Ilustrasi: dunia paralel (source: tribunnews)

Siapa yang tak mengerti Albert Einstein, seorang ilmuwan dan fisikawan teoritis terkemuka yang sempat meneliti tentang dunia kuantum dengan para ilmuwan lainnya. Berkat kejeniusannya, nama Einstein telah mendunia. Bahkan, ia pernah mengemukakan kata ilmiah seperti ‘Tuhan tidak bermain dadu’. Hal itu ia ungkapkan ketika terjadi perdebatan serius antara Einstein dan Niels Bohr perihal dunia paralel.

Berbicara mengenai dunia paralel, hal ini sudah beberapa kali dibahas pada film Marvel Cinematic Universe. Hal ini juga menjadi jalan cerita untuk mengulas tentang konsep multiverse pada film “Spiderman No Way Home” dan “Multiverse of Madness”. Namun, untuk membahas tentang konsep tersebut, pihak marvel lebih mengedepankan teori kuantum yang menjadi latar belakang adanya konsep multiverse dalam film Ant-Man.

Pihak Marvel menjadikan Dr. Spiros Michalakis sebagai konsultan skenario untuk mengungkap Partikel Pym terlebih dahulu pada film Ant-Man. Pada dasarnya, partikel Pym merupakan sebuah cairan yang mampu membuat sebuah materi menjadi kecil, seperti halnya semut.

Kuantum, pada dasarnya merupakan partikel-partikel kecil yang bernama atom. Namun, dibalik adanya hal itu ternyata atom masih terdiri dari berbagai komponen yakni elektron, neutron dan proton. Hal ini bisa ditemukan dalam kajian tertinggi dalam ilmu fisika yaitu, fisika kuantum. Fisika kuantum merupakan kajian yang mengulas tuntas tentang partikel subatomik.

Dari sini, para ilmuwan fisika terbagi menjadi 2 kubu untuk memecahkan teori dunia paralel. Kubu Einstein dan kubu Niels Bohr. Kubu Einstein memaparkan bahwa dunia paralel berawal dari sebuah ledakan. Teori demikian dikenal dengan istilah ‘Kosmologi’ dimana partikel kecil tercipta akibat ledakan bigbang.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Berbeda halnya dengan teori yang dibawa oleh Niels Bohr. Ia memaparkan keberadaan dunia paralel dari sudut pandang teori kuantum. Paralel akan tercipta kapanpun ketika sebuah kejadian yang memicunya, karena berhubungan dengan terpecahnya realitas menjadi 2 ataupun lebih yang masing-masing menjalani timeline yang berbeda. hal ini juga dibuktikan oleh rumus schrodinger.

Keberadaan dunia paralel merupakan keberadaan partikel subatomik. Partikel tersebut merupakan realitas antara ruang dan waktu yang tidak lagi relevan. Neil Johnson, mengungkapkan bahwa apa yang telah diteliti oleh Einstein benar adanya. Karena, bagaimanapun juga keberadaan sebuah partikel harus diawali oleh ledakan bigbang beberapa triliunan tahun yang lalu.

Alih-alih membicarakan tentang dunia kuantum, pemikiran al-Ghazali dalam bukunya Tahafut al-Falasifah beberapa di antaranya mempunyai kesejajaran dengan teori kuantum. Gagasan kuantum bukanlah gagasan sekuler yang menjauhkan umat dari Allah, melainkan gagasan yang sesuai dengan teologi atau kalam al-Asy’ari.

Hal penting dalam Teori Quantum adalah bahwa alam semesta sebetulnya satu kesatuan tak terpisahkan. Ketika satu bagian terganggu, bagian lain akan terpengaruh dan pada akhirnya, cepat atau lambat, akan merusak keseimbangan alam semesta. Contoh yang lebih membumi adalah perusakan hutan.

Kegiatan ilegal ini akan mempengaruhi kondisi tanah, air, udara, kehidupan hewan dan tumbuh-tumbuhan lainnya. Bahkan mempengaruhi ozon dan cahaya matahari dan pada puncaknya adalah memengaruhi kehidupan individu, sosial, politik, dan ekonomi masyarakat.

Tentu masih segar dalam ingatan kita bagaimana penebangan hutan liar di Aceh menyebabkan beberapa kali banjir bandang dan “banjir” masalah sosial, serta “banjir” masalah moral karena banyak bantuan sangkut dalam saluran panjang. Jumlah bantuan akan berkurang satu angka nol pada setiap pos. Demikian juga pembakaran lahan dan hutan di Riau memunculkan protes dari negara tetangga, lalu menjadi komoditas politik internasional.

Sebaliknya, jika yang dilakukan adalah melestarikan hutan, maka yang akan terjadi adalah kelestarian ekosistem: air tanah yang bersih tetap tersedia, udara segar tetap ada, kehidupan hewan berkembang, tumbuhan terjaga, dan pada puncaknya semua segi kehidupan menjadi lestari. Di sini tampak jelas kesatuan dan saling pengaruh antara benda di alam semesta.

Dalam Al-Quran, Teori Kuantum ini dengan amat cantik telah dijelaskan pada surat al-Maidah ayat 32;

 مَنْ قَتَلَ نَفْسًا ۢ بِغَيْرِ نَفْسٍ اَوْ فَسَادٍ فِى الْاَرْضِ فَكَاَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيْعًاۗ وَمَنْ اَحْيَاهَا فَكَاَنَّمَآ اَحْيَا النَّاسَ جَمِيْعًاۗ

Jika ini dijadikan cermin bagi peristiwa-peristiwa pembunuhan dan penganiayaan yang akhir-akhir terjadi di Aceh, maka korban perbuatan keji itu sebetulnya bukan hanya orang yang meninggal itu, tetapi rakyat Aceh, Indonesia, bahkan penduduk seluruh dunia. Paling kurang, para pelaku telah “membunuh” rasa keamanan, ketentraman, dan kedamaian yang telah terbina dengan apiknya dalam masyarakat. Yang mereka bunuh adalah kemanusiaan kita. Para pelaku sudah merusak mizan dalam alam semesta.

Ayat ini juga menyatakan bahwa menjaga kehidupan satu orang manusia berarti sudah melestarikan kehidupan manusia sejagat. Ini karena setiap manusia terhubung dengan manusia lain melalui mizan. Demikian juga antara manusia dan lingkungannya, bahkan dengan alam semesta diikat dengan tali mizan. Karena itu, sangatlah benar ketika Nabi Saw., bersabda: “Orang-orang mukmin itu bagaikan satu orang, apabila kepalanya terasa sakit, maka seluruh tubuhnya ikut sakit.” (HR. Muslim).



Penulis: Moehammad Nurjani

(Mahasantri Mahad Aly An-Nur II Al-Murtadlo)