
“Barangsiapa membaca satu huruf dari Al-Qur’an maka baginya satu pahala dan satu pahala diganjar sepuluh kali lipat.” (HR at-Tirmidzi)
Pernahkah kamu berpikir, bagaimana jika kita memperlakukan Al-Qur’an seperti kita memperlakukan ponsel kita? Coba bayangkan sebentar. Apa jadinya kalau kita membawa Al-Qur’an ke mana pun kita pergi? Selalu ada di tas atau saku, bahkan tak lupa membawanya saat bepergian jauh. Apa jadinya kalau setiap kali ada waktu luang, kita membuka Al-Qur’an untuk sekadar membaca beberapa ayat, seperti halnya kita mengecek notifikasi media sosial?
Jujur, ini membuat malu. Mungkin kita sadar, kita begitu sibuk dengan ponsel. Setiap hari kita membuka chat, scrolling media sosial, mengecek notifikasi, bahkan memikirkan kapan terakhir kali charge baterai ponsel. Tapi kapan terakhir kali kita benar-benar memikirkan Al-Qur’an?
Saat kita lupa membawa ponsel, kita bisa panik. Bahkan rela kembali ke rumah meskipun sudah setengah jalan. Tapi kalau kita lupa membaca Al-Qur’an, kita tenang-tenang saja. “Coba tanya dirimu, kapan terakhir kali kamu membaca Al-Qur’an dengan sungguh-sungguh?”
Pertanyaan ini terus berputar di kepala, dan membuat bertanya-tanya lebih jauh: Kenapa aku begitu nyaman dengan layar ponselku, tapi merasa berat membuka mushaf? Kenapa aku rela menghabiskan waktu berjam-jam di media sosial, tapi sering merasa “tidak punya waktu” untuk membaca Al-Qur’an? Kenapa aku lebih suka berbagi guyonan atau cerita di grup chat, daripada berbagi firman Allah kepada teman-temanku? Cobalah kita renungkan hal ini, masukan ke dalam hatimu yang paling dalam. Apa yang kamu rasakan? Apakah kamu tidak merasa malu?
Bayangkan Jika Al-Qur’an adalah Sahabat Kita. Bagaimana jika kita memperlakukan Al-Qur’an seperti sahabat dekat? Kita membaca dan memikirkannya setiap hari. Kita merasa kehilangan kalau sehari saja tidak bertemu dengannya. Kita menjadikannya prioritas, bahkan saat sedang sibuk sekalipun.
Coba lihat bagaimana ponsel kita begitu penting dalam hidup. Kita selalu memastikan baterainya penuh, menjaga layarnya tetap bersih, dan bahkan membeli casing terbaik untuk melindunginya. Tapi, bagaimana dengan Al-Qur’an? Apakah kita menjaganya dengan cara yang sama?
“Al-Qur’an itu seperti cermin jiwa. Semakin sering kamu membacanya, semakin bersih hatimu dari debu-debu dunia.” Jujur, mungkin hal ini sering kita lupakan, kata-kata ini mungkin menamparmu dengan sangat keras. Atau mungkin selama ini kamu belum sadar, kalau kita belum memprioritaskan Al Qur’an dalam hidup kita.
Penelitian Membuktikan: Al-Qur’an Itu Penyembuh
Ternyata, membaca atau mendengarkan Al-Qur’an itu bukan hanya menenangkan hati, tapi juga bermanfaat untuk kesehatan fisik kita. Menurut penelitian, mendengarkan Al-Qur’an bisa mengurangi penyebaran sel kanker dalam tubuh. Bahkan, memperpanjang waktu sujud saat shalat dapat memperkuat ingatan dan mencegah stroke. Jadi, tidak ada alasan untuk menjauhi Al-Qur’an. Ia bukan hanya panduan hidup, tapi juga obat bagi hati, pikiran, dan tubuh kita.
Lalu, Kenapa Kita Malas Membuka Al-Qur’an? Mungkin kamu pernah merasa berat membuka Al-Qur’an. Rasanya ada saja alasan: sibuk, capek, atau “nanti saja kalau ada waktu.” Tapi kalau dipikir-pikir, apakah kita benar-benar sibuk?
Setan pasti tertawa melihat kita seperti ini. Ia bahkan berkata: “Aku heran, bagaimana bisa manusia mengatakan cinta Allah, tapi mereka mengabaikan firman-Nya? Mereka juga bilang benci padaku, tapi nyatanya mereka patuh pada rayuanku!”
Kita seringkali mengaku cinta Allah, tapi jarang sekali kita membaca firman-Nya. Cobalah merenungkan kembali. Kita semua pasti capek setelah pulang kerja, bawaannya pengen langsung cepat tidur. Tapi, cobalah pikir kembali! Apa tujuanmu hidup di dunia ini, kalau bukan untuk beribadah?! Maka dari itu, jadikanlah Al-Qur’an atau sujudmu itu sebagai tempat istirahatmu. Insyaallah dengan seperti itu, lelahmu bisa menjadi Lillah.
Bagaimana Kalau Kita Mulai Berubah? Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri. Mulailah dari hal kecil.
- Bawa Al-Qur’an ke Manapun
Kamu tidak perlu membawa mushaf fisik jika itu sulit. Unduh aplikasi Al-Qur’an di ponselmu. Dengan begitu, kamu selalu punya akses kapan saja dan di mana saja. Namun, memang alangkah lebih baik kalau kamu membawa mushaf fisik, agar kamu juga bisa membawa keutamaannya.
- Luangkan Waktu 5 Menit Sehari
Kamu tidak harus membaca satu juz sekaligus. Cukup luangkan 5 menit saja untuk membaca dan merenungkan ayat-ayatnya.
- Jadikan Kebiasaan
Seperti kita terbiasa membuka media sosial, coba biasakan diri untuk membuka Al-Qur’an setiap hari. Sedikit demi sedikit, itu akan menjadi bagian dari rutinitasmu.
- Ajak Teman atau Keluarga
Membaca Al-Qur’an akan lebih menyenangkan jika dilakukan bersama. Ajak teman atau keluarga untuk saling mengingatkan.
- Jadikan Al-Qur’an Hadiah Terindah
Berikan Al-Qur’an kepada orang-orang terdekatmu. Jadikan ia hadiah terbaik, yang manfaatnya abadi hingga akhirat. Hikmah yang harus kita ingat, Allah sudah mengingatkan kita dalam Al-Qur’an:
أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَـٰبَنِىٓ ءَادَمَ أَن لَّا تَعْبُدُوا۟ ٱلشَّيْطَـٰنَ ۖ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّۭ مُّبِينٌۭ ٦٠
وَأَنِ ٱعْبُدُونِى ۚ هَـٰذَا صِرَٰطٌۭ مُّسْتَقِيمٌ. ٢١
وَلَقَدْ أَضَلَّ مِنكُمْ جِبِلًّۭا كَثِيرًا ۖ أَفَلَمْ تَكُونُوا۟ تَعْقِلُونَ ٦٢
“Bukankah Aku telah memerintahkan kalian, wahai Bani Adam, agar kalian tidak mengikuti setan? Sesungguhnya dia adalah musuh bebuyutan kalian (60). “melainkan menyembah Aku saja? Inilah jalan yang lurus.” (61) “Padahal dia telah menyesatkan banyak orang di antara kamu. Apakah kamu tidak punya akal sehat?” (62) (QS. Yasin: 60-62)
Ayat ini menjadi tamparan keras untuk kita semua. Menjadikan kita lebih sadar, kita terlalu sibuk dengan duniawi, sampai lupa bahwa ada Allah yang selalu menunggu kembali kepada-Nya. Belajarlah untuk lebih menghargai Al-Qur’an. Jangan menjadikan Al Qur’an sekadar “hiasan” di rumah, atau sesuatu yang hanya kita sentuh di waktu-waktu tertentu.
Jadilah Al-Qur’an seperti sahabat terbaikmu: selalu ada, selalu kita cari, dan selalu kita jadikan prioritas. Mulailah sekarang. Buka Al-Qur’anmu. Dan biarkan hatimu kembali hidup, dengan pancaran cahaya dari Al Qur’an.
Penulis: Vira Laily Maghfiroh