
Mengapa Jabatan Mahal
Ini kebencian ataukan pujian
mengutuk orasi
setiap orang yang berkata benar
bumi telah terjungkir balik
tak ada yang dapat memprotes
sekalipun para tentara bersenjata
lengkap berpakaian baja
bahkan berteduh dibawah jabatan
yang putih menjadi hitam
hitam jadi putih
dunia atas tertawa, menghina, dan mencela
yang resah di bawah
jabatan menjadi harga mahal
yang kuat menjadi pengendara
yang lemah jadi kendaraan tanpa harga
Boneka itu Anak Malang
Anak malang…
itu panggilan yang tak terharap olehmu
melukiskan jeritan kisah pedas
mengurai jejak langkah mengarungi
ganas ombak kehidupan
sempat terdampar di lautan gersang
sempat pula berlabuh di keramaian
orang gila jabatan
sabarlah anak malang…
akar takkan membiarkan dahannya
rapuh kekeringan
malam tak serakah
ia akan menjemput fajar pagi
wahai anak malang…
engkau adalah boneka
bagi pemilik jabatan
kadang ditekuk tanganmu
digelintir lidahmu
dirusak otakmu
lalu ditundukkan kepalamu
bahkan tak jarang merobek baju
kehormatan harga dirimu
karena engkau adalah sebagai boneka
jangan membenci karena kau lemah
biarlah Tuhan yang akan
membalik alur nasibmu
Maka Haruskah
Maka aku hanya bisa diam
tatkala kejujuran sudah tak laku
tatkala tak ada yang mengingatkan
tentang genting zaman yang rapuh
mengapa diam?
karena jika kita berdalih tentang kebenaran
orang menganggap itu bualan
jika kita bertingkah sopan
orang menganggap harapkan pujian
jika kita bohong
orang berteriak berikan dukungan
haruskah aku bohong?
tidak..
itu hanyalah setan dengan seribu hasutan
Kami tak Buta
Kami tidaklah buta
hanya saja merekalah menganggap buta
engkau gemuk
karena banyak memakan
buah-buah kebohongan
jabatan kok dimanipulasi
apa kata gajah?
apa kata dunia?
bumi kami yang dulu segar
sekarang terkapar gersang
dulu yang hijau
sekarang layu dan lumpuh
Penulis: Amalia Dwi Rahmah
Editor: Rara Zarary