Keindahan islam dan muslim yang taat beribadah. (sumber: pngtree)

Islam adalah agama yang sempurna, komplet. Tidak ada agama yang mengatur kehidupan pengikutnya mulai urusan dunia hingga akhirat. Agama mana yang sangat memperhatikan umatnya kalau bukan Islam.

Allah telah mengatur sedemikian rupa para hamba-Nya, ada yang kaya ada pula yang miskin. Susah senang pasti ada di setiap orang. Allah punya caranya sendiri untuk menghibur hamba-Nya. Ia Maha adil. Jadi tidak pelu risau bagaimana nasib yang akan Ia tetapkan pada kita.

Menjadi kaya adalah anugrah tuhan yang patut kita syukuri. Memiliki harta lebih merupakan suatu keunggulan yang tidak semua orang punya. Harta adalah titipan yang Allah berikan pada para hamba pilihan-Nya. Maka seyogyanya kita gunakan harta tersebut untuk menjalani ketaatan dengan semaksimal mungkin atau api neraka lah yang akan membelenggu kita.

Harta dapat membuat kita buta. Rawan sekali seorang yang bergelimang harta masuk neraka sebab lalai karenanya. Berbagai ancaman Allah berikan kepada orang yang salah menggunakan kekayaan. Bukan berarti kaya itu menakutkan, justru dengan kaya kita semakin mudah untuk menggapai rida-Nya.

Apresiasi Khusus Hamba yang Kaya

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Begitu senangnya Allah pada hamba yang dermawan dan tidak mengharap imbalan dari sesama makhluk. Apalagi hamba tersebut bisa memberikan harta yang memang ia senangi. Hamba seperit ini yang akan Allah apresiasi sebagaimana firman-firman-Nya dalam Al-Qur’an.

Dalam surah Al-lail, Allah menjelaskan hamba yang dermawan akan Ia permudah segala urusannya. Keterangan ayatnya sebagai berikut:

فَاَمَّا مَنْ اَعْطٰى وَاتَّقٰىۙ ٥ وَصَدَّقَ بِالْحُسْنٰىۙ ٦ فَسَنُيَسِّرُهٗ لِلْيُسْرٰىۗ ٧

Artinya: “Siapa yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa serta membenarkan adanya (balasan) yang terbaik (surga), Kami akan melapangkan baginya jalan kemudahan.”

Masih dalam surah yang sama, Allah juga menerangkan keistimewaan bagi hamba yang ikhlas dalam memberi. Memang tidak ada yang ia harapkan kecuali rida Ilahi. Kelak Allah akan membebaskannya dari jilatan api neraka, sebagaimana ayat berikut:

وَسَيُجَنَّبُهَا الْاَتْقَىۙ ١٧ الَّذِيْ يُؤْتِيْ مَالَهٗ يَتَزَكّٰىۚ ١٨ وَمَا لِاَحَدٍ عِنْدَهٗ مِنْ نِّعْمَةٍ تُجْزٰىٓۙ ١٩ اِلَّا ابْتِغَاۤءَ وَجْهِ رَبِّهِ الْاَعْلٰىۚ ٢٠

Artinya: “Akan dijauhkan darinya (neraka) orang yang paling bertakwa, yang menginfakkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkan diri. Tidak ada suatu nikmat pun yang diberikan seseorang kepadanya yang harus dibalas, kecuali (dia memberikannya semata-mata) karena mencari keridaan Tuhannya Yang Mahatinggi.”

Pada ayat lain menerangkan balasan bagi orang yang dapat memberi apa yang ia senangi. Begitu luar bisanya hamba yang dapat meberi apa yang ia senangi. Maka tak heran berbagai kebaikan akan membanjirinya.  Ayat tersebut merupakan bunyit surah Ali-Imran ayat 92:

لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتّٰى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَۗ وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فَاِنَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْمٌ ٩٢

Artinya: “Kamu sekali-kali tidak akan memperoleh kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Apa pun yang kamu infakkan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui tentangnya.”

Seperti inilah Allah memberi hiburan bagi orang kaya yang di sisi lain juga memberi peringatan pada mereka. Sangat tentram sekali orang kaya yang bisa menggunakan hartanya sebaik mungkin, dunia akhirat berpihak padanya. Lantas bagaimana bentuk kedilan Allah pada orang miskin? Seperti apa bentuk hiburan yang orang miski terima?

Kemudahan yang Orang Miskin Punya

Pastinya tidak hanya orang kaya yang mudah menggapai rida Allah dengan hartanya. Orang miskin juga Allah berikan kemudah untuk mendekat pada-Nya, yang tentunya berbeda cara dari orang kaya.

Rasa cemburu orang miskin dengan orang kaya sudah ada sejak zaman sahabat Rasulullah. Cemburu di sini maksudnya keingian untuk bersedekah dengan adanya harta yang banyak. Mereka sedikit tidak terima sebab ada hal yang bisa orang kaya lakukan tapi tidak dengan orang miskin.

Ada dua hal yang seseorang boleh iri pada hal tersebut. Lebih tepatnya bukan iri tapi Ghibtho, berangan-angan agar supaya seperti orang lain tanpa menginginkan nikmat tersebut hilang. Sebagaimana sabda Rasulullah:

وعن عبدِ اللَّهِ بنِ مسعودٍ رضي اللَّه عنه قال: قالَ رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: “لَا حَسَدَ إِلَاّ في اثَنَتَيْنِ: رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالاً فَسَلَّطَهُ عَلَى هَلكَتِهِ في الحَقِّ. ورَجُلٌ آتَاه اللَّهُ حِكْمَةً فُهو يَقضِي بِها وَيُعَلِّمُهَا” متفقٌ عَلَيْهِ

Artinya: Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata, Rasulullah telah berkata: “Tidak ada kehasudan yang boleh kecuali dalam dua perkara yaitu seorang yang Allah berikan harta kemudia ia pergunakan untuk berinfak dalam perkara hak dan seorang yang Allah karuniai ilmu pengetahuan kemudiam ia dapat memberi keputusan dengan ilmunya dan mengajarkannya.” (Muttafaq ‘alaih)

Sebuah riwayat hadis menceritakan kecemburan sahabat miskin pada orang-orang kaya. Suatu ketika sahabat muhajirin yang fakir mendatangi nabi. Mereka mengadu “Orang-orang kaya pergi denga derajat mulia sekaligus kenikmatan yang meyertainya. “Ada apa dengan hal itu,” timpal Rasulullah. Mereka lalu berkata lagi “mereka salat sebagaimana kami salat, mereka puasa seperti puasa kami, mereka dapat bersedekah dan kami tidak, mereka dapat membebaskan budak dan kami tidak.”

Rasulullah kemudian bertanya “Apakah belum aku beritahu kalian hal yang dapat menyusul orang yang mendahuli kalian dan menaduhului orang yang ada di setelah kalian.” “Tidak ada seorangpun yang lebih mulia ketimbang kalian kecuali orang yang melakukan seperti apa yang kalian lakukan?” lanjut Rasulullah.

Mereka mengiyakan pertanyan tersebut. Lalu Rasulullah berkata lagi “Kalian bacalah tasbih, tahmid, serta takbir setelah setiap salat fardu sebanyak 33 kali.” Setelah mendengar itu, mereka merasa lega.

Tak lama, mereka kembali lagi untuk mengelu. “Saudara kami yang kaya telah mendengar apa yang kami perbuat dan mereka melakakukannya.” “Itu sudah menjadi anugrah yang Allah berikan pada orang yang Ia kehendaki,” jawab singkat Rasulullah.

Dari sini kita bisa paham bahwa Allah punya cara-Nya sediri untuk menghibur hamba-Nya. Semua Ia beri kemudahan menyesuaikan keadaan. Orang kaya mudah menuju jalan-Nya dengan harta dan orang miskin cukup dengan hati yang selalu mengingat-Nya. Tapi tidak menutup kemunginan adanya seorang yang kaya lagi selalu berzikir pada-Nya. Itu merupakan anugrah besar yang sedikit pemiliknya. Islam adalah agama yang menghibur bukan yang membuat bingung.



Penulis: Ahmad Basunjaya Ikhsan Kamal Fathoni.