Kiai Mustaqim Askan menyampaikan khutbah Jumat di masjid Tebuireng

Oleh: Kiai Mustaqim Askan*

الحمدُ لِلّهِ الذِي خَلَقَ ٱلۡإِنسَـٰنَ فِیۤ أَحۡسَنِ تَقۡوِیمࣲ والذِي َهَدَانَا لِطَرِيْقِ القَوِيْمِ وَفقَّهَنَا فِي دِيْنِ المُسْتَقِيْمِ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ شَهَادَةً تُوْصِلُوْنَ بِهَا الَى جَنَّةِ النَعِيْمِ وَتَكُوْنَ سَبَبًا لِنَظْرِ وَجْهِهِ الكَرِيْمِ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ النَبِيُّ الرَّؤَوْرُ الرَحِيْمُ

اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّم وَبَارِك عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإحْسَانٍ إَلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

اَمَّا بَعْدُ اُوْصِي نَفْسِيْ وَاِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ

فَقَالَ تَعَلَى فَقَالَ تَعَلَى یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَقُولُوا۟ قَوۡلࣰا سَدِیدࣰا یُصۡلِحۡ لَكُمۡ أَعۡمَـٰلَكُمۡ وَیَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۗ وَمَن یُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدۡ فَازَ فَوۡزًا عَظِیمًا

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Jamaah Jum’at yang Berbahagia

Saya mengingatkan kepada diri saya sendiri serta jamaah sekalian, agar senantiasa memperkuat kualitas takwa dan keimanan kita. Mari kita kembali untuk muhasabah, mengevaluasi, dan meneliti terhadap apa yang kita lakukan, mana yang dapat menjadi investasi kebaikan, dan mana yang perlu kita sempurnakan. Sehingga dengan kesadaran melakukan kalkuasi, kita senantiasa dalam usaha untuk menyempurnakan ibadah. Kemudian melakukan apa yang pantas dan memperbaiki apa yang harus disempurnakan. Semoga kita semua mendapat ridha dari Allah.

Jamaah Jum’at yang Berbahagia

Dalam sebuah kisah pernah diceritakan ketika Umar ibn Abdul Aziz ditunjuk sebagai khalifah oleh raja Sulaiman ibn Abdul Malik, beliau menangis dan mengucapkan Inna lillahi wa Inna Ilaihi Rajiun. Alasannya, karena jabatan itu merupakan amanah besar yang harus dipikul. Beliau merasa masih manusia yang penuh dosa di sisi Allah, serta tidak pantas menjadi khalifah. Walaupun itu merupakan hasil tunjukan raja.

Perlu diketahui beliau ini termasuk khalifah yang menolak fasilitas kendaraan dinas, berupa seekor kuda yang bagus berikut kusirnya. Bahkan kabarnya kendaraan tersebut dijual dan uangnya masuk kas negara. Karena beliau seorang khalifah beliau perlu seseorang untuk dijadikan penasihatnya. Beliau ternyata punya cara sendiri. Secara diam-diam Umar ibn Abdul Aziz sengaja mengangkut sebuah batu besar lalu diletakkan di tengah jalan. Kemudian beliau menunggu dan mengawasi batu tersebut sambil bersembunyi. Ia perhatikan batu itu dari pagi sampai menjelang malam. Sangat wajar jika ternyata dengan adanya batu yang besar itu, tidak serta merta orang itu mau peduli, bahkan membiarkan dengan begitu saja.

Akan tetapi ada seorang pemuda melewati batu yang diletakkan di tengah jalan itu tadi sambil memperhatikannya, hanya saja ia melihat hanya sekilas. Pemuda itu memperhatkan tanpa melakukan apa pun. Tak lama kemudian ada pemuda yang melintasi batu itu, dan sama dengan pemuda sebelumnya yang cuma memperhatikan batu itu.

Ternyata menjelang malam yang membawa gerobak melewati batu besar itu, dan ia mengatakan “Masha Allah, ada batu besar di tengah jalan.” Jika tidak saya pindahkan batu ini, batu ini akan membahayakan orang lain di malam hari. Dengan susah payah kakek itu memindahkan batu tersebut ke dalam gerobaknya untuk dibawa ke tempat yang lebih aman. Umar ibn Abdul Aziz yang melihat kakek tua itu akhirnya mantap untuk mengangkat kakek itu menjadi penasihat.

Tentu Umar ibn Abdul Aziz melakukan hal itu dengan tujuan untuk mencari penasihat yang baik dan bijak. Di samping itu juga memberikan contoh kepada kita terhadap hal apa pun yang harus dilakukan ketika memilih seseorang adalah mengutamakan akhlakul karimah. Kakek tua tadi merupakan sebuah contoh yang mempunyai akhlak dan kebijaksanaan dibandingkan dua pemuda yang hanya sekedar lewat tanpa melakukan apa pun. Oleh karena itu bukan hanya kepandaian saja yang dibutuhkan, melainkan lebih dari itu adalah akhlak dan kebijaksanaan.

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم وَقُل رَّبِّ ٱغْفِرْ وَٱرْحَمْ وَأَنتَ خَيْرُ ٱلرَّٰحِمِينَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

*Guru Senior Tebuireng

Pentranskrip: Yuniar Indra Yahya