
Kisah-kasih Anak Perempuanku
hari ini putriku melangkah perlahan
di bawah langit yang dulu menyaksikan tangisnya
lantai koridor mengingat jejak kaki kecilnya
papan tulis masih menyimpan debu nama-namanya
ia peluk erat bayang tawa teman
dan suara guru yang menyulam sabar di setiap kata
sekolah bukan hanya tembok dan meja
ia rumah bagi mimpi yang pernah begitu sederhana
perpisahan bukan akhir tapi sunyi yang lembut
menyentuh hati dengan kenangan yang pelan pelan membeku
putriku, perlahan berpamit;
wahai buku-buku tua
terima kasih telah menjadikannya seorang manusia
Buku Kenangan
Putriku masih mendengar suara lonceng itu
menggugah pagi seperti ibu membangunkan rindu
di bangku kayu yang berderit lelah
aku belajar mengeja dunia
di halaman penuh debu dan peluh
ia temukan sahabat dari canda dan luka
mereka tumbuh dengan mimpi dan luka kecil
yang sembuh oleh tawa dan cerita sederhana
ada guru dengan senyum matahari
yang menanam benih cinta dalam huruf dan angka
sekolah adalah tempat aku belajar jatuh
dan bangkit tanpa takut
sekarang semua telah jadi kenangan
tapi kenangan adalah rumah yang tak pernah tua
di dalamnya ia selalu anak kecil
yang percaya segala bisa dicapai
Di Mata Seorang Ibu
Kulihat kau tumbuh dari tangis pertama
hingga langkahmu kini melampaui bayangku
waktu berjalan tanpa suara
namun hatiku merekam segalanya dengan gema
dulu kau genggam jariku dengan rapuh
sekarang kau lepas tangan ini dengan yakin
ibu hanya rumah yang perlahan kau tinggalkan
namun selalu kau cari saat dunia terasa dingin
tak ada yang lebih indah dari melihatmu dewasa
meski kadang hati ini sunyi menahan rindu
aku rela menjadi senyap
asal kau bahagia dalam bising dunia yang baru
anak ibu
kau bukan lagi kanvas kosong
kau telah melukis hidupmu
dengan warna yang kupanjatkan dalam doa doa malam
Penulis: Ummu Masrurah