Sebuah kesempatan terakhir. (sumber: X)

Di sebuah desa kecil ada seorang pemuda bernama Bima. Bima dikenal sebagai sosok yang selalu ceria dan penuh semangat. Namun, di balik senyumnya yang cerah, tersimpan sebuah rahasia besar yang hanya diketahui oleh beberapa orang terdekatnya.

Suatu hari, Bima menerima kabar dari kota besar yang mengubah hidupnya. Surat yang datang dari sebuah universitas ternama menginformasikan bahwa ia diterima untuk melanjutkan studinya di sana. Bima sangat bahagia, tetapi hatinya juga diliputi kecemasan. Desa tempat tinggalnya adalah segala-galanya baginya, dan meninggalkan keluarga serta sahabat-sahabatnya bukanlah keputusan yang mudah.

Bima memutuskan untuk mengunjungi sahabat lamanya, Sari. Sari adalah sahabat yang selalu mendukungnya sejak kecil. Mereka sering berbagi mimpi dan harapan, saling menguatkan di saat-saat sulit. Di bawah pohon beringin besar tempat mereka sering bertemu, Bima menceritakan kegundahannya kepada Sari.

“Sari, aku diterima di universitas impianku. Tapi aku takut meninggalkan desa ini. Aku takut akan kehilangan momen-momen berharga bersama kalian,” kata Bima dengan suara lirih.

Sari tersenyum lembut. “Bima, kesempatan ini adalah hasil dari kerja kerasmu selama ini. Jangan biarkan rasa takut menghalangi mimpimu. Kita akan selalu mendukungmu, dan desa ini akan selalu menjadi rumahmu.”

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Kata-kata Sari menguatkan hati Bima. Ia menyadari bahwa kesempatan ini adalah peluang besar yang tidak boleh disia-siakan. Dengan tekad yang bulat, Bima memutuskan untuk pergi ke kota besar dan mengejar impiannya.

*****

Hari keberangkatan pun tiba. Di stasiun kereta, keluarga dan sahabat-sahabat Bima berkumpul untuk mengucapkan selamat tinggal. Tangis haru bercampur dengan senyum kebanggaan. Bima memeluk ibunya dengan erat, kemudian memeluk Sari.

“Jaga dirimu baik-baik, Bima. Kami akan selalu mendoakanmu,” kata ibunya sambil menahan air mata.

“Terima kasih, Ibu. Aku akan berjuang keras dan kembali dengan prestasi yang membanggakan,” jawab Bima dengan penuh keyakinan.

Kereta pun bergerak perlahan, membawa Bima menuju babak baru dalam hidupnya. Di kota besar, ia menghadapi berbagai tantangan yang menguji tekad dan kesabarannya. Namun, setiap kali merasa lelah, ia selalu mengingat kata-kata Sari dan dukungan dari keluarganya.

Tahun demi tahun berlalu, dan Bima berhasil meraih gelar sarjana dengan predikat cum laude. Ia pulang ke desa dengan penuh kebanggaan, membawa ilmu dan pengalaman yang luar biasa. Desa yang dulu ia tinggalkan kini menyambutnya dengan tangan terbuka.

Bima tidak hanya menjadi kebanggaan keluarganya, tetapi juga menjadi inspirasi bagi anak-anak muda di desanya. Ia mendirikan sebuah perpustakaan dan memberikan bimbingan belajar gratis, mendorong generasi muda untuk berani bermimpi dan mengejar impian mereka.

Di bawah pohon beringin besar, Bima kembali bertemu dengan Sari. Mereka tersenyum penuh haru, mengenang perjalanan yang telah mereka lalui.

“Terima kasih, Sari. Tanpamu, aku mungkin tidak akan berani mengambil langkah ini,” kata Bima dengan tulus.

Sari menggenggam tangan Bima. “Bima, kamu telah menunjukkan kepada kita semua bahwa mimpi itu mungkin jika kita berani berjuang. Kami sangat bangga padamu.”

Di malam yang cerah, di bawah langit penuh bintang, Bima menyadari bahwa hidup adalah tentang mengambil kesempatan dan menghadapi ketakutan. Dan dengan dukungan dari orang-orang terkasih, mimpi-mimpi itu bisa menjadi kenyataan.

*****

Seiring berjalannya waktu, Bima terus berkontribusi pada desanya. Ia tidak hanya menjadi seorang pemuda yang sukses, tetapi juga seorang pemimpin yang bijaksana. Setiap kali ada acara desa, ia selalu berbagi cerita tentang perjuangannya, menginspirasi setiap orang untuk tidak pernah menyerah pada impian mereka.

Sari, sahabat setia Bima, selalu ada di sisinya. Mereka berdua adalah contoh nyata dari persahabatan sejati yang bertahan melalui segala rintangan. Mereka belajar bahwa dalam hidup, penting untuk memiliki seseorang yang selalu mendukung kita, apa pun yang terjadi.

Bima juga menyadari bahwa kesempatan adalah sesuatu yang harus kita ciptakan sendiri. Dengan kerja keras, dedikasi, dan dukungan dari orang-orang terkasih, kita bisa mencapai apa pun yang kita impikan. Bima adalah bukti hidup bahwa impian bisa menjadi kenyataan jika kita berani mengambil langkah pertama.

Di bawah langit malam yang penuh bintang, Bima dan Sari memandang masa depan dengan penuh harapan. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka belum selesai, dan masih banyak petualangan yang menanti di depan. Dengan senyum dan semangat yang tak pernah padam, mereka siap menghadapi apa pun yang datang.



Penulis: M. Rendi Efriansyah, Siswa SMK IT Tebuireng 3 Riau.