Selasa (22/10/2024) Peringatan 79 Tahun Resolusi Jihad dikemas oleh Pesantren Tebuireng dengan upacara seremonial Hari Santri Nasional 2024. Upacara ini dilaksanakan pada pukul 07.00 WIB di lapangan Universitas Hasyim Asy’ari. Foto: Irsyad
Selasa (22/10/2024) Peringatan 79 Tahun Resolusi Jihad dikemas oleh Pesantren Tebuireng dengan upacara seremonial Hari Santri Nasional 2024. Upacara ini dilaksanakan pada pukul 07.00 WIB di lapangan Universitas Hasyim Asy’ari. Foto: Irsyad

Tebuireng.online- Selasa (22/10/2024) Peringatan 79 Tahun Resolusi Jihad dikemas oleh Pesantren Tebuireng dengan upacara seremonial Hari Santri Nasional 2024. Upacara ini dilaksanakan pada pukul 07.00 WIB di lapangan Universitas Hasyim Asy’ari dan dihadiri oleh ribuan santri dari seluruh unit dan staf karyawan Pesantren Tebuireng dan sekitarnya, seperti Pondok Putra, Pondok Putri, Mualimin, PP. Masruriyyah, PP. Seblak, Tebuireng Ma’had Jami’ah, ketua PCNU Jombang beserta anggota, dan perwakilan PWNU.

Sebelum amanat, terlebih dahulu ikrar santri yang dibacakan oleh santri muallimin asal Wamena Papua, Alfan Waitepo, dan dilanjut pembacaan resolusi jihad oleh perwakilan PWNU KH. M. Wafiyul Ahdu, M.Pd.I.

Mengusung tema Peringatan 79 Tahun Resolusi Jihad “Menyambung Juang, Merengkuh Masa Depan”, dalam sambutannya, KH. Abdul Hakim Mahfudz (Kiai Kikin) sebagai pembina upacara menyampaikan tentang bagaimana para santri harus menjadi penerus bangsa sebagai generasi emas 2045.

“Tugas dari kita para santri Hadratussyaikh adalah tetap menjaga ilmu-ilmu keislaman yang rohamatan lil’alamin, nilai toleransi, nilai perdamaian dan juga mendorong persatuan, karena kita adalah calon penerus masa depan yang harus bisa menguasai ilmu-ilmu pengetahuan lain juga teknologi, yang menjadi kunci penting untuk menghadapi masa depan,” pesan beliau saat amanat upacara.

Sebelum apel selesai, ada penampilan drama yang ditampilkan oleh santri Muallimin, mengusung tema kemerdekaan dan perjuangan Hadratussyaikh saat perang melawan Jepang. Drama ini diambil dari salah satu film berjudul Sang Kiai. Syamsul Bahri, santri Muallimin asal Kalimantan Selatan mengaku senang dirimya terpilih menjadi peran Hadratussyaikh dalam drama tadi pagi.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Sebagai perancang drama, Panji Ramadhan, mengaku baru latihan H-7 dari hari ini, ia juga sengaja memilih konsep ini dikarenakan drama yang paling cocok untuk ditampilkan, “Asik aja, emng kita nyari drama yang menyentuh hati dan ada tegangnya, biar bisa menggambarkan situasi Hadratussyaikh dulu saat memperjuangkan kemerdekaan, inilah gambaran,” ungkapnya.

Panji juga mengaku latihannya lumayan agak sulit dikarenakan dubbing dan harus menghafal gerakan. “Tapi terharu banget sih karena kita tidak turun di medan perang, tapi setidaknya bisa merasakan perjuangan meskipun hanya drama seperti tadi,” ucap Panji. Syamsul juga mengiyakan hal tersebut, “Semoga lebih semangat untuk mengenang para pahlawan, semoga dengan apa yang kita tampilkan tadi secara kecil bisa memberi gambaran kepada santri yang hadir, belajar kalau sekarang berjuangnya tidak dari perang tapi dari belajar,” ungkapnya saat diwawancarai.


Pewarta:  Albi