Sebuah ilustrasi puisi dan rahasia-rahasia yang disampaikannya. (sumber: forumkeadilan)

Mengguliti Rasa

Laku-laku waktu yang berlalu
tanpa sedikit pun aku meminta jeda
di antara lajunya waktu
detik-detik mengguliti rasa

tiada yang bisa ku kendalikan
ketika pijar-pijar senja tak lagi ada
mendung menggantung di kelopak awan
dan hari ini ku panggilkan hujan itu lagi

namun aku tak mencari tempat
yang dikataka paling aman
hanya sekedar berteduh
lembut pada degub dada

beranjak waktu yang lengang
kedua tangan bersedekap erat
memeluk tepat pada hangat
saat detik-detik mengguliti rasa



Kain Kehormatan
Rupamu sungguh memanjakan
setia pada kearifan dan kesehajaan
meliuk-liuk goresanmu oleh tangan malaikat
yang ikhlas bersama detakan samudera

hati berbunga dalam balutanmu
bagaikan raja matram bersamamu
karena kaulah kain kehornatan kami
tak ternilai nestapa perih, dengan ait terjun keringat ini

dan negeri para pemulung
memboyongmu temani
mencabik hati suci pertiwi
riuh pagi yang memancar rindu



Hening
Hening raga tanpa isyarat
membisukan darah dalam aliran
dalam rintik langit mulai berucap
harapan ataukah janji saja

hening sejenak dalam jiwa
merasakan kehendak tak terwujud
janji langit akan bintang
terjaga dalam ruang kosong jagat raya

setitik cahaya kian tersenyum
dalam untaian kata sang langit
terhapusnya ukiran perih kalbu’
entah waktu atau takdir

ataukah sekedar tanya dalam hembusan nafas
mencari jawaban dalam tanya
alasan bintang mengisi langit
teringat janji ataukah keinginan hati



Diam
Melapuk dinding berduri
menggelepak sejuta rintih
riuh dipandang
keras mengerang

tiada teluk terhening
dirampas simpul bibirnya
getar raga sukmanya
tanpa wacana meredam

ia merenung disudut tembok
meratap hidupnya yang pedih
gulita dijera asa

tiada lagi selain kelam
hitam tanpa batas pandang



Penulis: Lalik Kongkar

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online