Sebuah ilustrasi manusia dan perjalanan hidupnya. (sumber: Ist)

Kepekaan Tertutup
Hari yang tak beda
hadir dengan segera
di dalam orang mengira
sumber kemuliaan tiba

hujani rizki untuk semua
rasa syukur diucapnya
tak henti mereka berdoa
bak dukun merapal mantra

inginkan keinginannya
wujud nyata terlihat mata

tak terasa dalam dada
getaran intim suaranya
kosong sejak dari telinga
hati tetap tak ada beda

matilah sudah fungsinya
inti tubuh seorang manusia
nikmati kenikmatan duniawi
kosong rohani tersesat jiwa

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

kembali pun tak bisa
renungi nasib jika kau bisa.


Dalam Kesendirian
Ramai suar alam dan juga pemilik tanah
bincang remeh kemana mana atau rahasia tanpa wujud
menjalar dari kepala menuju kepala
terbentuk sebuah pola berurat tanpa estetika

seperti orang yang memintal benang
perlahan dan hati hati menembus kain per kain
selapis demi lapis dengan ragam wajah hati

tanpa orang lain, membentuk wujud diri
di luar nalar rangkai gambaran ideal
bentuk sempurna diri yang diidam idamkan

lambat cepat adalah permainan
ilusi pikiran yang menggerakan
tak terlihat indera, terasa oleh jiwa
kuharap tersistem dengan sendirinya

terlepas dari ronaisme yang sudah ada
keluar dari kata umum
tetap menjadi takdirnya.


Mendewasa atau Menua
Puluhan windu telah berjalan dan sepertinya masih berjalan
waktu melebur bebas tanpa ada bentuk yang kulihat
frame kosong diruang tamu seperti berlubang

ada momen terpajang tanpa ada rasa yang dikembalikan
ingatan seperti ada namun samar dalam dada
wujudnya bak angin yang katanya selalu berpindah
dari ujung ke ujung bebas tanpa penahan

wujudku seperti tak selaras
siluet singkat mengujamku tanpa salam
tanpa persiapan tanpa ada sambutan
kepala berputar putar tanpa ritme indah
dengan kesadaran ku mengambil kemudi

walau ku tak tau berapa persen yang tersisa
intuisi hanya mendorongku tanpa alasan
kesal dengan kinerja diri
nalarku lemah tak tahu harus bersolusi apa

tak sadar windu ke windu kulalui
badan keriput tak elok untuk mereka nikmati
pikiran berhenti reproduksi dan bertahan di bentuk yang ada
keengganan orang orang mensetup kesunyian untuk diriku

berapa kesadaran yang tersisa?
berapa waktu lagi yang harus kulalui?
apakah ada celah waktu untuk kembali?
atau adalah momen nostalgia untukku lagi?



Penulis: Muhamad Hamim Thohari