sumber ilustrasi: istockphoto.com

Oleh: Desi Purnilasari* 

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki kekayaan alam yang melimpah. Namun, bersama dengan kemakmuran alamnya, Indonesia juga menghadapi masalah serius dalam pengelolaan sampah. Pertumbuhan penduduk yang cepat, urbanisasi yang pesat, dan pola konsumsi yang meningkat telah mengakibatkan peningkatan volume sampah secara signifikan di seluruh negeri.

Dampaknya terasa tidak hanya di lingkungan, tetapi juga dalam kesehatan masyarakat, keberlanjutan ekonomi, dan kelestarian lingkungan hidup. Oleh karena itu, langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah ini demi mewujudkan masa depan yang lebih berkelanjutan salah satunya dengan menerapkan gaya hidup bebas sampah atau Zero waste lifestyle, telah menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat yang peduli lingkungan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. 

Konsep ini mengajak individu untuk mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan dengan cara menghindari penggunaan produk sekali pakai, memanfaatkan kembali barang-barang, dan mendaur ulang sebanyak mungkin.

Di Indonesia, di tengah meningkatnya kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan, gaya hidup zero waste menjadi semakin populer. Namun, mengadopsi gaya hidup ini di Indonesia tidaklah mudah. Banyaknya kemasan plastik dan barang-barang sekali pakai yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari membuat tantangan tersendiri bagi individu yang ingin mengurangi sampah mereka. 

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Baca Juga: Lestarikan Bumi melalui Kaidah Fikih: Solusi Holistik untuk Krisis Lingkungan

Meskipun demikian, langkah-langkah kecil dapat diambil untuk memulai perjalanan menuju gaya hidup zero waste. Misalnya, dengan membawa tas belanja sendiri saat berbelanja untuk menghindari penggunaan kantong plastik sekali pakai, atau dengan memilih produk-produk yang memiliki kemasan ramah lingkungan. Selain itu, mendaur ulang dan mengompos sampah organik juga dapat membantu mengurangi jumlah sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir.

Namun, untuk mendorong adopsi gaya hidup zero waste yang lebih luas, dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, perusahaan, dan masyarakat secara keseluruhan. Pemerintah dapat memperkuat regulasi terkait pengelolaan sampah dan memperkenalkan insentif bagi perusahaan yang berinovasi dalam mengurangi limbah produksi mereka. 

Misalnya, pemerintah dapat memberikan insentif pajak kepada perusahaan yang menerapkan praktik zero waste atau mendanai program edukasi yang mendorong masyarakat untuk mengadopsi kebiasaan ramah lingkungan.

Perusahaan juga memiliki peran penting dalam menyediakan produk-produk yang ramah lingkungan dan mendukung upaya konsumen untuk mengurangi sampah. Dengan inovasi dalam desain produk dan kemasan, perusahaan dapat membantu mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan. Misalnya, perusahaan dapat beralih dari kemasan plastik ke kemasan yang dapat terurai secara alami atau memanfaatkan bahan-bahan daur ulang dalam produksi mereka. Selain itu, perusahaan juga dapat memperkenalkan program daur ulang produk, di mana konsumen dapat mengembalikan produk yang sudah tidak terpakai untuk didaur ulang oleh perusahaan.

Sementara itu, masyarakat khususnya mahasiswa perlu terus mengedukasi diri mereka sendiri tentang pentingnya gaya hidup zero waste dan berbagi pengetahuan serta pengalaman dengan orang lain. Melalui berbagai platform, seperti media sosial, seminar, dan workshop, masyarakat dapat saling berbagi tips dan trik untuk mengurangi sampah dan menerapkan praktik zero waste dalam kehidupan sehari-hari. 

Edukasi juga dapat dilakukan di tingkat sekolah, dengan memasukkan kurikulum tentang lingkungan dan pengelolaan sampah yang berkelanjutan, maupun di tingkat perguruan tinggi dengan diadakannya sosialisasi dari pihak terkait.

Dengan kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengadopsi gaya hidup zero waste yang lebih berkelanjutan. Meskipun tantangannya besar, langkah-langkah kecil yang diambil oleh individu dapat memiliki dampak yang besar dalam menjaga lingkungan kita untuk generasi yang akan datang. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestarian bumi ini, dan dengan bekerja sama, kita dapat mewujudkan masa depan yang lebih bersih dan sehat bagi semua makhluk hidup.



*Mahasiswi KPI Universitas Hasyim Asy’ari.