Suasana pengajian kitab kuning di SMP al-Furqan MQ yang diisi oleh mahasantri Ma’had Aly Tebuireng. Foto: SMP Al-Furqan

Tebuireng.online- Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng mendelegasikan 10 mahasantri dari Marhalah Tsaniyah (M2) untuk menjadi qori kitab kuning di SMP Al-Furqan Madrasatul Qur’an selama bulan Ramadhan 1446 H, berlangsung mulai 1-16 Ramadhan. Kitab yang dipelajari antara lain; untuk kelas 7 kitab aqidatul awam, kelas 8 kitab mabadi fiqh jilid 3, dan kelas 9 arbain nawawiyyah. Pengajian kitab dimulai pukul 07.00 – 08.00 WIB di gedung sekolah SMP Al-Furqan. 

Kepala Sekolah SMP Al-Furqan, M. Abdul Ghofur, S.Pd., menjelaskan bahwa progam ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami kitab kuning dan menulis pegon. Selain itu, tujuan progam ini, menurut Waka Kesiswaan Luqmanul Hakim, S.H.I., siswa kelas 7 diberi pengetahuan dasar tauhid, kelas 8 tentang fikih, dan kelas 9 tentang tasawuf. Selain itu, Mudir Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Dr. KH. Ahmad Roziqi, Lc., M.H.I., berpesan kepada para qori untuk melaksanakan program ini secara disiplin dan berniat semata-mata untuk nasyril ‘ilmi (menyebarkan ilmu). 

Mengajar siswa-siswa SMP tentu memunculkan pengalaman tersendiri bagi mahasantri. “Kebanyakan santri tetap semangat walaupun kesulitan dalam memaknai kitab dengan huruf pegon, sehingga menjadi motivasi tersendiri bagi pengajar untuk terus semangat dalam memaknai kitab,” kata Moh. Holil, qori aqidatul awam.

Hal serupa juga dikatakan qori yang lain, Ahmad Firdaus, “Pengalaman ini menjadi salah satu momen yang sangat berharga bagi saya. Kesempatan untuk belajar dan berbagi ilmu bersama anak-anak kelas 7 SMP, terutama di bulan Ramadhan. Dalam prosesnya, saya menyadari bahwa menghadapi anak-anak yang masih dalam tahap awal mengenal makna kitab dan penulisan pegon memerlukan ketelatenan serta kesabaran yang tinggi. Pendampingan yang baik dan penyampaian yang tepat menjadi kunci agar mereka tetap merasa nyaman dan menikmati setiap proses pembelajaran. Dengan pendekatan yang sabar dan metode yang menyenangkan, saya yakin mereka akan semakin termotivasi untuk terus belajar dan memahami ilmu dengan lebih mendalam,” jelasnya.

Sementara itu, Moch Qosim, salah satu qori, mengatakan bahwa kelas berjalan dengan kondusif, dengan anak-anak didik yang memiliki semangat belajar yang baik, dan bahkan rasa ingin tahu mereka juga tinggi, sehingga menuntut kita juga harus menyiapkan diri untuk bisa berbagi dan berdiskusi bersama mereka.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Mohammad Muksi, qori kitab arbain nawawi berharap, “Semoga tradisi ngaji bandongan dalam kajian hadis _Arbain Nawawi_ terus dijaga dan dilestarikan di Madrasatul Qur’an Jombang. Ilmu yang dipelajari bukan hanya sekadar hafalan, tetapi harus menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Para santri diharapkan tidak hanya memahami makna hadis secara tekstual saja, tetapi juga mampu mengaplikasikan ajaran-ajaran Rasulullah dalam sikap dan perilaku mereka,” ucapnya.

Kesan lain juga diungkapkan Ma’sum Ahlul Choir. Ia menyatakan, bahwa selama mengisi ngaji aqidatul awam, para santri sangat antusias dan semangat dalam mengikuti pengajian ini. Selain itu, interaksi antar santri dan guru juga sangat baik, menciptakan rasa saling mendukung dalam meningkatkan pemahaman agama.

“Saya ingin mengajak semua teman-teman santri untuk terus menjaga semangat belajar agama, tidak hanya selama Ramadan tetapi juga di bulan-bulan lainnya. Mari kita aplikasikan ilmu yang telah kita pelajari dalam kehidupan sehari-hari dan menjadikannya sebagai pedoman dalam berperilaku. Semoga program ngaji ini dapat terus berlanjut dan semakin banyak orang yang merasakan manfaatnya. Terima kasih kepada SMP Al Furqan yang telah memberikan kesempatan berharga ini,” ungkapnya.

Selain itu, koordinator qori’ ini juga menyampaikan, “Kami sebagai pengajar juga berharap agar pihak SMP Al-Furqan dapat melakukan perbaikan dan evaluasi terhadap murid-muridnya. Dari hasil pengamatan kami, terdapat beberapa santri yang belum memiliki kemampuan menulis pegon dengan baik. Hal ini menjadi tantangan besar bagi pihak sekolah untuk menemukan cara yang efektif dalam membantu anak-anak tersebut agar dapat menguasai keterampilan ini,” pungkasnya.

Pewarta: Abe