
Tebuireng.online – Guru pendidikan dasar dituntut memiliki kreatifitas yang tinggi, karena anak-anak usia SD/MI masih perlu dipancing dengan hal-hal yang menarik dan mengasyikkan. Untuk itu, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) Tebuireng Jombang, memantik kreativitas para mahasiswa-mahasiswinya untuk berkreasi seni. Karya yang mereka buat lalu dipamerkan di lobi Gedung Fakultas Agama Islam (FAI) Unhasy pada Ahad (24/12/2023).
Dosen mata kuliah kesenian, Ratih Asmarani menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk persiapan para calon guru MI untuk masuk dunia pendidikan secara praktis. Hal ini berkaitan juga dengan pendidikan yang menyenangkan dan menarik untuk anak-anak usia pendidikan dasar.
“Ya ini untuk meningkatkan kreatifitas para mahasiswa, karyanya kita sesuaikan dengan anak-anak karena mereka ‘kan PGMI”, ungkap calon doktor pendidikan seni tersebut di sela-sela membantu pameran karya-karya mahasiswa PGMI.
Beberapa karya yang ditampilkan di sana, antara lain lebih rinci terdiri dari, menggambar flora dan fauna kertas A3, memahat sabun, melukis telenan, melukis abstrak kanvas, kolase, topeng bubur kertas, ecoprinting, membuat baju daur ulang, dan membuat miniatur rumah dari stik es krim
Bahkan para mahasiswa juga membuat sendiri makanan dan minuman pasar, seperti sawut, nagasari, lumpia, ongol-ongol, dan minas. Untuk minuman tradisional, mereka menyediakan jamu sinom. Makanan dan minuman tersebut dapat dinikmati pengunjung pameran, baik dari unsur dosen, karyawan, maupun mahasiswa dengan gratis.
Peserta yang mengikuti pameran merupakan mahasiswa PGMI Unhasy semester 3 angkatan 2022, yang berjumlah 30 orang.
Salah satu peserta, April, menjelaskan kesannya mengikuti kegiatan ini. Ia mengaku senang dan merasa seru karya ambil bagian dari pameran karya seni ini.
Ia menjelaskan bahwa pameran karya seni rupa merupakan kegiatan yang sangat menarik. Karena dapat menciptakan pengalaman visual yang mendalam terhadap mahasiswa.
“Karya-karya yang dipamerkan juga menggambarkan sebuah keindahan, keberagaman, dan kreativitas para mahasiswa,” tambahnya.
Ia juga berpesan saya kepada para generasi muda agar tidak pernah berhenti untuk berkarya dan mengasah kreatifitas.
“Setitik ide dari imajinasi jika dituangkan dalam sebuah karya akan menjadi sebuah seni yang sangat bermakna. Secara tidak langsung dengan hal tersebut kita telah merawat seni dan budaya lokal,” pungkas mahasiswi yang bertugas sebagai seksi penjaga pameran tersebut.

Pewarta: Aros