Kepala Sekolah MTs SS, Ustadz Iskandar, S.Hi, S.Pd memberikan sambutan dalam acara Pawai Budaya siswa-siswi MTs Salafiyah Syafi’iyah Tebuireng pada hari Rabu (9/10/2024) di halaman sekolah. (foto: ayu)

Tebuireng.online— Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Safiyah (MTS SS) mengadakan kegiatan P5RA ”Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan lil Alamin” yang diadakan untuk memenuhi kurikulum merdeka. Acara ini disambut sangat positif oleh siswa-siswi, para guru di halaman sekolah pada Rabu (9/10/2024).

Dalam sebuah wawancara, Miftahur Rahman selaku koordinator dan guru di MTs SS mengungkapkan, “kita sudah tiga tahun ini mengikuti memperlakukan kurikulum RDK.  Ini tahun yang ketiga kita melakukan kegiatan proyek ini.  Selama kurikulumnya belum berubah, konsepnya masih kurikulum RDK  dengan aturan seperti yang sekarang, ya pasti itu akan semua sekolah pasti akan menjalankan.”

Adapun tema yang diangkat dalam P5 ini yaitu pertama ini tentang temanya, Bhinneka Tunggal Ika. Yang dimana  sub-temanya yang  diambil adalah Pawai Budaya Nusantara, yang sangat disambut dengan sangat antusias oleh seluruh siswa siswi dan para guru.

Setiap kelas dibagi ada yang jadi Provinsi DKI, Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah,  Jogja, Sulawesi, Sumatera. Dan  tiap siswa wajib memakia atribut sesuai dengan daerah yang sudah ditentukan. 

Baca Juga: Pawai Budaya, Ini Respon Positif Siswa MTs SS Tebuireng

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Harapan dengan memilih tema tersebut para siswa dan siswi bisa saling toleranis dan menjaga kerukunan, walau berdeba-beda tapi tetap satu jua,” ungkapnya.

Seperti yang dikatakan oleh Miftahur Rahman, “itu yang disasar nanti harapannya itu mereka walaupun berbeda-beda, sesuai dengan latar belakang santri kita di Tebuireng kan dari berbagai daerah. Dengan adanya kegiatan seperti ini, kerukunan itu semakin terjadi.  Walaupun berbeda-beda, tetap satu juga sesuai dengan jargonya Bhinneka Tunggal Ika,” ungkapnya saat diwawancarai.

Dalam acara pawai budaya ini diharapkan untuk ke depannya para siswa bisa dan siswi bisa mengetahui nilai budaya nusantara dan bukan hanya sekededar teori yang hanya di pelajari disekolah yang bahakan bisa tidak sesuai dengan ekspetasi mereka yang tentunya memberikan pengalaman belajar untuk anak.

“Ya, intinya kita kegiatan proyek itu kan sebenarnya endingnya itu bukan hasil.  Hasil proyek yang kita peroleh ketika melakukan kegiatan itu bagaimana enggak. Tapi maksud dan tujuan dari kurikulum melakukan seperti itu, itu memberikan pembelajaran kepada siswa dalam bentuk yang real,” terang Miftahur.

Menurutnya kegiatan ini menandakan bahwa tidak ganya teori di kelas, real melakukan aktivitas di lapangan yang mereka itu mengalami, tapi istilahnya pengalaman belajar. Dengan harapan antara teori dengan praktik itu  kadang tidak selalu sejalan, kadang berbanding terbalik.

Untuk diketahui setelah pagelaran acara pawai budaya ini, keesokan harinya di hari Kamis (10/10/2024) seluruh siswa-siswi MTs SS juga mengadakan pagelaran Pentas Seni yang diinisiasi sebagai program tahunan OSIS.



Pewarta: Ayu