Kepala Pondok Putri Pesantren Tebuireng, KH. Fahmi Amrullah Hadziq menjadi pemateri dalam bedah buku yang diadakan oleh Hisma Mojokerto, Rabu (3/7/2024).

Tebuireng.online— HISMA (Himpunan Santri Majapahit) Mojokerto hadirkan KH. Fahmi Amrullah Hadziq atau akrab disapa Gus Fahmi, dalam acara talk show kajian bedah buku atau tesis dengan judul “KH. M. Ishomuddin Hadziq (Tokoh Pengkodifikasi Kitab Karya Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari)” karya Nyai Hj. Ni’maturrohmah (Ning Ninik), di Ballroom Restauratnt X.O.W.

Dalam obrolan yang mempertanyakan perihal Gus Ishom adalah rival Gus Baha’, Gus Fahmi menerangkan bahwa Gus Baha’ pernah mengaku pada Gus Fahmi bahwa beliau (Gus Baha’) ketika mengikuti bahsul masail selalu bersama Gus Ishom.

“Kulo riyen bahsul masail nggeh kale mas Njenengan,” ungkap Gus Fahmi mengutip perkataan Gus Baha’, di hadapan alumni pada Rabu (3/7/2024) lalu.

“Setiap dua orang sudah qoola wa qoola, bukan asqoli seperti pak Ghufron, maka bahsul masail selesai sudah. Ini dalilnya ini ta’birnya ini,” imbuh beliau.

Baca Juga: Gus Fahmi: Kiai Hadziq adalah Peluru Tebuireng

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Membahas perihal Gus Ishom, Gus Fahmi menjelasman bahwa putra dari pasangan Hj. Khodijah binti Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari dan Kiai Hadziq merupakan pribadi yang rajin dan memiliki kecerdasan. Ketika mengajad tidak pernah membawa kitab.

“Bawanya malah majalah Forum, Gatra, atau Tempo,” kata Gus Fahmi.

Kecerdasan Gus Ishom dapat dilihat dari nilai ujian yang selalu mendapat peringkat terbaik 1, hingga suatu ketika beliau dimarahi oleh gurunya karena mengumpulkan jawaban 2 menit setelah pembagian soal, namun ketika jawaban tersebut dikoreksi, ternyata betul semua.

Karena kecerdasanya itu membuat teman-teman Gus Ishom berencana menjaili Gus Ishom agar nilainya jatuh. Pada saat itu rencana teman-teman Gus Ishom adalah mengajak tongkrongan pada malam hari, yang dimaksud agar Gus Ishom tidak dapat belajar.telah disediakan kopi, kacang, dan rokok yang banyak, namun semua itu sia-sia, nilai ulangan beliau tetap nomor 1 di kelas.

“Kacau, gagal maning, gagal maning,” ujar Gus Fahmi mempraktikkan teman-teman Gus Ishom.

Cerita ketekunan dan kecerdasan Gus Ishom ini juga diperkuat dengan kesaksian Gus Atho’ lirboyo. Gus Ishom bukanlah belajar ilmu laduni, Gus Atho’ pernah menelisik cara belajarnya Gus Ishom.

Gus Atho’ mendapati bahwa Gus Ishom belajar saat teman-temannya tidur, saat Gus Atho’ bangun, Gus Ishom pura-pura tidur. Cerita ini juga mirip dengan cerita Kiai Abdul Jabbar yang membaca buku temannya saat malam-malam, karena beliau tidak punya buku.



Pewarta: Ilvi Mariana