Gus Irfan, mewakili Dzurriyah KH. Yusuf Hasyim menyampaikan sambutan dalam seminar pengusulan gelar Pahlawan Nasional untuk Kiai Yusuf Hasyim, yang digelar di Pesantren Tebuireng. (foto: Ayong)

Tebuireng.online— Sebagai putra dari KH. Yusuf Hasyim, Gus Irfan menyampaikan beberapa kata dalam sambutannya. Menurutnya, usulan dari para sahabat KH. Yusuf Hasyim untuk menjadikan sosok ayahnya sebagai pahlawan sudah muncul sejak lama, mungkin sekitar sepuluh tahun yang lalu.

Namun, keluarga Kiai Yusuf masih ragu, karena mereka tahu KH. Yusuf Hasyim tidak mungkin berkenan dijadikan pahlawan. Meski demikian, karena pihak keluarga ingin para santri dan putera-puterinya dan bangsa memahami perjuangan beliau dan meneladani tindakannya, akhirnya keluarga bersedia mengusulkan gelar pahlawan untuk KH. Yusuf Hasyim.

“Banyak cerita dari sesepuh dan kiai, ketika Hadratussyaikh menerima tamu di ndalem, lalu Yusuf kecil lewat, dan Hadratussyaikh berkata di hadapan para tamu, ‘Nanti anakku Yusuf itu akan banyak manfaat untuk umat.’” ungkap Gus Irfan.

Baca Juga: Gubernur Terpilih Khofifah Indar Parawansa, Optimis Gelar Pahlawan Nasional untuk KH. Yusuf Hasyim

Beliau melanjutkan bahwa ayahnya lahir pada 1929, sementara pada tahun 1945, beliau sudah memegang senjata. Artinya, dalam usia 16 tahun, KH. Yusuf Hasyim sudah terlibat langsung dalam perjuangan. Pada tahun 1948, beliau bergabung dengan TNI. KH. Yusuf Hasyim pernah menceritakan kepada putranya bahwa pada tahun 1948, beliau berada di Madiun, naik Jeep terbuka yang didampingi oleh kakaknya, Abdul Khaliq Hasyim. Jeep tersebut dilengkapi dengan senapan di kap mesinnya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Pada saat yang sama, ratusan anggota PKI sudah mengepung mereka. KH. Yusuf Hasyim tidak berani menembak, karena jumlah peluru mereka kalah banyak dibandingkan jumlah PKI. Sementara itu, para anggota PKI juga tidak berani menyerang karena melihat ada senjata di kap mesin Jeep. Tiba-tiba, datanglah kereta api yang membawa pasukan Siliwangi, yang membuat pasukan PKI bubar.

Kiai Yusuf Hasyim juga terlibat dalam penyerbuan penjara Ponorogo untuk menyelamatkan para kiai, termasuk KH. Kasman dan Kol. Hambali (kakak ipar beliau). Pada tahun 1965, perjuangan fisik tetap dilakukan oleh KH. Yusuf Hasyim. Beliau merupakan salah satu tokoh pendiri Banser, bersama Mahbub Djunaidi dan Kholiq Mawardi.

Baca Juga: Aguk Irawan Ungkap Kiprah KH. Yusuf Hasyim: Kiai Militer Pengawal Ideologi NKRI dari Pesantren

“Saya ingat persis cerita Pak Mahbub, bahwa pendirian Banser itu diilhami oleh semangat pasukan pemuda Hitler,” ungkap Gus Irfan.

Hal ini disampaikan oleh Gus Irfan dalam seminar dan bedah buku Biografi KH. Yusuf Hasyim: Kiai Militer Pengawal Ideologi NKRI Berbasis Pesantren pada Senin (3/2/2025) di Pesantren Tebuireng. Seminar ini mengundang lima narasumber, yaitu Dr. H. Aguk Irawan, Lc., MA, Prof. Dr. Asep Saifuddin Chalim, Prof. Dr. Usep Abdul Matin, dan H. Fadli Zon. Selain itu, hadir pula Bupati (terpilih) Jombang, H. Warsubi, serta Gubernur Jawa Timur (terpilih) Hj. Khofifah Indar Parawansa.



Pewarta: Yuniar Indra