
Tebuireng.online— Seluruh siswa-siswi SMA Trensains kelas XI mengikuti kegiatan Eco-print sebagai salah satu Proyek Pengembangan Profil Pelajar Pancasila (P5). Aktivitas P5 ini dilaksanakan selama satu minggu dari Senin (14/10) hingga hari Ahad (20/10) di halaman sekolah.
Ecoprint merupakan metode pembuatan batik menggunakan bagian dari tumbuhan. Hal tersebut guna memperkenalkan siswa-siswi terhadap gaya hidup berkelanjutan dengan memahami ramah lingkungan. Hal itu seperti yang disampaikan oleh Koordinator P5, Ustadzah Luluk Zumrotin.
“Salah satu tujuan dari ecoprint ialah mengenalkan pada para santri tentang metode batik yang sedang booming di luar Trensains, dan itu untuk membuat mereka memahami hal-hal yang ramah lingkungan” ungkap guru Bahasa Indonesia itu di ruangannya, Sabtu (19/10/2024).
Kegiatan P5 dengan Ecoprint ini menuai banyak respons dari siswa-siswi kelas XI, ada yang sangat antusias begitu pula ada yang merasa kurang puas. Salah satu santri yang merepons baik adalah Nyatandra siswi kelas XI Sains 7.
“Kegiatan ini sangat asyik, menambah wawasan baru tentang ramah lingkungan, bisa tahu cara membuat ecoprint, sebagai salah satu hiburan juga, walau pun juga lumayan capek,” ungkapnya.

Selain itu, siswa dari kelas XI Sains 5, Elza Syahrani menyatakan bahwa dirinya sangat senang dan enjoy melalui praktik P5 dengan ecoprint ini. Walau begitu ia masih merasa capek karena waktunya yang cukup Panjang. Tetapi ia Bahagia karena menambah wawasan ilmu baru untuk dimanfaatkan di masa depan.
Begitu juga dengan para siswa. Beberapa respons diutarakan seperti yang diungkap oleh M. Harun Ismail dari kelas 11 Sains 3, ia mengatakan bahwa praktik P5 kali ini membutuhkan waktu yang cukup lama dari pada biasanya.
“Alhamdulillah akan selesai besok, walau seharusnya pembuatan ecoprint kali ini cukup membutuhkan waktu hanya 2-3 hari,” ungkapnya. Tidak hanya Harun, siswa yang lain seperti Razez mengungkapkan kebahagiaannya mengikuti praktik tersebut.
“P5 kali ini sangat asik dan juga bisa menambah wawasan buat kita saat masa depan,” ungkap Razes saat diwawancarai di dalam kelas.
Lain daripada itu, beberapa siswa-siswi mengaku cukup membosankan karena waktunya begitu lama, padahal buat mereka bisa saja dalam waktu seminggu dapat memproduksi beberapa produk yang lain, tidak hanya ecoprint itu.
Pewarta: jurnal/albii