KH. Abdul Hakim Mahfudz hadir dalam peringatan Harlah NU di Majelis Wakil Cabang NU Dukun Gresik.

Tebuireng.online— Dalam rangka memperingati Hari Lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama (NU) ke-102, Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Dukun, Gresik, menggelar acara dengan tema “Bekerja Bersama untuk Penguatan Ekonomi, serta Mengokohkan Semangat Jam’iyyah”, pada Ahad (26/1/2025).

Dalam kesempatan ini, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH. Abdul Hakim Mahfudz, menyampaikan pandangannya tentang perkembangan dan potensi besar yang dimiliki oleh NU, serta pentingnya kerja sama dan pengelolaan aset yang lebih baik untuk memperkuat ekonomi umat.

Pengasuh Pesantren Tebuireng itu, menyatakan bahwa dalam memperingati Harlah NU yang ke-102, warga NU patut bersyukur karena organisasi ini semakin berkembang pesat. Pembangunan yang signifikan telah terjadi, termasuk di antaranya penandatanganan berbagai program untuk pembangunan kantor MWCNU, koperasi, serta sektor kesehatan. Beliau menegaskan bahwa selama ini NU memiliki kekayaan yang besar, baik berupa aset fisik maupun sosial, yang belum sepenuhnya dikelola dengan tertib.

“Saat ini, kita tengah melakukan penertiban administrasi aset, salah satunya adalah tanah. Di Jawa Timur saja, terdapat lebih dari 19.000 sertifikat tanah dengan luas mencapai sekitar 8 juta meter persegi. Ini menunjukkan bahwa NU sebenarnya kaya, namun selama ini kita kurang tertib dalam mengelola administrasi tanah,” ujar Gus Kikin.

Pentingnya tertib administrasi dalam pengelolaan aset ini diharapkan dapat meningkatkan potensi ekonomi NU, tidak hanya untuk keberlanjutan organisasi, tetapi juga untuk kemaslahatan umat. Beliau juga menambahkan bahwa PBNU memiliki banyak sertifikat tanah, yang jika dikelola dengan baik, dapat menjadi sumber ekonomi yang besar bagi umat.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Baca Juga: Perjalanan NU, Dari Ukhuwah Menuju Kemajuan dan Peranannya di Masyarakat

Mengutip hasil survei lembaga terkemuka, KH. Abdul Hakim Mahfudz memaparkan bahwa NU mengalami lonjakan jumlah anggota yang signifikan. Pada tahun 2005, anggota NU hanya sekitar 27,5% dari total penduduk Muslim Indonesia. Namun, pada 2023, dengan jumlah penduduk Indonesia yang meningkat, anggota NU melonjak menjadi 56,9%, atau sekitar 137 juta orang.

“Ini adalah peningkatan yang luar biasa. Sebetulnya, NU sudah besar sejak dulu, hanya saja wadahnya yang dulu belum sebesar sekarang. Kini, banyak orang yang dulunya berpindah ke organisasi lain, kini kembali bergabung dengan NU. Ini menandakan bahwa NU semakin diterima di masyarakat,” tambahnya.

Dalam kesempatan ini, Ketua PWNU Jawa Timur juga mengingatkan pentingnya mengelola aset dengan amanah. “Kita sudah memiliki kantor yang bagus di MWC NU, dan PC NU pun memiliki aset rumah sakit. Mari kita kelola dengan baik, agar tidak kehilangan aset seperti yang terjadi di masa lalu. Semoga Allah memudahkan kita dalam mengelola dan mencukupi kebutuhan organisasi NU ini,” tutur beliau.

Selain itu, beliau menekankan pentingnya membangun ukhuwah dan semangat kebersamaan di dalam tubuh NU. NU, menurutnya, sejak berdiri pada tahun 1926, sudah berkomitmen untuk menjaga persatuan umat Islam dengan landasan ukhuwah yang kuat. Sejarah panjang NU yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia juga tidak lepas dari semangat persatuan yang dijaga dengan penuh kehati-hatian dan kebersamaan.

“Ukhuwah yang dibangun oleh NU sejak dulu menjadi fondasi utama dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Saat itu, NU mengajak seluruh elemen umat Islam untuk bersatu demi satu tujuan: kemerdekaan. Sekarang, kita harus terus menjaga persatuan itu untuk memajukan ekonomi umat,” jelas KH. Abdul Hakim Mahfudz.

Di akhir pidatonya, KH. Abdul Hakim Mahfudz mengajak seluruh anggota NU untuk terus berdoa dan bekerja bersama-sama untuk memperkuat organisasi. Beliau menegaskan bahwa silaturahim dan kebersamaan menjadi modal utama dalam memperjuangkan kepentingan umat dan bangsa.



Pewarta: Albii