
Tebuireng.online- Melanjutkan agenda dari silaturahmi pengasuh dan wali santri baru, unit pendidikan Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Syafi’iyah (MTs SS) menggelar pertemuan wali murid baru tahun ajaran 2025/2026 pada Kamis (03/07/2025) bertempat di aula dan halaman MTs SS.
Ketua Komite MTs SS, Anas, M.H.I., dalam sambutannya menyampaikan bahwa tugas komite adalah sebagai penghubung antara wali murid dengan pihak sekolah. Ia juga menegaskan bahwa mendidik anak adalah tanggung jawab utama orang tua, namun karena berbagai kondisi, anak akhirnya dititipkan di sekolah. Ia menekankan pentingnya peran wali murid dalam mendukung kesuksesan anak, paling tidak mendoakan anak.
“Pesan saya, kalau nanti pamit anak jangan nangis. Apa tidak boleh nangis? Boleh, tapi jangan di hadapan anak. Nanti malam doakan anak menjadi anak yang sholih/sholihah,” pesannya.
Ia juga mengajak para wali untuk turut berkontribusi dalam membesarkan madrasah. “Mari kita bersama-sama membesarkan nama Madrasah SS ini sesuai dengan kontribusi yang kita miliki,” serunya.
Pengawas Madrasah dari Kementerian Agama Kabupaten Jombang, Dr. Imroatus Sholihah, S.Pd., M.Pd., menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan menyamakan visi dan misi antara sekolah dan wali santri. “Intinya adalah menyerahkan anak pada sekolah. Di madrasah ada aturan, di sekolah juga ada aturan,” ujarnya.
“Kerasan tidaknya putra-putri njenengan tergantung njenengan. Kalau anak-anak di-angen-angen terus, ya bisa tidak kerasan. Tapi jangan anaknya dibiarkan. Boleh berkomunikasi, tapi harus ada batasan, tahu waktu,” pesannya. Ia menambahkan bahwa kepasrahan itu harus dikomunikasikan juga kepada Allah Swt. melalui doa.
Wali murid asal Demak, M. Ma’ruf, menyampaikan kesan pertamanya. Ia mengaku bahwa dari sekian banyak pesantren yang dikunjungi selama liburan, anaknya mantap memilih Pesantren Tebuireng, khususnya unit MTs SS. “Ke sini keinginan anak, pingin pesantren Tebuireng, MTs SS. Orang tua mendukung, jadi suporter karena positif,” katanya.
Ia menambahkan, bahwa alasan lain mempercayakan pendidikan anaknya di Tebuireng adalah sanad keilmuan dari Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari. “Pesantren banyak, tapi kalau sekarang pilih pondok harus hati-hati. Keluarga NU, jadi tujuan awal memang sini,” ucapnya.Menurutnya, pendidikan agama sangat penting di tengah dunia digital yang serba terbuka.
“Saya yakin guru-guru di sini sudah punya kemampuan lebih, karena sudah berdiri lama,” ujarnya.
Ia berharap anaknya berhasil di dunia dan akhirat. “Anak berhasil hak Allah, bukan kami. Tugas kami ikhtiar. Harapannya, berhasil dunia akhirat,” pungkasnya.
Sulastri, wali murid asal Kalimantan, mengungkapkan alasan mempercayakan pendidikan anaknya di MTs SS.“Karena di Kalimantan kalau pendidikan agama itu minus. Kalau sekolah yang agama, itu untuk pondasi anak. Itu yang utama. Karena kalau memiliki landasan agama, anak akan memiliki akhlak yang baik, tata krama, dan menghargai orang tua.”
Ia juga ingin anaknya belajar mandiri dan memahami jati diri. “Harapannya, anak bisa berguna bagi bangsa, menjadi mandiri, jadi suri tauladan bangsa dan negara,” pungkasnya.
Maftuhatus Sholihah, wali murid asal Sidoarjo, juga memiliki harapan serupa. Ia ingin anaknya mendapatkan ilmu agama yang cukup dan keberkahan dari pesantren Tebuireng. “Enaknya, satu kamar satu jenjang, ada pembina setiap kamar. Dan pastinya ingin mendapatkan barokah,” ujarnya.
Baca Juga: Perwakilan Mts Salafiyah Syafi’iyah Juara 3 Futsal di PORSENI Jombang
Pewarta: Ilvi Mariana
Editor: Muh Sutan