
Tebuireng.online– Pengasuh Pesantren Tebuireng KH. Abdul Hakim Machfudz menggelar pertemuan bersama seluruh pengurus dan pembina santri (ustadz dan ustadzah) di lantai 3 gedung KH. M. Yusuf Hasyim pada Senin malam (24/02/2025). Segenap jajaran ustadz dan ustadzah dari Pondok Putra Pesantren Tebuireng, Pesantren Sains Tebuireng, Pondok Putri Pesantren Tebuireng dan Pesantren Tebuireng Kesamben mengikuti pertemuan ini untuk sosiliasi kegiatan pengajian yang akan diadakan selama bulan suci Ramadhan.
Adapun kitab yang akan dikaji adalah, kitab “Majmu’ Assanid wa Ijazat” karya dari Kiai Ginanjar Sya’ban, salah seorang intelektual dari Nadhatul Ulama. Adapun kitab ini menjelaskan kumpulan-kumpulan khutbah Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari saat memberikan pidato sambuta saat pembukaan di beberapa kegiatan Muktamar Nadhatul Ulama di berbagai tempat.
Dr. Anang Firdaus, selaku sekretaris Dewan Masyaikah Tebuireng menungkapkan bahwa pentingya kitab ini memuat perbaikan sosial.
“Perbaikan sosial ini bisa kita lihat dari khutbah Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari di setiap pembukaan muktamar. Beliau senantiasa mengkritis hal-hal yang berkaitan sosial di tengah-tengah masyarakat kala itu,” jelasnya.
“Dari khutbah Kiai Hasyim, kita bisa melihat nilai kebangsaan Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari dan melihat perjalanan Islam di Indonesia ini penting. Kemudian dalam kitab ini terdapat fatwa-fatwa Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari yang menjadi bukti, bahwa Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari menjadi rujukan utama terkait persoalan agama di Indonesia,” imbuhnya.
Beliau juga menungkapkan bahwa sosok Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari adalah sosok pemimpin agama yang sangat ideal di tengah-tengah umat Islam Indonesia. Karena pada dasarnya, sosok Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari itu tidaklah menjadi seorang ulama yang mengurus agama Islam saja, tetapi beliau juga turut memikirkan nasib bangsa Indonesia.
“Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari berpendapat bahwa pada dasarnya ulama-ulama adalah pembawa amanahnya Allah yang harus disampaikan kepada hamba-hambanya,” ungkapnya.
Di samping itu, beliau juga menambahkan, tujuan dari pengajian kitab selama bulan Ramadhan, adalah ikhtiar kita untuk memberikan pemahaman kepada para santri Pesantren Tebuireng, bahwa sosok Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari adalah salah seorang ulama yang tidak hanya memikirkan dirinya sendiri tapi umat islam Indonesia secara keseluruhan.
Selain itu, KH. Abdul Hakim Mahfudz mengungkapkan bahwa salah satu tujuan pertemuan ini untuk silaturahmi saya bersama seluruh ustadz dan ustadzah yang selama menemani santri di kamar masing-masing.
“Karena pada hari ini, hal yang paling penting adalah silaturahmi. Tetapi dalam ajang silaturahmi jangan sampai hanya diisi oleh kegiatan ngbrol-ngbrol saja, tapi ada pembicaraan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan persoalan keagamaan,” ungkap beliau.
Beliau juga menjelaskan bahwa dalam kitab yang ditulis oleh Kiai Ginanjar Sya’ban, membahas mengenai khutbah-khutbah ini disampaikan saat pembukaan muktamar yang mana selalu menjadi bahan menarik untuk jadi bahas.
“Karena sosok Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari semasa hidupnya tidak hanya diperuntukkan untuk kepentingan dirinya saja, tetapi beliau berjuang untuk kemaslahatan umat Islam serta kebaikan bangsa Indonesia,” imbuh beliau.
Terakhir Kiai Kikin meningatkan kepada seluruh ustadz dan ustadzah yang hadir, bahwa kita harus memperbanyak rasa syukur kita.
“Dan kita harus bersyukur masih memiliki rujukan yakni (Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari) , yang mana kita tahu bahwa beliau memiliki sanad yang langsung ke Nabi Muhammad. Karna bila kita langsung menuju ke nabi itu cukup jauh maka kita bisa mengambil rujukan dan menukil kitab dari Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari, agar sanad keilmuan kita senantiasa tersambung,” pungkas beliau.
Sebagai acara puncak dari pertemuan tersebut ditutup oleh pemberian ijazah kitab “Majmu’ Assanid wa Ijazat” oleh KH. Abdul Hakim Mahfudz

Pewarta: Dimas Setyawan