KH. Abdul Hakim Mahfudz saat memberikan sambutan di silaturahmi dengan wali santri baru, Kamis (3/7/2025). Foto: Ifa
KH. Abdul Hakim Mahfudz saat memberikan sambutan di silaturahmi dengan wali santri baru, Kamis (3/7/2025). Foto: Ifa

Tebuireng.online- Pengasuh Pesantren Tebuireng KH. Abdul Hakim Mahfudz bertemu dengan segenap wali santri baru di acara silaturahmi yang daidakan di masjid Ulul Albab Tebuireng pada Kamis (03/07/2025). KH. Abdul Hakim Mahfudz memberikan sambutan di hadapan seluruh wali santri.

Kiai Kikin, sapaan akrabnya, memberi ucapan selamat datang kepada santri baru beserta wali santri. Beliau menerima santri-santri tersebut untuk dididik di pondok dan meminta kepada wali santri untuk meridhoi putra-putrinya. Kiai Kikin juga mendoakan agar semua harapan wali santri ketika mengantar anaknya datang ke pondok bisa dikabulkan oleh Allah.

“Setiap tahun kami tidak mampu menerima semua pendaftar yang begitu banyak, kami memilih sesuai kuota yang telah ditentukan. Karena kami juga berusaha meningkatkan fasilitas khususnya asrama, untuk kenyamanan para santri,” terang Kiai Kikin.

Belajar di Tebuireng, menurut Kiai Kikin, termasuk usaha mempertahankan apa yang telah diperjuangkan KH. Hasyim Asy’ari. Tentu saja hal ini juga bertujuan untuk membimbing para santri yang berkejaran dengan perkembangan zaman. Hal itu dilakukan dengan membangun karakter santri agar tidak dikuasai dengan teknologi dan tidak tergerus zaman.

Kiai Kikin juga mengingatkan bahwa sebaik-baik ilmu untuk kita bersama adalah ilmu yang telah diwariskan para nabi. Bagaimana kita menjaga ilmu yang diberikan oleh para nabi, bahkan ilmu-ilmu sebelum itu. Semua ilmu tersebut telah dirangkum dalam ajaran Ahlussunnah Wal Jama’ah, atau yang lebih dikenal dengan Aswaja. Aswaja itu bersambung dengam ilmu terdahulu dari umat-umat Rasul sebelum-sebelumnya. Kita mampu untuk menjaga dan mengamalkan amalan yang diajarkan Hadratussyaikh.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Kita mencari barokah, kemudian kita jadikan BERKAH. Apa saja BERKAH itu? Berilmu, Etika, Religius, Kreatif, Amal shalih, dan Hikmah,” tutur beliau.

Pesantren Tebuireng, menurut penjelasan Kiai Kikin, bersinergi menanamkan karakter generasi Islam di Indonesia dengan karakter Aswaja. Tidak hanya mengasah kecerdasan tetapi juga bagaimana membangun karakter umat Islam yang berakal dan beretika. Hal tersebut sebagaimana yang telah dituliskan dalam kitab Adabul ‘Alim wal Muta’alim karya Hadratusysyeikh agar santri belajar tata cara menjaga adab.

“Adab itu harus dijaga karena adab ada di dalam hati. Sedangkan hati itu harus bersih karena setiap hari digunakan untuk bermunajat kpada Allah,” pungkas Kiai Kikin.

Baca Juga: Pondok Putri Tebuireng Gelar Silaturahmi dengan Wali Santri Baru

Pewarta: Helfi

Editor: Muh Sutan