
Oleh: Kiai Su’udi, S.Ag*
اِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه لا نبي بعده
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Pertama, mari bersama mengucap syukur kepada Allah karena di siang hari ini masih diberi sehat wal ‘afiyat. Terutama teman-teman santri masih diberi kesempatan untuk menuntut ilmu di pondok pesantren. Kedua, semoga silaturrahim kita semua di masjid ini dapat menjadi sebab atau wasilah nanti kumpul kita di surga Allah. Amiin…
Sudah menjadi kewajiban bagi orang yang khutbah untuk menyerukan ajakan bertakwa kepada Allah dalam arti yang sebenar-benarnya. Yakni melakukan segala yang diperintah-Nya dan menjauhi apa yang dilarang-Nya.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Pada dasarnya perintah di sini ada dua hal. Pertama, perintah yang sifatnya al-wajibat yang bersifat yaumiyyah. Ada juga perintah yang kita lakukan berdasar waktu tertentu. Hal ini semua kewajiban yang tidak bisa ditawar. Maka, sukses atau tidaknya hidup kita di dunia ini adalah bagaimana kita melaksanakan shalat sesuai dengan waktunya. Karena shalat adalah tolok ukur keberhasilan kita di dunia. Kalau shalat istiqamah, insha allah aktivitas lain akan terbentuk. Sebagaimana dawuh Nabi Saw.:
الصلاة عماد الدين فمن أقامها فقد أقام الدين، ومن تركها فقد هدم الدين
“Shalat adalah tiang agama, barang siapa yang menegakkan shalatnya, maka ia menegakkan agama. Barang siapa yang meninggalkan shalatnya, maka ia merobohkan agamanya.”
Shalat adalah tiang yang menjaga segala bangunan apa pun yang di atasnya. Sehingga apa shalat seseorang yang tidak bagus, maka saya jamin bangunannya akan roboh. Inilah kewajiban yang tidak bisa ditawar dan tidak bisa diwakilkan oleh siapa pun. Karena shalat adalah kewajiban yang harus dilakukan sendiri. Jika tidak mampu berdiri, maka boleh dengan duduk. Jika tidak mampu dengan duduk, maka boleh dengan tidur. Jika tidak mampu dengan tidur, maka apa pun yang penting dapat menunjukkan aktivitas shalat. Begitu pula seorang santri. Kalau shalatnya itu istiqamah, maka semuanya akan istiqamah.
Kemudian ada juga perintah yang bersifat al-mandubat (anjuran). Fungsinya adalah untuk menambal ibadah-ibadah wajib yang kemungkinan ada kekurangan. Entah melakukan shalat qabliyah atau bakdiyah.
Lalu, inti dari takwa yang kedua yakni meninggalkan larangan Allah. Adakalanya larangan itu memang bersifat wajib ditinggalkan tanpa bisa ditawar. Adakalanya larangan yang bersifat makruh, yang dianjurkan untuk dijauhi. Seperti halnya merokok. Betul memang merokok itu berhukum makruh. Akan tetapi pasti seseorang yang merokok akan ada sisi kesehatan menurun karena rokok.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Tiada manusia di dunia ini yang tidak ingin dicintai oleh Allah. Imam Abdullah ibn Alwi Al-Haddad menyampaikan, bahwa jika seseorang ingin hidup sukses di dunia ini, maka orang tersebut harus berilmu. Apa alasannya? Sebab dengan ilmu orang tahu mana yang halal dan haram, mana yang boleh mana yang tidak. Serta dengan ilmu pula orang tahu hak-hak kepada Allah. Sehingga ada pepatah mengatakan, laula al-‘ilm lakana al-nas ka al-baha’im, jika seseorang tidak punya ilmu, maka ia akan lebih kejam dari pada binatang.
Maka dari itu mari kita serius di pesantren untuk mencari ilmu dengan harapan menjadi ilmu yang manfaat dan berkah. Mudah-mudahan khutbah singkat ini bermanfaat, khususnya kepada saya sebagai seorang khatib, dan umumnya kepada jamaah Jum’at sekalian.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ
وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ
وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
*Pengurus Harian Santri dan Ubudiyah Santri Ponpes Tebuireng.
Pentranksrip: Yuniar Indra Yahya