tebuireng.online-Pertanyaan :

Salam Hormat saya sampaikan. Langsung saja saya ingin bertanya, ada yang mengatakan bahwa kehidupan tidak hanya berada di bumi kita ini. di planet luat lebih banyak dan luas. Bahkan, bisa jadi di luar angkasa, terdapat sekelompok makhluk yang disana hidup seorang nabi dengan syariat sendiri juga apakah hal ini benar ? mohon penjelasannya. Terimakasih

Jawaban :

Dalam Al-Baqarah 2:29 Allah berfirman : “Dialah (Allah) yan menciptakan semua yang ada di muka bumi ini untukmu (manusia), kemudian Dia berkehendak menuju langit dan menciptakannya menjadi tujuh. Dan Dia mengetahui segala sesuatu”

Berdasarkan ayat ini, para mufassir bersepakat bahwa apapun yang ada di bumi ini memang tersedia dan disediakan oleh Tuhan untuk memenuhi segala kebutuhan hajat hidup manusia; mulai dari yang hidup dan yang mati, yang bergerak dan diam, di perut bumi dan di permukaan, didalam laut dan bahkan di udara sekalipun, semuanya memang untuk menusia, selaku satu-satunya makhluk yang cerdas, berkemauan dan berkemampuan secara bebas serta beragama dengan seperangkat aturan yang langsung diturunkan oelh Allah melalui Rasul-Nya demi dapat menapak kehidupan ini secara baik dan sempurna.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Masalahnya, apakah kehidupan ideal semacam itu hanya berada di planet bumi ini saja sementara bumi itu sendiri hanya merupakan bagian yang sangat kecil sekali dibandingkan keberadaan planet-planet lain dijagadraya ini yang jumlahnya milyaran, bahkan mungkin triliyunan itu ? apa urgensinya Allah menciptakan sekian banyak benda-benda ruang angkasa jika hampa tidak berpenghuni layaknya dibumi ?
dengan merujuk pada al-Qur’an Al-Bawarah (2): 30-33 maka jelaslah, bahwa hanya manusialah satu-satunya makhluk serdas yang sejak semula memang sudah diproyeksikan oleh Allah untuk menjadi Khalifah penguasa di planet bumi ini. sementara lainnya seperti malaikat, walaupun terbuat dari cahaya namun tidak cerdas seperti manusia. Pola hidupnya pun hanya untuk mematuhi dan melaksanakan perintah seutuhnya al-Tahrim (66): 6 tanpa punya kemauan ataupun kemampuan bebas layaknya robot. Keberadaanya tidak di proyeksikan di planet tertentu di alam raya ini, sehingga tidak harus berada di mana-mana, namun bisa berada dimana-mana. Demikian halnya dengan jin, walaupun diberitakan bahwa sebagian dari mereka ada yang beriman dengan al-Qur’an al-Ahqaf (46): 29-31 namun tidak disertai penjelasan lengkap ; apakah mereka itu cerdas kemudian melaksanakan syariat Islam secara bebas bagaimana layaknya muslim ? selain itu, mengingat bahan bakunya dari api al-Rahman (55): 15 yang berarti senyawa dengan energy dan serupa dengan malaikat, keberadaannya tidak terikat dengan hukum alam di planet tertentu dan segala aktifitasnya pun tidak kasat mata atau dengan apapun yang bersifat materi sehingga tidak teridentifikasi, berbeda halnya dengan manusia yang bermateri padat karena terbuat dari tanah al-An’am (6): 2.

Masalahnya adalah, apakah memang bernar hanya planet bumi ini saja dari milyaran bahkan mungkin triliyunan planet yang ada di jagad raya ini yang berpenghuni makhluk hidup yang diantaranya ada yang cerdas, berkemauan danberkemampuan bebas seperti manusia, yang karenanya perlu ada aturan tertentu berbentuk syariat atau lainnya agar tidak saling berbenturan kepentingan karena adanya kebebasan yang dimilikinya tersebut.

Temuan terakhir lewat teleskop super canggih SPTZER yang diluncurkan oleh NASA tahun 2003 menunjukkan, bahwa di sebelah galaksi (gugusan dari setiap 100 milyaran bintang-bintang) BIMASAKTI dimana plaet bumi berada di dalamnya di bagian tepi dari bentuknya yang menyerupai cakram, ternyata ada gugusan ratusan milyaran bintang-bintang lain dan membentuk galaksi-galaksi lain pula, seperti ANDROMEDA dan MESSIER 81 (temuan terakhir) yang berjarak 12 juta tahun cahaya (300000km perdetik)

Langit merupakan ruang yang tidak terbatas, karena memuat benda-benda angkasa yang tiada terhingga, seperti galaksi-galaksi tersebut setelah diamati ternyata membentuk gugusan-gugusan yang disebut SUPERKLUSTER. Di dalamnya terdapat milyaran bahkan triliyunan matahari, planet, supernova, black hole dan sebagainya.

Ambil contoh seperti planet Jupiter, Saturnus dan Uranus, ketiganya hanya berbentuk gas dan tidak memiliki daratan yang padat sebagai tempat berpijak. Planet Pluto (sekarang tidak dinamakan planet lagi) meskipun memiliki daratan, namun air dan gas yang ada di permukaannya selalu membeku karena berada pada minus 328 derajat celcius sehingga tidak memungkinkan ada makhluk hidup bisa tahan di dalamnya. Demikian halnya dengan planet Mercurius, mengingat posisinya yang sangat denkat dengan matahari. Pada bagian yang menghadap matahari, suhunya sangat tinggi sekali sehingga logam apapun akan meleleh karenanya, sementara bagian lain yang berlawanan justru terus menerus mebelakangi matahari suhunya senantiasa membeku. Pada kedua sisi yang berlawanan ekstrim tersebut tidak akan layak untuk dihuni oleh makhluk hidup dari jenis apapun.

Hal berbeda yang terdapat pada planet bernama bumi ini. planet ini selain memiliki daratan yang memadai, juga ternyata 2/3 permukannya tertutup air sehingga keberadaannya sangat melimpah. Selain itu dibumi tersedia atmosfir yang mengandung oksigen dalam kadar yang sangat tepat, yakni 21% dari udara yang ada dan selebihnya 78% berbentuk nitrogen, kemudian gas karbondioksida dan lainnya.

Jumlah 21% dari oksigen tersebut merupakan kadar dangat sesuai dengan kebutuhan kehidupan makhluk hidup, sebab jika kurang akan menyebabkan problem pernafasan sedangkan jika berlebih akan menyebabkan oksidasi menjadi tidak terkendali, sehingga tingkat kebakaran bahkan kekeroposan aneka logam menjadi meningkat drastis.

Atmosfir yang dalam al-Qur’an Al-Baqarah (2):22 disebut sebagai “atap” bumi ternyata memang berfungsi sebagaimana mestinya, melindungi bumi dari serbuan batu-batu angkasa (berbeda dengan di bulan karena tidak beratmosfir, batu-batu tersebut bisa langsung berjatuhan di permukaanya). Atmosfir yang tebalnya sekitar 1000 km, akan membakar batu-batu itu menjadi debu. Selain itu, lapisan ozon di bagian atasnya berfungsi sebagai pelingdung dari ultra violet, dan lapisan magnetosfernya melindungi pancaran gelombang elektromagnetik dari ruang angkasa.

Selain itu, bumi sebagai benda angkasa sama dengan lainnya, ternyata melesat dengan kecepatan 107.000 km perjam mengitari matahari pada jarak 150.000.000 km. dan ini berarti, bumi dapat menyelesaikan putarannya untuk mengelilingi matahari selama 365 ¼ hari. Dengan kecepatan berputar seperti itu, maka bumi telah menghasilkan gaya sentrifugal untuk melawan gaya gravitasi matahari sehingga tidak tersedot ke dalamnya. Seandainya lebih cepat walau sedikit saja maka bumi akan terlepas dari orbitnya terlempar ke angkasa luar yang tidak bertepi. Hal penting lainnya adalah, bahwa bentuk bumi yang bulat dengan kemiringan 23,5 derajat dan berotasi dengan kecepatan lebih dari 16.000km perjam, telah menjadikannya punya dua waktu yang berbeda, siang dan malam sejalan dengan arah hadapnya yang saling bergantian, sehingga tidak terjadi siang dengan panas yang sangat secara terus menerus pula sebagaimana yang terjadi pada planet-planet lainnya.

Dari paparan tersebut, maka nyatalah hanya bumi saja selaku planet yang layak untuk dihuni oleh makhluk hidup dari jenis apapun; tanaman dan binatang serta manusia sementara planet-planet lain tidak layak untuk dihuni oleh makhluk hidup bermateri dari jenis apapun (selain yang terbuat dari energy seperti malaikat dan jin) karena kondisinya yang begitu ekstrim. Kecuali jika kelak sesuai dengan perkembangan teknologi dapat terkuak misteri benda-benda angkasa lebih banyak lagi sehingga ditemukan kehidupan selain dibumi, maka asumsi ini bisa saja berubah. Dan kalaupun tidak pernah ditemukan kehidupan lain selain dibumi, keberadaan planet-planet selain bumi tidaklah sia-sia karena sangat berpengaruh pada keseimbangan dan ekosistem antar planet, termasuk bumi. Namun setidaknya untuk saat ini, dengan dukungan teknologi yang masih terbatas sementara al-Qur’an sebagai kitab suci tidak banyak berbicara tentang kehidupan lain selain dibumi, maka dapat disimpulkan bahwa kehidupan makhluk dari jenis apapun termasuk yang cerdas seperti halnya manusia, memang hanya ada di bumi saja dan bukan selainnya. Wallahu A’lam.

Prof. Dr. H. M. Djamaludin Miri, MA

Pengasuh Rubrik Telaah Akidah Majalah Tebuireng