Salah satu mahasantri Mahad Aly Hasyim Asy’ari, Happy Aprilarizky saat beraktivitas di Indonesian Youth Impact (IYI). (dok. pribadi)

Tebuireng.online– Sebagai program pertama yang diselenggarakan oleh Indonesian Youth Impact (IYI), International Volunteer Chapter Malaysia berhasil memberangkatkan 27 delegasi ke Malaysia pada 19 hingga 24 Februari 2025. Selama dua hari penuh, para delegasi menjalankan pengabdian di sana, berbagi ilmu dan pengalaman kepada anak-anak Indonesia yang tinggal di Malaysia.

Salah satu peserta yang berpartisipasi adalah Happy Aprilarizky, mahasiswa semester dua Ma’had Aly Hasyim Asy’ari asal Kalimantan. Dalam wawancara, Happy menceritakan pengalamannya selama empat hari mengikuti program ini, termasuk tantangan dan pelajaran yang didapatkan.

Kegiatan Awal dan Kunjungan Wisata

Pada hari pertama, para delegasi yang tiba dari berbagai bandara di Indonesia langsung diajak berkeliling Kuala Lumpur untuk mengenal lebih dalam tentang Malaysia. Salah satu destinasi yang mereka kunjungi adalah Mythic dan Menara Kembar.

“Kami langsung menuju beberapa tempat wisata ikonik di Malaysia. Ini memberi kami kesempatan untuk lebih mengenal negara tetangga kita,” ujar Happy.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Setelah kunjungan wisata, delegasi makan malam bersama, kemudian berangkat ke dua lokasi pengabdian yang telah ditentukan. Delegasi dibagi dalam dua tim, masing-masing ditempatkan di Sanggar Bimbingan Hulu Langat dan Sanggar Bimbingan Branang.

Pengabdian di Sanggar Bimbingan: Mengajar dengan Sabar dan Kreativitas

Pada hari kedua dan ketiga, delegasi menjalankan tugas pengabdian mereka di sanggar bimbingan. Happy dan timnya mengabdi di Sanggar Bimbingan Branang, mengajar anak-anak Indonesia yang bersekolah di sana. Happy menyadari bahwa dalam mengajar, kesabaran dan kreativitas menjadi dua hal yang sangat penting. “Kami harus sabar menghadapi berbagai tantangan, dan harus kreatif agar dapat mencapai target yang sudah direncanakan,” jelasnya.

Baca Juga: Dari Peserta Jadi Penggerak, Perjalanan Alfiyah Membawa Delegasi Indonesia ke Malaysia

Selain itu, Happy menekankan pentingnya manajemen emosi, yang menjadi hal krusial dalam setiap kegiatan kelompok. “Di sana kami bekerja bersama teman-teman baru dari berbagai daerah di Indonesia, serta mengajar anak-anak. Manajemen emosi penting agar kerja sama tim tetap lancar,” tambahnya.

Happy Aprilarizky, saat bergabung dalam salah satu aktivitas di lokasi.

Pengalaman menjadi sukarelawan internasional ini membuka mata Happy terhadap kehidupan masyarakat Indonesia di luar negeri. Ia terkesan dengan rasa nasionalisme yang tetap terjaga di kalangan anak-anak Indonesia yang bersekolah di Malaysia.

“Setiap hari, mereka tetap menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia dan lagu-lagu nasional Indonesia di sekolah. Saya sangat terkesan dengan semangat nasionalisme mereka, meskipun berada di negara lain,” ujarnya.

Eksplorasi Wisata dan Gala Dinner

Pada hari ketiga, para delegasi melanjutkan agenda country explorer, mengunjungi beberapa tempat bersejarah seperti Batu Caves, Universitas Malaya, Masjid Negara, Dataran Merdeka, dan Perpustakaan Negara. Happy mengenang momen-momen berharga selama kunjungan tersebut, termasuk berkunjung ke Universitas Malaya dan menikmati nasi sotong khas Malaysia.

Malam harinya, para delegasi menikmati gala dinner yang dilanjutkan dengan sesi pemberian penghargaan dan pembagian sertifikat internasional. “Malam itu sangat berarti, selain merayakan keberhasilan kami, juga menjadi ajang untuk saling berbagi pengalaman,” kata Happy.

Pesan untuk Pemuda Indonesia

Menutup pengalamannya, Happy memberikan pesan untuk pemuda Indonesia agar terus berusaha dan mengejar cita-cita. “Jangan pernah berhenti mencari pengalaman dan berusaha menggapai cita-cita. Dunia ini luas, jangan merasa cukup hanya dengan mengetahui apa yang ada di lingkungan kita. Cobalah untuk keluar dari zona nyaman dan terus berkembang,” ujarnya, menginspirasi generasi muda lainnya.

Melalui program International Volunteer Chapter Malaysia, para delegasi tidak hanya memberikan pengabdian, tetapi juga belajar tentang pentingnya manajemen emosi, kreativitas, dan nasionalisme yang tak tergoyahkan meski berada di luar negeri.



Pewarta: Zulfa Nuril