapan dari proses, baik mulai awal hingga penutup, dapat menambah pengetahuan mahasiswa bagaimana cara mengajar al-Quran menggunakan metode Ummi yang baik dan benar. Selain itu, ia juga menyampaikan pesan dari Direktur Ummi Foundation, 3 pesan yang harus diimplementasikan peserta yang telah mengikuti sertifikasi ini, yang pertama adalah tuntutan untuk mengamalkan yang telah didapat dari sertifikasi, kemudian Continuous Improvement/ terus menerus belajar, dan menyesuaikan diri kita dan sikap dengan al-Quran.

“Yang sebelumnya jarang tahajud, sekarang senang tahajud, yang sebelumnya setahun sekali khotam al-Quran, menjadi setahun khotam al-Qur’an 2 kali atau khotam al-Quran sebulan sekali,” jelasnya.

Ia juga mengajak peserta sertifikasi untuk tidak mudah merasa puas dengan apa yang telah didapat. “Teman-teman semua, jika kita merasa hijau, bersiap-siaplah kita akan menjadi buah yang matang, tetaplah tumbuh menghijau agar kita tetap bisa berbuah, mohon untuk kita tidak merasa puas, maksudnya jika kita merasa puas kita akan tenggelam, kalau sudah tenggelam akan dibuang. Ayo, bersama sama kita menjadi pembelajar yang baik, terus improve, terus berkembang,” serunya.

Tak hanya itu, ia juga menyampaikan harapan lain dari pihak Ummi adalah untuk membangun anggapan bahwa guru Ummi ialah baik akhlaknya, ramah, sabar, dan lain-lain. Bukan suka marah, ngomel, telatan, tidak disiplin, dan sebagainyal. 

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Di sisi lain, Zuly Ahsanul Bariyyah, S.Pd., selaku trainer kelompok 1 saat diwawancarai mengaku memiliki kesan tersendiri menjadi trainer tingkat mahasiswa, pasalnya ini adalah kali keduanya menjadi trainer di tingkat mahasiswa. 

“Ada kesan tersendiri mengajar PAUD seperti apa, anak Madrasah Ibtidaiyah (MI) seperti apa, dan mahasiswa berbeda tapi sangat menyenangkan,” ungkapnya.

Zuly menilai peserta sertifikasi kali ini memiliki pemahaman dan kemampuan untuk mempraktikkan yang luar biasa. “Sangat luar biasa, ketika kami mencontoh langsung cepat bisa mempraktikkan dengan baik dan benar,” tambahnya.

Salah satu peserta sertifikasi juga membagikan kesannya mengikuti sertifikasi ini. Rahma Aulia Ningtiyas mahasiswi program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah itu mengaku bersyukur dapat mengikuti sertifikasi guru Ummi ini, pasalnya ia belajar banyak pada sertifikasi ini. 

“Senang banget, bangga sekali bisa ikut sertifikasi guru Ummi, yang sebelumnya belum tahu bagaimana cara pembelajaran Ummi mulai dari proses pembelajaran sampai admistrasi juga diajarkan oleh trainer Ummi daerah Jombang,” kata Tyas.

Lebih dari itu, menurutnya sertifikasi guru al-Quran metode Ummi ini sangat penting, karena di zaman sekarang masih terdapat banyak orang yang belum dapat membaca Al Qur’an dengan baik dan benar.

“Jadi kita sebagai calon-calon pendidik, entah itu nanti di pendidikan formal maupun non formal, kita harus bisa menjadi guru al-Quran yang bermutu,” katanya.

Ia juga menceritakan bahwa untuk bisa mengikuti sertifikasi ia harus melalui beberapa proses, di antaranya proses tashih sesuai pemetaan, kemudian tahsin untuk menguji apakah lulus untuk bisa mengikuti sertifikasi ini. Ia menyadari ini adalah bagian dari proses untuk membentuk guru yang bermutu, 

“Jika gurunya bermutu pasti akan melahirkan siswa yang bermutu juga. Jangan sampai masih ada anak yang belum bisa baca al-Quran yang baik dan benar,” pungkasnya.

Pada penutupan kali ini juga terdapat sesi pengumuman pemenang microteaching terbaik serta tim pemeroleh bintang terbanyak yang diapresiasi dengan pemberian hadiah di hadapan seluruh peserta sertifikasi.


Pewarta: Ilvi Mariana