Dosen Universitas Brawijaya Malang hadiri kuliah umum dalam rangka P5 siswa-siswi SMA Trensains Tebuireng Jombok, Jombang. (foto: irsyad)

Tebuireng.online— SMA Trensains gelar Kuliah Umum dengan Narasumber dari Universitas Brawijaya, yaitu Dr. Mochamad Nurcholis, STP, MP, Ph.D. Acara ini dihadiri oleh siswa-siswi kelas 10 dan 11, di Masjid Salahuddin Al Ayyubi dan dipandu oleh Ustadzah Safira Amelda.

Kuliah umum dimulai dengan pemaparan singkat mengenai Program Studi Bioteknologi dan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya. Dr. Nurcholis membuka acara dengan menjelaskan peran bioteknologi dalam bidang pertanian, khususnya dalam perbaikan tanaman dan peningkatan genetika tanaman. Beliau menyampaikan pentingnya bioteknologi untuk menghadapi tantangan ketahanan pangan global, yang dapat diatasi melalui rekayasa genetika tanaman.

“Kita bisa melakukan rekayasa genetik terhadap tanaman untuk meningkatkan ketahanan mereka,” ujar Dosen Brawijaya itu. Selanjutnya, ia memberikan contoh tanaman yang telah dimodifikasi secara genetik, seperti tanaman yang tahan terhadap herbisida dan pestisida.

Lebih lanjut, Dr. Nurcholis memaparkan mengenai perkembangan tanaman transgenik, dengan Amerika Serikat sebagai negara terbesar dalam menghasilkan tanaman transgenik sejak tahun 1994. “Amerika banyak menghasilkan bahan pangan transgenik, India dengan kapas transgeniknya, dan Australia dengan minyak bunga matahari,” tambahnya. Selain itu, beliau juga menyebutkan berbagai macam karmin (ragi) yang digunakan dalam bidang bioteknologi.

Setelah pemaparan materi, sesi tanya jawab dimulai. Beberapa siswa SMA Trensains terlihat antusias dengan topik yang disampaikan. M. Abdul Ghofur, siswa kelas 10, bertanya tentang cara mengatasi virus TMV pada tanaman. Dr. Nurcholis menjelaskan bahwa petani biasanya mengatasi masalah ini dengan cara menyingkirkan tanaman yang terinfeksi dan mensterilkan tanah dengan cara dibakar. Selain itu, ada juga metode menggunakan larutan yang mengandung mineral, serta pendekatan rekayasa genetika dengan menambahkan DNA asing yang dapat meningkatkan ketahanan terhadap TMV.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Baca Juga: Inovatif! SMA Trensains Pamerkan 31 Karya Luar Biasa

Siswa lainnya, Naura Syifa Paramita, bertanya mengenai inovasi bioteknologi yang dapat digunakan untuk kesehatan dan diet. Dr. Nurcholis menjawab bahwa meskipun rekayasa genetika dalam bidang diet belum menjadi kebutuhan mendesak, banyak bahan alami seperti sayur dan buah yang sudah cukup memberikan manfaat untuk diet sehat.

Pertanyaan menarik datang dari Tanazwah, siswa kelas 10 Sains 8, yang menanyakan apakah mungkin merubah sifat asli suatu organisme, misalnya mengubah jamur beracun menjadi jamur yang bisa dimakan.

Dosen ahli bidang mikrobiologi dan bioteknologi pangan itu, menjelaskan bahwa hal tersebut bisa dilakukan dengan mengidentifikasi protein atau senyawa racun dalam jamur, lalu melakukan rekayasa genetika untuk menghilangkan sifat racunnya. Namun, beliau menambahkan bahwa banyak jenis jamur yang sudah aman untuk dikonsumsi, sehingga rekayasa semacam itu tidak terlalu dibutuhkan.

Baca Juga: SMA Trensains Sukses Gelar Trend-Science Festival

Kuliah umum ini dilaksanakan dapat memberikan wawasan lebih dalam tentang bioteknologi kepada para siswa SMA Trensains dan mendorong mereka untuk semakin tertarik pada bidang ilmu pengetahuan, khususnya dalam sektor pertanian dan teknologi.



Pewarta: Albii