Sebuah ilustrasi percakapan antar dua insan.

Kejar Bahagiamu
Bencilah kepadaku sebenci bencinya
dan akan aku paksa diriku untuk lari sejauh jauhnya
menghindar dan tak mengganggu dirimu
karena dalam ceritamu


tetap akulah penjahatnya
entah seberapa jauh usahaku tuk baik kepadamu
selalu kau sepelekan


aku telah sadar
seindah apapun senja
akan sia sia bagi orang buta
dan semerdu apapun burung berkicau


akan sia-sia bagi orang tuli
aku tak lagi mengemis perhatianmu
kejarlah bahagiamu dengan orang lain
hiduplah bersamanya


aku akan jadi orang yang lebih menghargai diriku
dan semoga suatu hari nanti kau akan menyadari
bahwa kau dulu pernah dicintai hebat
oleh insan sepertiku
namun kau tak akan pernah temui di orang lain

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Mengapa
Kala itu kau meyakinkanku
terhadap semua ragu
yang membelenggu dalam pikiranku
tapi mengapa

jika kau berkata suka hujan
namun mengapa kau membuka payung
kala hujan menyambutmu
kau berkata suka Mentari

namun mengapa kau mencari tempat berteduh
dikala mentari bersinar menyapamu
kau berkata suka angin
namun mengapa kau menutup jendela
dikala angin mulai membelaimu


Bolehkah Aku Menang
Aku tak mau menjadi
orang asing di akhir cerita
entah itu menjadi
orang yang mengganggu
atau orang yang tak pernah ada di hatimu

aku tak mau menjadi itu
entah aku menunggu berapa lama
namun haruslah kau tahu
tentang rasa yang aku miliki

yang pasti aku akan menyayangimu
sampai kapanpun
ku sulam dalam dekap malam
lewat doa yang selalu aku panjatkan

semoga kau menjadi
iya yang aku semogakan
dan bolehkah aku menang kali ini


Merajut Kasih
Saat waktu itu tiba
izinkanku untuk menjadi teduh
atas derita yang kau jalani
yang terkadang kau sembunyikan lara itu

dibalik matamu
dan berikanlah kepercayaan itu
menyulam dengan rajutan kasih bersama sayang
dibawah langit malam

yang bertabur bintang bersinar
ku harap kau juga berusaha
bersama membangun cinta
menggapai ridho Ilahi



Penulis: Amalia Dwi Rahmah, pegiat literasi