Ibu Nyai Lelly Lailiyah Hakim dalam tayangan YouTube Muslim TV.

Tebuireng.online— Program Assalamualaikum Indonesia dalam channel Youtube Muslim TV gelar diskusi “Pengembangan SDM Pesantren sampai di mana?” bersama Bunyai Lelly Lailiyah Hakim, istri Pengasuh Pesantren Tebuireng.

Dalam acara yang membincang soal SDM pesantren itu, hadir pula Prof. Dr. Muhamad Nafik Hadi Ryandono, Ketua BPBRIN Unair Surabaya dan Prof. Dr. H. Suparto Wijoyo, Guru Besar Hukum Lingkungan dan Wakil Direktur II Sekolah Pascasarjana Unair sebagai pensyarah. 

Tayangan berdurasi kurang lebih satu jam itu dipandu oleh Muhammmad Nashir pada Kamis (21/12/2023). Pada kesempatan itu, Bu Nyai leli menyebutkan bahwa pesantren Tebuireng menginginkan sebuah segitiga koneksi antara  santri, pengurus dan wali santri. 

Di sesi diskusi itu, beliau juga menjelaskan cara mempertahankan kualitas output yang ada di pesantren. Yakni dengan tetap mempertahankan tradisi dan  mengikuti perkembangan zaman yang ada. 

“Kita tidak meninggalkan tradisi tapi kita mengikuti zaman. Kita tetap adakan sorogan, pengajian, dan yang pembaharuan, dengan memberikan fasilitas sesuai dengan kebutuhan,”tambah beliau. 

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Tak hanya itu, menurut pengamatan beliau boarding school yang banyak diminati, sehingga Tebuireng membuat SMA Train Sains dan juga SMP Sains. Yang mana dalam proses pelajarannya berkaitan dengan ayat-ayat al qur’an. Semisal pergerakan bumi, yang terdapat dalam ayat al qur’an. 

Lebih lanjut dalam perbincangan tersebut beliau ditanya tujuan dari  pengembangan sumber daya di pesantren. Dalam hal ini beliau mengutip dawuh KH. Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur.

“Bahwa apa pun profesi santri nanti, entah Dokter, Insiunyur, Politikus harus tetap berpikir layaknya santri yang melaksanakan sesuatu dengan hati dan ilmu.” 

Lebih lanjut beliau juga menjelaskan bagaimana cara pandang menentukan kualitas sumber daya pesantren. 

“Maka lihat produknya. Contoh KH. Abdul Wahid Hasyim itu mampu menjadi panitia sembilan yang merumuskan piagam Jakarta,”jelasnya.

Diakhir diskusi  bu nyai Lelly Lailiyah atau akrab disapa nyai Leli juga menyebutkan bagaimana santri diharuskan belajar dengan hati, pun sebaliknya para guru juga dianjurkan mengajar dengan hati sebagaimana tertuang dalam Adab al-Alim wa al-Muta’allim. 

Selain itu beliau juga menambahkan bahwa pesantren tidak hanya bertanggung membangun pengetahuan saja, namun juga membangun kepribadian.

Pewarta: Ilvi Mariana