Bu Nyai Nur Rofi’ah, saat mengisi materi dalam forum Keluarga Maslahah bersama kader NU Jawa Timur, di Pesantren Tebuireng. (foto: tebuirengonline)

Berbincang mengenai isu kesetaraan gender memang tidak bisa hanya mencukupkan pada pengamatan terhadap wacana-wacana praktis yang mengelilinginya, seperti gerakan feminis. Namun, perlu upaya dalam melihat kembali berbagai persoalan yang muncul kaitannya dengan relasi antara laki-laki dan perempuan selama ini.

Apakah isu gender di sini merupakan sebuah justifikasi suatu kelompok yang digunakan untuk menghegemoni kelompok lain, atau merupakan tawaran solusi dari berbagai persoalan yang ada menyangkut hubungan laki-laki dan perempuan? Kedua pertanyaan tersebut sampai saat ini terus menjadi perdebatan. Karena memang keduanya berangkat dari ruang yang berbeda pula.

Salah satu ulama perempuan penggerak itu adalah Nyai Nur Rofiah. Beliau merupakan seorang akademisi dan tokoh perempuan Muslim dari Indonesia yang aktif mengkampanyekan isu-isu gender dan permasalahan perempuan. Dalam bukunya, Nyai Nur Rofiah membedakan pengalaman perempuan menjadi dua jenis: pengalaman biologis dan pengalaman sosial.

Baca Juga: Nyai Nur Rofi’ah Kenalkan Konsep Keluarga Maslahah

Secara biologis, perempuan mengalami menstruasi, hamil, melahirkan, nifas, dan menyusui. Pengalaman biologis ini bersifat kodrati dan hanya dialami oleh perempuan. Sementara itu, pengalaman sosial perempuan bersifat irādati, di mana perempuan sering kali dihadapkan pada stigmatisasi, marginalisasi, subordinasi, kekerasan, dan beban ganda. Situasi ini disebabkan oleh kuatnya sistem patriarki yang mengakar kuat di masyarakat, di mana pun dan kapan pun.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Mengenal Sosok Nyai Nur Rofi’ah

Nyai Nur Rofiah (lahir di Randudongkal, Pemalang, Jawa Tengah, 06 September 1971) adalah akademisi dan tokoh perempuan muslim asal Indonesia. Nyai Nur Rofiah merupakan putri dari pasangan Qusyaeri (ayah) dan Seha (ibu).  Sejak kecil n Nyai Nur Rofiah digembleng dalam kultur keluarga Nahdlatul Ulama.

Ibunya meninggal saat Nyai Nur Rofiah masih duduk di kelas 2 SD. Beberapa tahun setelahnya, ayahnya juga meninggal dunia pada saat Nyai Nur Rofiah berada di kelas 6 SD. Pendidikan SD diselesaikannya di tanah kelahirannya di Randudongkal, Pemalang. Setelah lulus SD, Nyai Nur Rofiah melanjutkan pendidikan MTs dan MA di Jombang, Jawa Timur, tepatnya di Madrasah Salafiyah Syafi’iyah (MASS) Yayasan Khoiriyah Hasyim.

Nyai Nur Rofiah pernah mendalami ilmu agama di dua pondok pesantren, yaitu Pondok Yayasan Khoiriyah Hasyim Seblak Jombang Jawa Timur (1984-1990) dan Komplek Hindun Yayasan Ali Ma’shum Krapyak Yogyakarta (1993-1996). la mendapatkan gelar sarjana dari program S1 jurusan Tafsir-Hadis Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta (kini menjadi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga) pada 1995.

Ketertarikannya untuk mendalami topik seputar gender dalam Islam mulai menguat saat ia membaca novel “Perempuan di Titik Nol” (1975) karya penulis dan aktivis perempuan Mesir, Nawal El Sadawi. Saat itu, Nyai Nur Rofiah juga sempat menjadi anggota PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) dan mengetuai Kopri (Korps Putri) Fakultas Ushuluddin.

Selama berkuliah di Yogyakarta, Nyai Nur Rofiah bersinggungan dengan pemikiran para tokoh yang turut mewarnai cara pandangnya terhadap isu-isu Islam dan perempuan, yaitu KH Abdurrahunan Wahid, Nursholish Madjid, Ahmad Wahib, Fazlur Rahman, Hasan Hanafi, Riffat Hassan, Amina Wadud, dan tokoh- tokoh lainnya. Setelah lulus S1, Rofiah mendapatkan beasiswa ke Turki dan melanjutkan pendidikan magister dan doktoralnya di Universitas Ankara, Turki, yang masing-masing diselesaikannya pada 1999 dan 2001. Selain mengajar di PTIQ, Nyai Nur Rofiah juga aktif dalam beberapa organisasi, yaitu Fatayat NU, LKK NU, Rahima, dan Alimat.

Nyai Nur Rofiah saat ini berstatus dosen PNS Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang diperbantukan sebagai pengajar di Pascasarjana Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran (PTIQ) Jakarta. Ia mendapatkan gelar doktor dalam bidang Ilmu Tafsir Alquran dari Universitas Ankara, Turki. Bukunya yang berjudul “Kajian tentang Hukum dan Penghukuman dalam Islam: Konsep Ideal Hudud dan Praktiknya” diterbitkan oleh Komnas Perempuan pada 2018. Nyai Nur Rofiah juga menulis prolog untuk buku “Qiraah Mubadalah: Tafsir Progresif untuk Keadilan Gender dalam Islam” (2019) yang ditulis oleh Faqihuddin Abdul Kodir.

Baca Juga: Keadilan Hakiki bagi Perempuan Perspektif Nyai Nur Rofiah

Rofiah dikenal sebagai salah satu pegiat kajian keadilan gender dalam Islam yang secara teratur mengadakan kegiatan kajian, baik secara daring maupun luring. Kajian Nyai Nur Rofiah yang telah dimulai sejak pertengahan 2019 ini diberi nama Ngaji Keadilan Gender Islam (Ngaji KGI). Ia juga menjadi salah satu pemateri utama dalam Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) pertama pada 2017 yang diselenggarakan di Pesantren Kebon Jambu, Babakan, Cirebon, Jawa Barat. Dalam konferensi tersebut, ia membawakan materi berjudul “Metodologi Studi Islam Perspektif Ulama perempuan”.

Buku dan Karya Ilmiah Nyai Nur Rofiah

  1. Peranan Sahabat Nabi dalam Pembentukan Sunah Muslim (Skripsi)
  2. Qur‟an‟a Transformatif Bir Yaklasim (Pendekatan Transformatif terhadap Al-Qur‟an – Tesis dalam Bahasa Turki)
  3. Qur‟an Butuncul Bir Yaklasim (Pendekatan Integral terhadap al- Qur‟an, Disertasi dalam bahasa Turki)
  4. Memecah Kebisuan Agama Mendengar Perempuan Korban Kekerasan Demi Keadilan (buku)
  5. Hudud Antara Konsep dan Praktek
  6. Ragam dalam Keragaman (artikel di Kompas)
  7. Idul Fitri and Its Message of Humanity (The Jakarta Post)
  8. Menggugat Monopoli Tafsir al-Qur‟an (Suara Pembaharuan)
  9. Beberapa artikel tentang Metode Studi al-Qur‟an, keluarga, perempuan, gender, kesehatan reproduksi di koran, majalah, dan media online.
  10. Nalar Kritis muslimah, refeksi atas keperempuan, kemanusian dan keislaman (buku).


Penulis: Dimas Setyawan