
Tebuireng.online- MTs Salafiyah Syafi’iyah (MTs SS) Tebuireng menggelar acara pawai jalan sehat dalam rangka P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila), pada Rabu (09/10/2024). Pawai ini mengangkat tema Bhinneka Tunggal Ika dengan seluruh peserta menggunakan pakaian adat dan kreasi seni dari masing-masing budaya. Seluruh siswa yang turut meramaikan acara ini ada sebanyak 22 kelas. Rute pawai meliputi Cukir gang 2, MI Muallimat, dan kembali ke MTs Salafiyah Syafi’iyah.
Pihak sekolah sengaja mengangkat tema Bhinneka Tunggal Ika. Menurut koordinator proyek 1, Miftahul Rohman, Bhinneka Tunggal Ika adalah lambang perbedaan yang ada dalam bermasyarakat.
“Kami sengaja ngambil tema ini karena terinspirasi dengan jargon Bhinneka Tunggal Ika, santri di sini kan datang dari berbagai daerah tapi tetap menjadi 1 rukun, dan nantinya ada banyak yang ditampilkan oleh mereka, tapi karena di sini hanya ada 22 kelas, maka hanya beberapa adat daerah yang ditampilkan, yang lain menyusul,” ungkap guru Aswaja ini.
Ada beberapa budaya yang sudah disiapkan oleh anak-anak untuk ditampilkan saat pawai berlangsung, seperti budaya dari Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua, Bali, Jawa Tengah, Jakarta, Sulawesi, Sumatra, dan masih banyak yang lainnya.
Seperti kelas 7H, yang menampilkan adat Yogyakarta, mereka mengaku excited mengikuti pawai P5 ini, “Semua ini kami buat secara mandiri, mulai busana, make up, dan tongkat,” ungkap Ayu.
“Ini cuma seminggu kak, kita nyiapin, sampai kita lembur di kamar juga,” tambah Danesh, teman Ayu.
“Senang tapi sedih juga, senangnya bisa belajar hal baru, sedihnya mepet 1 minggu persiapan, dan pas diundi dapat adat Jogja,” ucap Yumna, dari kelas 7H.
Selain itu, dari kelas 7G yang dapat adat Maluku Utara juga mengaku sangat riweh membuat kostum mandiri.
“Untuk busana, kami bikin sendiri kak, dari kain flanel, terus make up juga kami sendiri, bareng-bareng tadi pagi, dan ini kami buat posternya juga tadi kak,” ungkap serentak Sania, Hasna, Ziya, dan yang lain.
“Tapi kami senang kak, meskipun riweh itu yang membuat kami kreatif,” pungkas mereka.
Sementara itu, dari kelas 8E juga tak kalah epik dengan karyanya, mereka mendapat bagian adat Sumatera Barat, menurut mereka hal yang paling sulit dibuat adalah icon dari padang, “Persiapan yang paling lumayan susah itu saat buat jam gadang kak, kita buat itu 5 tingkat, terus ini topi gadang juga,” ungkap Mutia.
Tidak mau kalah dengan jam gadang 5 susun, 8A menampilkan suguhan yang juga menarik, membawa icon hewan endemik dari daerah yang diusung yakni Sulawesi Barat, “Ini burung maleo kak, kami buatnya dibantu oleh salah satu wali murid dari temen kami yang dari Bojonegoro, terus sayapnya kami rangkai sendiri di sini, trs ada ikan juga kak, soalnya Sulawesi kan terkenal dengan hasil lautnya yang banyak terutama ikannya,” jelas Muhammad Irsyadil Ibad.
Sedangkan dari kelas 9D juga menampilkan suguhan yang lucu, mereka mengangkat tema pernikahan khas Jakarta yang di dalamnya ada ondel-ondel dan berbagai penampilan lainnya.
“Sengaja kita bawa icon mantenan kak, ada pengantin yang naik becak, terus diiringi oleh ondel-ondel dan kembang kelapa, terus dibelakang juga ada jajanan khas Jakarta,” ucap Noval Rafa Aditya.
Semua mengapresiasi kreativitas yang dibuat oleh siswa-siswi MTs SS, seperti Ifa Azizah guru BK MTs SS yang ikut merasa bangga anak didiknya sudah bisa membuat tampilan yang bagus.
“Alhamdulillah, bangga sekali dengan mereka, dan kami sebagai guru memiliki harapan gang besar kepada mereka di masa dewasa kelak, semoga bisa menjadi seorang yang kreatif, pandai, sholeh sholeha, karna sudah dilatih dari sekarang” ujarnya.
Pewarta: Albi