
Tebuireng.online— Dzannuroin Aldivano atau akrab disapa Gus Ivan, memotivasi santri melalui acara talk show yang digelar SMP Al Furqon Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an (MQ) Tebuireng, pada Kamis (15/8/2024), yang juga disiarkan melalui akun youtube. Acara ini dihelat dalam rangka pembukaan Trial Class SMP Al Furqon & Padhange Qur’an menyambut hari ulang tahun Republik Indonesia ke-79.
Di awal talk shownya, Gus Ivan menjelaskan bahwa Allah meletakkan kemulian pada seseorang dikarenakan ketakwaannya, bukan dari nasab maupun ilmunya.
“Jadi nasab dan ilmu nggak enek hubungane, mbasio anake gus, anake guru, ustad, tapi jika anak orang biasa tapi punya keilmuan dan ketakwaan bisa saja dia yang derajadnya lebih tinggi,” terangnya di hadapan santri.
Dilanjut dengan pembahasan pondok pesantren yang bersifat konservatif, dimana lingkungan mendukung dan mensuport apa yang diminati santri. Selain itu bagi putra KH. Fahmi Amrullah Hadziq itu, selain bersifat konservatif, pondok pesantren juga harus bersifat progresif mengikuti zaman, dengan tetap menaati peraturan yang ada.
Selain itu, kecerdasan intelektual seseorang dan kesalihan seseorang menurutnya kadang berjalan tidak beriringan. “Bagaimana cara agar kesalehan kita tidak tertinggal jauh dengan kecerdasan intelektual kita, caranya dengan ngaji,” jelasnya.
Lebih lanjut, Gus Ivan menerangkan bahwa santri dapat sukses di media sosial dengan syarat tetap membawa ciri khas santri atau mencerminkan kesantrian.
“Tunjukkan! ya memang itu tanggung jawab besar. Namun ingat, tanggung jawab yang besar itu akan datang dengan sesuatu yang besar pula,” ucapnya penuh semangat.

Menurutnya, agama dapat masuk dalam berbagai sektor, termasuk sosial media. Adapun banyaknnya followers yang dimiliki, kata Gus Ivan adalah karena ia mengikuti tren dengan membawa ciri khasnya. Baginya sosial media dapat dilakukan sebagai salah satu sarana syiar, sebab tidak sedikit dari followersnya merupakan seseorang yang belum pernah merasakan dunia pesantren.
“Sosial media seperti pisau bermata dua, bisa menjadi baik dan buruk,” imbuhnya.
Tidak hanya bermain media sosial semata, Gus Ivan mengungkapkan sering memberikan sudut pandang, dan dalam salurannya seringkali mengingatkan followersnya untuk rajin menunaikan ibadah. Hal ini dilakukananya semata karena Allah.
Menanggapi pertanyaan salah satu guru SMP Al Furqon, Gus Ivan menegaskan bahwa bersosial media bukanlah sebuah kesalahan, jika dapat bijak dalam penggunaannya.
“Asal tahu waktu, bahwasanya ilmu itu bisa hasil karena bisanya sesorang memanajemen waktu,” tegasnya.
Gus Ivan juga mengungkapkan bahwa ia menemukan semangat dan antusias dari followernya yang ingin tahu dan ingin mempelajari kitab kuning, meski dahulu ia pernah merasa tidak percaya diri ketika diundang dalam berbagai acara, akhrinya ia dapat membuktikan bahwa kitab kuning adalah senjata terkuatnya.
“Maka jangan sepelekan ngaji, bahwa semangat kalian disaat ini itu akan membuahkan hasil di masa yang akan datang,” pesan Gus Ivan.
Ia menekankan kembali, bahwa sosial media yang dilakoninya tidak lain, tidak bukan adalah untuk menyampaikan kebaikan.
“Jangan sampai nanti sosial media kalian mencerminkan orang yang tidak berpendidikan. Saya harap teman-teman sekalian nanti di masa yang akan datang mampu dan tetap niatnya hanya untuk kebaikan.” Tutupnya.
Pewarta: Ilvi Mariana