
Teori Spiral Keheningan menjelaskan bagaimana opini publik terbentuk dan bagaimana individu bereaksi terhadap tekanan mayoritas. Teori ini berasal dari hasil pengamatan yang menyatakan bahwa media dapat mempengaruhi opini publik. Pengaruh media dalam pembentukan opini publik secara langsung berhubungan dengan kebebasan berpendapat dan memicu timbulnya kelompok mayoritas serta minoritas.
Teori spiral keheningan menyatakan bahwa individu dan orang-orang yang memiliki opini atau sudut pandang minoritas akan cenderung diam dan tidak banyak berkomunikasi karena takut di isolasi atau dikecam oleh masyarakat yang memiliki opini mayoritas. Sedangkan orang-orang yang memegang opini mayoritas akan lebih terdorong untuk banyak berbicara. Dalam konteks komunikasi massa, hal ini menciptakan “spiral” dimana semakin banyak opini minoritas yang diam, semakin kuat opini mayoritas terlihat dan mendominasi.
Memahami Opini Publik
Opini Publik merupakan inti dari Teori Spiral Keheningan. Noelle-Neumann berpendapat bahwa pemahaman mengenai opini publik sering kali keliru. Bahkan, walaupun Ia mencoba mengidentifikasi lebih dari lima puluh definisi istilah semenjak teori ini dicetuskan, tidak ada satu definisi pun yang dapat membuatnya puas.
Noelle-Neumann (1984, 1993) memisahkan opini publik menjadi dua istilah yang terpisah, yakni “opini” dan “publik”. Ia menemukan ada tiga makna dari istilah publik. Pertama, terdapat makna asosiasi hukum dalam istilah ini, yakni publik mengisyaratkan keterbukaan bagi semua orang, seperti “ruang publik”. Kedua, publik berkaitan dengan konsep yang berhubungan dengan isu-isu dan masyarakat, seperti dalam “tanggung jawab publik para jurnalis”. Ketiga, publik mewakili sisi sosial-psikologis dari manusia, yaitu orang yang tidak hanya berpikir untuk dirinya saja tetapi juga berpikir mengenai hubungan mereka dengan orang lain.
Teori spiral keheningan dilandaskan pada tiga asumsi dasar yang menjelaskan perilaku individu dalam konteks sosial:
- Ketakutan Akan Isolasi Sosial
Ketika mayoritas orang percaya pada informasi atau serangkaian nilai yang disepakati bersama oleh umum, maka ketakutan terhadap isolasi akan berkurang. Namun saat ada perbedaan pendapat, rasa takut akan isolasi tersebut muncul kembali. Kaum mayoritas yang pandangannya dominan sering pula didukung oleh media yang menjadi pembentuk opini publik dalam masyarakat. Pendapat yang didukung oleh media bisa mendapatkan pengaruh yang lebih kuat lagi karena sebagian besar masyarakat percaya pada media massa. Secara sederhana, teori spiral keheningan menggambarkan kondisi psikologis manusia. Ketika kita berbeda dengan orang lain, ada rasa takut dan enggan untuk berdiri sendiri di tengah pendapat yang berbeda
- Quasi-Statistical Sense (Indra Statistik Semu)
Indra statistik semu ini didasarkan pada pengamatan terhadap lingkungan sosial mereka, media massa, dan interaksi dengan orang lain. Jika mereka merasa pandangannya selaras dengan opini mayoritas, mereka akan lebih cenderung untuk menerapkannya. Akan tetapi, ketika mereka merasa bahwa pandangannya merupakan bagian dari minoritas, mereka lebih mungkin untuk menahan diri dari berbicara untuk mengantisipasi reaksi negatif dari mayoritas.
Misalnya, ketika sedang berdiskusi dan sebagian besar sudah mendengarkan pendapat orang lain lebih dulu, kemudian ada beberapa orang yang belum menyampaikan pendapat memberikan isyarat non-verbal bahwa mereka setuju dengan pendapat sebelumnya. Dalam situasi ini, jika ada individu yang merasa pendapatnya berbeda atau kontra dengan pendapat-pendapat sebelumnya yang sudah disampaikan tadi maka dirinya cenderung menyimpulkan bahwa pendapatnya akan kalah suara dengan pendapat orang lain yang sebelumnya sudah disampaikan.
- Efek Spiral: Diam Memperkuat Dominasi Opini Mayoritas
Noelle-Neumann mengemukakan bahwa perilaku publik dapat berupa berbicara mengenai suatu topik atau tetap diam. Jika individu-individu merasakan adanya dukungan mengenai suatu topik, maka mereka cenderung akan mengomunikasikan hal tersebut. Sebaliknya, jika mereka merasa bahwa orang-orang lainnya tidak mendukung suatu topik, maka mereka akan tetap diam. Menurutnya, sinyal dukungan dari sekelelompok orang atau individu dan kelemahan dari kelompok lainnya menjadi tenaga pendorong yang menggerakkan spiral. Noelle-Neumann meyakini bahwa manusia memiliki keengganan untuk mendiskusikan suatu topik yang tidak memiliki dukungan dari kaum mayoritas.
Ketika individu yang memiliki pandangan minoritas semakin banyak yang memilih untuk diam, maka pandangan mayoritas semakin terlihat dominan, bahkan jika secara statistik jumlah orang yang mendukung pandangan tersebut tidak sebesar itu. Ini memperkuat persepsi bahwa pandangan mayoritas adalah pandangan yang benar atau yang diterima secara luas sehingga semakin besar tekanan pandangan mayoritas terhadap pandangan minoritas. Hal ini kemudian menciptakan efek spiral yang selanjutnya mendorong orang untuk berdiam diri jika mereka berbeda pendapat.
Proses Spiral of Silence
Proses spiral keheningan dimulai ketika individu mempersepsikan opini publik melalui berbagai saluran komunikasi, terutama media massa. Berikut adalah langkah-langkah yang menggambarkan bagaimana spiral keheningan terbentuk:
- Persepsi Opini Publik: individu secara terus menerus memantau opini publik melalui observasi dan interaksi lingkungan sosial serta pesan-pesan yang beredar melalui media untuk memperkirakan apakah pandangan mereka sesuai atau termasuk dari bagian opini mayoritas atau minoritas.
- Ketakutan Akan Isolasi: Jika seseorang merasa pandangan mereka tidak sejalan dengan opini mayoritas atau bisa mengundang isolasi sosial, mereka cenderung untuk tidak menyuarakannya atau menerapkannya
- Diamnya Minoritas: Seiring waktu, individu yang merasa terisolasi atau berbeda pendapat akan memilih tetap diam untuk menghindari konfrontasi atau dikritik oleh lingkungannya.
- Opini Mayoritas Menguat: Karena semakin banyak orang yang menyembunyikan pendapat mereka, opini mayoritas terlihat semakin dominan dan diterima lebih luas.
- Peningkatan Ketakutan dan Penguatan Efek Spiral: Proses ini berlanjut, menciptakan lingkaran yang memperkuat di mana pandangan mayoritas semakin mendominasi diskusi publik dan pandangan minoritas semakin ditekan.
Penulis: Dimas Setyawan Saputro
Editor: Rara Zarary