Sebuah ilustrasi perjalanan. (sumber: iStock)

Luruh di Ujung Senyap
Dalam senyap yang menua
Aku temukan bayang yang tak bernama
Mengendap di sela desir waktu
Ia bicara dalam bahasa kehilangan

Yang tak kupahami
Tapi kuhirup sampai habis
Langit menunduk
Bumi memeluk dingin

Dan aku
Terjebak antara tanya dan jawab
Yang tak kunjung selesai.


Langkah yang Terlewat
Dulu ada jalan
Tak kulalui

Ada cahaya
Tak kuhirau
Ada bisikan
Kupadamkan dengan ego yang nyaring

Kini, lorong itu gelap
Bukan karena hilang

Tapi karena aku terlalu jauh untuk kembali
Setiap detik kini bergetar
Membawa gema langkah
Yang tak pernah kuambil.


Lepas Tanpa Titik
Ada yang pergi
Bukan karena kalah
Tapi karena memang waktunya pulang
Ke tempat yang tak punya alamat

Kupeluk kosong
Bukan untuk menahan
Tapi untuk menyapa sisa-sisa
Yang masih tinggal di dada

Tak semua yang hilang
Harus ditemukan kembali
Beberapa hanya perlu dibiarkan menjadi angin
Yang tak lagi ditanya asalnya.



Penulis: Albii

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online