
Kehidupan yang dijalani manusia di dunia ini bersifat sementara, menuju kehidupan akhirat yang kekal abadi, memberikan gambaran dan nasihat bagi seluruh umat manusia jangan sampai salah jalan dalam menempuh kehidupan, apalagi banyak melakukan kesalahan dan dosa-dosa besar, karena pengadilan akhirat menunggunya. Melalui surah Al-Fatihah/1 ayat 4 ini, manusia akan berhadapan dengan hari pembalasan, di mana setiap manusia akan diminta pertanggungjawaban atas setiap perbuatan yang telah dilakukannya. Perbuatan yang baik, akan dibalas dengan kebaikan dan perbuatan yang buruk serta jahat akan dibalas dengan keburukan dan kejahatan pula.
Surah Al-Fatihah/1 ayat 4 ini, memberikan nasihat yang sangat berharga, bukan menakut-nakuti atau mengancam manusia, akan tetapi memberikan kabar gembira dan peringatan kepada seluruh umat manusia, bahwa semua amal perbuatan manusia akan diadili seadil-adilnya di hari akhirat kelak. Dengan harapan, bagi para pembaca ayat ini ”Maliki Yau Middiin – Maaliki Yau Middiin”, setiap harinya dibaca dalam shalat wajib dan sunnah lebih dari 30 kali, dapat memahami dan merenungkan kandungan maknanya, sehingga benar-benar menjadi nasehat dan juklak hidupnya untuk memperbanyak amal-amal kebajikan.
Dari sisi literasi surah Al-Fatihah/1 ayat 3 ini ada dua bacaan yang populer, yaitu:
Pertama, membacanya dengan memanjangkan “Maaliki” yang diartikan “Pemilik”. Yang membaca Panjang “Maaliki” adalah Imam ‘Ashim, Al-Kisa’i, Yaa’qub dan Khalaf Al-Asyir.
Baca Juga: Menanam Nilai-nilai Kebajikan
Kedua, membacanya dengan pendek “Maliki” yang diartikan “Raja”. Yang membaca pendek “Maliki” adalah Imam Nafi’, Abu Amr, Ibnu Amir, Ibnu Katsir, Hamzah, Abu Ja’far.
Ayat ini memberikan gambarkan secara menyeluruh dan besar pengaruhnya bagi kehidupan seluruh manusia, bilamana manusia tersebut mau memahami dan merenungkannya, yaitu keimanan kepada Allah SWT dan keyakinan yang benar terhadap hari akhirat.
Ayat 4 di atas menyatakan bahwa Allah SWT adalah Pemilik (Raja) di hari kemudian. Paling tidak ada dua makna yang dikandung oleh penegasan ini, yaitu :
Pertama, Allah SWT yang menentukan dan Dia pula satu-satunya yang mengetahui kapan tibanya hari tersebut, sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya:
يَسۡلُونَكَ عَنِ ٱلسَّاعَةِ أَيَّانَ مُرۡسَىٰهَاۖ قُلۡ إِنَّمَا عِلۡمُهَا عِندَ رَبِّيۖ لَا يُجَلِّيهَا لِوَقۡتِهَآ إِلَّا هُوَۚ ثَقُلَتۡ فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۚ لَا تَأۡتِيكُمۡ إِلَّا بَغۡتَةٗۗ يَسۡلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنۡهَاۖ قُلۡ إِنَّمَا عِلۡمُهَا عِندَ ٱللَّهِ وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعۡلَمُونَ ١٨٧
Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: “Bilakah terjadinya?” Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba”. Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (Q. S. Al-A’raf/7: 187).
Kedua, Allah SWT menguasai segala sesuatu yang terjadi dan apa pun yang terdapat ketika itu. Kekuasaan-Nya sedemikian besar sampai-sampai jangankan bertindak atau bersikap menentang-Nya, berbicarapun harus dengan seizin-Nya. Firman Allah SWT,
يَوۡمَ يَقُومُ ٱلرُّوحُ وَٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ صَفّٗاۖ لَّا يَتَكَلَّمُونَ إِلَّا مَنۡ أَذِنَ لَهُ ٱلرَّحۡمَٰنُ وَقَالَ صَوَابٗا ٣٨
Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bershaf-shaf, mereka tidak berkata-kata, kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang benar. (Q. S. An-Naba’/78: 38).
Terjadinya hari kiamat kubro merupakan peristiwa yang sangat dahsyat dan luar biasa, di mana seluruh alam dihancurkan dengan sehancur-hancurnya, pada saat itu manusia seperti laron yang berterbangan dan gunung-gunung seperti bulu yang berhamburan. Siapa yang berat timbangan kebaikannya, dia berada dalam kehidupan yang menyenangkan. Adapun orang yang ringan timbangan kebaikannya, tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah – api yang sangat panas. Ini merupakan informasi dari surah Al-Qari’ah memberikan gambaran betapa dahsyatnya peristiwa hari Kiamat.
Baca Juga: Mengenal Surah Al-Fatihah Secara Komprehensif (1)
Renungkan kembali peristiwa-peristiwa yang telah terjadi: Gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004 atau yang lebih dikenal di Indonesia sebagai gempa bumi dan tsunami Aceh merupakan gempa bumi megathrust berskala 9.1 – 9.3 dalam skala kekuatan magnitudo yang terjadi pukul 07:58:53 WIB hari Minggu, 26 Desember 2004; Letusan Gunung Tambora pada tahun 1815 tercatat sebagai letusan gunung berapi paling besar dalam sejarah; Letusan Gunung Krakatau 1883 yang menghancurkan sebagian besar pulau dan menghasilkan suara paling keras yang pernah tercatat dalam sejarah manusia. Masih banyak peristiwa-peristiwa lainnya, yang merupakan gambaran dahsyatnya hari kiamat.
Kemudian renungkan kembali peristiwa yang akan datang setelah terjadinya kiamat kubro, merupakan gambaran kehidupan dan nasehat bagi seluruh umat manusia agar memperbanyak ibadah kepada Allah SWT. Perhatikan ayat-ayat berikut:
Surah Al-Kahfi/18 ayat 47-49:
وَيَوۡمَ نُسَيِّرُ ٱلۡجِبَالَ وَتَرَى ٱلۡأَرۡضَ بَارِزَةٗ وَحَشَرۡنَٰهُمۡ فَلَمۡ نُغَادِرۡ مِنۡهُمۡ أَحَدٗا ٤٧ وَعُرِضُواْ عَلَىٰ رَبِّكَ صَفّٗا لَّقَدۡ جِئۡتُمُونَا كَمَا خَلَقۡنَٰكُمۡ أَوَّلَ مَرَّةِۢۚ بَلۡ زَعَمۡتُمۡ أَلَّن نَّجۡعَلَ لَكُم مَّوۡعِدٗا ٤٨ وَوُضِعَ ٱلۡكِتَٰبُ فَتَرَى ٱلۡمُجۡرِمِينَ مُشۡفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَٰوَيۡلَتَنَا مَالِ هَٰذَا ٱلۡكِتَٰبِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةٗ وَلَا كَبِيرَةً إِلَّآ أَحۡصَىٰهَاۚ وَوَجَدُواْ مَا عَمِلُواْ حَاضِرٗاۗ وَلَا يَظۡلِمُ رَبُّكَ أَحَدٗا ٤٩
Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan dapat melihat bumi itu datar dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak kami tinggalkan seorangpun dari mereka. Dan mereka akan dibawa ke hadapan Tuhanmu dengan berbaris. Sesungguhnya kamu datang kepada Kami, sebagaimana Kami menciptakan kamu pada kali yang pertama; bahkan kamu mengatakan bahwa Kami sekali-kali tidak akan menetapkan bagi kamu waktu (memenuhi) perjanjian. Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: “Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun.
Surah Al-Baqarah/2 ayat 81-82:
بَلَىٰۚ مَن كَسَبَ سَيِّئَةٗ وَأَحَٰطَتۡ بِهِۦ خَطِيَٓٔتُهُۥ فَأُوْلَٰٓئِكَ أَصۡحَٰبُ ٱلنَّارِۖ هُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ ٨١ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أُوْلَٰٓئِكَ أَصۡحَٰبُ ٱلۡجَنَّةِۖ هُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ ٨٢
(Bukan demikian), yang benar: barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.
Surah Al-Bayyinah/98 ayat 6-8:
إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ مِنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَٰبِ وَٱلۡمُشۡرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَٰلِدِينَ فِيهَآۚ أُوْلَٰٓئِكَ هُمۡ شَرُّ ٱلۡبَرِيَّةِ ٦ إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أُوْلَٰٓئِكَ هُمۡ خَيۡرُ ٱلۡبَرِيَّةِ ٧ جَزَآؤُهُمۡ عِندَ رَبِّهِمۡ جَنَّٰتُ عَدۡنٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدٗاۖ رَّضِيَ ٱللَّهُ عَنۡهُمۡ وَرَضُواْ عَنۡهُۚ ذَٰلِكَ لِمَنۡ خَشِيَ رَبَّهُۥ ٨
Sesungguhnya orang-orang yang kafir dari ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik dalam neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka surga ´Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.
Surah Al-Zalzalah/99 ayat 7-8:
فَمَن يَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ خَيۡرٗا يَرَهُۥ ٧ وَمَن يَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٖ شَرّٗا يَرَهُۥ ٨
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.
Surah Al-‘Ashr/103 ayat 1-3:
وَٱلۡعَصۡرِ ١ إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَفِي خُسۡرٍ ٢ إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ ٣
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Baca Juga: Jaminan Keutuhan Pemeliharaan Kitab Suci Al-Qur’an (3)
Kunci hidup adalah beriman dan beramal saleh, manfaatkan waktu untuk memperbanyak ibadah kepada Allah SWT, di mana huru-hara hari kiamat amat dahsyat. Ingat semua perbuatan manusia akan diminta pertanggungjawabannya, maka sadarlah wahai manusia.
Penulis: Dr. H. Otong Surasman, MA., Dosen Pascasarjana PTIQ Jakarta.