Khutbah jumat disampaikan oleh KH. A. Roziqi, Lc., M.H.I.
Khutbah jumat disampaikan oleh KH. A. Roziqi, Lc., M.H.I.

Oleh: Dr. KH. Achmad Roziqi, Lc., M.H.I.*

اِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَسْلِيمًا كَثِيْرًا لَانَبِيَّ بَعْدَ لَه الله اللهم صلى عليه وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان، وسلم تسليمًا اَمَّا بَعْدُ اُوْصِي نَفْسِيْ وَاِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ

Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Marilah kita senantiasa memanjatkan syukur kepada Allah SWT., karena betapa besar nikmat Allah kepada kita. Terutama Allah memilihkan Sayyidul Anbiya’ wal Mursalin Hadraturrasul Muhammad Saw., menjadi kita semua. Maka sungguh Allah memilih kita menjadi umat terbaik dibanding umat-umat sebelumnya.

Hadirin Jamaah Salat Jum’at Rahimakumullah

Sungguh agama Islam ini adalah agama yang sempurna. Agama yang tidak hanya mengurus ibadah-ibadah ritual; salat puasa zakat saja. Akan tetapi agama ini pun mengurus tata kehidupan sosial kita semua. Mulai dari bagaimana cara kita ber­-mua’asyarah sesama makhluk Allah. Agama ini juga sudah mengatur bahwa menjalani kehidupan sosial ini jangan sampai kita melakukan kezaliman. Jangan sampai kita mengambil hak orang lain dengan cara yang tidak benar. Mengucapkan ucapan yang menyakiti atau merendahkan kehormatan orang lain. Ini juga bagian dari kezaliman.

Allah SWT dalam hadis qudsi yang didawuhkan oleh Sayyiduna wa Habibuna Muhammad Saw.,

عَنِ النَّبيِّ ﷺ فِيما رَوى عَنِ اللهِ تَبارَكَ وَتَعالى، أنَّهُ قالَ: يا عِبادِي، إنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ على نَفْسِي، وَجَعَلْتُهُ بيْنَكُمْ مُحَرَّمًا

Allah sebagaimana dalam hadis di atas memproklamirkan bahwa Allah tidak pernah berlaku zalim. Dan Allah menjadikan zalim itu haram dilakukan oleh manusia.

Hadirin Jamaah Salat Jum’at

Konsistensi Allah dalam mengawal perilaku zalim ini tidak hanya berhenti di dunia saja. Nanti pada hari akhir pada yaumul qiyamah, Allah menampakkan kamalu mazhar al-‘adli al-ilahi. Di antaranya digambarkan dalam sebuah hadis qudsi:

يقولُ اللهُ عزَّ وجلَّ يومَ القيامةِ: لا يَنبغي لأحَدٍ مِن أهلِ الجنَّةِ أنْ يَدخُلَ الجنَّةَ، ولأحَدٍ مِن أهلِ النّارِ عندَه مَظلمةٌ، ولا يَنبغي لأحَدٍ مِن أهلِ النّارِ أنْ يَدخُلَ النّارَ، ولأحَدٍ مِن أهلِ الجنَّةِ عندَه مَظلمةٌ، حتى أُقِصَّه منه، حتى اللَّطمةُ، قُلنا: وكيف، وإنّا إنَّما نَأتي اللهَ عزَّ وجلَّ عُراةً غُرلًا بُهمًا؟ قال: بالحسناتِ والسَّيِّئاتِ

Tidaklah layak bagi penduduk surga sekalipun untuk memasuki surga, ketika ia masih memiliki urusan, tanggungan, atau kezaliman yang belum terselesaikan sekalipun itu bagi ahli neraka. Hingga Allah membalasnya, sekalipun itu hanya sekedar tamparan.

Hadirin Jamaah Salat Jum’at

Tentu kita tidak ingin tertahan hanya gara-gara kezaliman kita yang belum selesai di dunia ini. tentu kita ingin menjadi hamba Allah yang ketika menemui yaumul hisab kita dijadikan orang-orang yang masuk surga tanpa hisab. Atau sekurang-kurangnya menjadi hamba yang dihisab secara mudah. Oleh karena itu, kezaliman yang pernah kita lakukan entah ucapan maupun perbuatan kita, marilah kita selesaikan di dunia ini. Kalau ada kata-kata kita yang menyakit sesama, maka mintalah ridhanya. Kalau ada pernah ada benda yang terambil secara tidak benar, maka kembalikan. Kalau semua sudah tidak mungkin, maka istighfarlah berdoa lah kebaikan untuk orang-orang yang pernah kita zalimi. Dengan harapan itu semua memudahkan hisab kita di akhirat nanti.

Hadirin Jamaah Salat Jum’at

Hadraturrasul Muhammad SAW mewanti-wanti kita betul agar kita menjadi orang yang sukses dunia akhirat. Jangan sampai kita ini menjadi al-muflis. Seperti yang dideskripsikan oleh Sayyiduna wa Habibuna Muhammad, suatu saat beliau mengetes para sahabat:

أَتَدْرُونَ ما المُفْلِسُ؟ قالوا: المُفْلِسُ فِينا مَن لا دِرْهَمَ له ولا مَتاعَ، فقالَ: إنَّ المُفْلِسَ مِن أُمَّتي يَأْتي يَومَ القِيامَةِ بصَلاةٍ، وصِيامٍ، وزَكاةٍ، ويَأْتي قدْ شَتَمَ هذا، وقَذَفَ هذا، وأَكَلَ مالَ هذا، وسَفَكَ دَمَ هذا، وضَرَبَ هذا، فيُعْطى هذا مِن حَسَناتِهِ، وهذا مِن حَسَناتِهِ، فإنْ فَنِيَتْ حَسَناتُهُ قَبْلَ أنْ يُقْضى ما عليه أُخِذَ مِن خَطاياهُمْ فَطُرِحَتْ عليه، ثُمَّ طُرِحَ في النّارِ.

Apakah kalian tahu siapa muflis (orang yang pailit) itu?”. Para sahabat menjawab, ”Muflis (orang yang pailit) itu adalah yang tidak mempunyai dirham maupun harta benda.” Tetapi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Muflis (orang yang pailit) dari umatku ialah, orang yang datang pada hari Kiamat membawa (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia telah mencaci dan (salah) menuduh orang lain, makan harta, menumpahkan darah, dan memukul orang lain (dzalim). Maka orang-orang itu akan diberi pahala dari kebaikan-kebaikannya. Jika telah habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa mereka akan ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam neraka”. (HR Muslim)

Oleh karena itu, kita sebagai santri Tebuireng sudah mengingatkan kita dalam Adabul ‘Alim wal Muta’allim, semua amal kebaikan kita amal-amal keagamaan kita qalbiyatan kanat aw badaniyyah, quliyatan kanat aw fi’liyyah la yu’tabaru sya’iun minha illa in kana makhfufan bil mahasin al adabiyyah wal akhlaqil al karimiyyah wal mahamid al-shifatiyyah. Kebaikan-kebaikan yang kita lakukan tidak lah bernilai kecuali, kecuali jika itu semua berbalut dengan adab yang baik sifat yang terpuji akhlak yang mulia dan sifat yang terpuji

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ

وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ

وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ



*Mudir Mahad Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang


Pentranskrip: Yuniar Indra Yahya
Editor: Rara Zarary