
Oleh: Ara*
Kita sering mendengar kalimat toxic parent, atau bahkan dalam kehidupan bisa saja kita mengalaminya. Dalam penerapan pola asuh orang tua yang kurang tepat kepada anak dapat mengakibatkan anak salah mengartikan segala sesuatu, bahkan bisa membuat anak merasa sebal, marah, atau bahkan dendam.
Pada dasarnya luka terdalam dan kebahagiaan tertinggi pada anak datangnya dari rumah. Jadi jika anak sedang depresi, menderita, sakit hati itu semua dari rumah asalnya, kebahagiaan anak pun juga berasal dari rumah. Ada perbedaan antara orang tua menyayangi anak dengan anak merasa disayangi oleh orang tua.
Orang tua mana yang tidak sayang teradap anak? Pastilah semua orang tua menyayangi anak mereka. Tetapi yang menjadi pertanyaannya, Apakah anak menganggap bahwa orang tuanya menyayanginya? Lalu jawabannya kira-kira apa? dengan semua prilaku yang sudah orang tua lakukan terhadap anak.
Kira-kira, kebanyakan jawaban anak itu; “Bunda horor, menakutkan, menyeramkan, marah-marah terus”. Padahal hal itu dilakukan karena orang tua sayang kepada anaknya. Tetapi hal yang harus diketahui. Ketika orang tua memarahi anak, meskipun niat orang tua itu sayang, yang akan sampai ke anak itu emosinya, bukan nasehatnya.
Lalu sebagai anak bagaimana kita menyikapi hal tersebut? Sebagai anak, kita pun harus berbakti dan menghormati orang tua bagaimana pun keadaannya, meskipun kita sebal kepada orang tua yang sering menuntut kita, kita pun tidak boleh termakan emosi yang mengakibatkan kita membentak atau bahkan memarahi orang tua.
Kita perlu pahami, bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini termasuk orang tua, jika kita menuntut orang tua untuk menjadi orang tua yang sempurna, lalu apakah kita juga sudah menjadi anak yang sempurna bagi mereka? Jadi kita pun tidak boleh menghakimi orang tua, lalu bagaimana cara agar kita meminimalisir dampak orang tua yang toxic tanpa menyakiti perasaan beliau? mari simak tips berikut ini;
- Tetapkan Batasan Antara Kamu dan Orang Tua
Menetapkan batasan dengan orang tua bisa jadi sangat sulit, apalagi jika kamu tinggal serumah. Menetapkan batasan ini memerlukan sikap tegas. Artinya, Anda harus berkomunikasi secara tegas dan percaya diri, tanpa menimbulkan reaksi negatif dari lawan bicara. Beritahu orang tuamu apa yang membuatmu merasa tidak nyaman atau bahagia. Terkadang kamu bisa mengatakan “tidak” ketika apa yang dikatakan orang tuamu tidak sesuai dengan keinginanmu. Namun, pastikan untuk memberikan alasan yang jelas agar tidak dipaksa lagi, tentunya kamu juga harus tetap menggunakan bahasa yang sopan kepada beliau.
- Arahkan percakapan ke arah yang positif
Sekalipun orang tuamu mengatakan hal yang berbeda dari yang kamu inginkan, atau mengkritikmu alih-alih mendukungmu, jangan terbawa emosi dan bertengkar. Alih-alih menyelesaikan masalah, pertengkaran justru memperburuk hubunganmu dengan orang tua. Untuk melupakan pembicaraan yang tidak menyenangkan, lebih baik arahkan pembicaraan ke arah yang positif. Misalnya, kamu bisa membicarakan pencapaianmu atau bertanya kepada orang tuamu apa yang mereka nikmati hari itu.
- Temukan Kegiatan Positif yang dilakukan di luar rumah
Cari tahu apa yang dapat kamu lakukan untuk menjernihkan pikiranmu dari kata-kata menyakitkan orang tuamu yang membuatmu merasa rendah diri. Anda juga bisa menekuni hobi atau mempelajari sesuatu yang belum pernah Anda lakukan sebelumnya. Buatlah orang tuamu bangga dan dukung pekerjaanmu. Hal ini juga meningkatkan kualitas hubungan sosial Anda dengan orang lain.
- Sempatkan Waktu Untuk Me Time
Luangkan waktu untuk menyendiri dari waktu ke waktu dan isi ulang baterai Anda. Ada banyak cara untuk memberi waktu pada diri sendiri, seperti pergi ke pantai, mendaki gunung, atau menikmati suasana tenang sendirian di taman. Selain itu, Me Time berguna untuk menenangkan pikiran agar lebih sabar menghadapi orang tua yang yang sering menekan kita.
- Jangan memaksa orang tuamu untuk mengubah perilakunya
Sekalipun yang dilakukan orang tuamu salah, jangan paksa mereka untuk berubah menjadi versi idealmu, apalagi dalam waktu singkat. Ini hanya akan membuat orang tua frustrasi. Saat menanggapi pembicaraan orang tuamu, sebaiknya fokuslah mengendalikan dirimu agar tidak membuat mereka marah. Sebagai seorang anak, kamu harus selalu menyayangi dan merawat orang tuamu, apapun perlakuan buruk mereka. Kendalikan emosi, bicaralah dengan pelan, bersikap baik dan sopan kepada orang tua.
Itulah tips yang dapat kamu lakukan untuk menghadapi toxic parents, perlu kita pahami bahwa setiap orang tua berniat untuk memberikan segala hal yang terbaik kepada anaknya. Namun cara beliau terkadang kurang tepat sehingga memicu perilaku toxic. Kita sebagai anak diharapkan tidak terpancing emosi dan tetap berbuat baik serta memuliakan orang tua.
*Aktif di Sanggar Kapoedang.