Dalam tradisi membaca al-Quran, para ulama mengajarkan bahwa pada akhir surat tertentu atau beberapa ayat tertentu disunnahkan membaca doa-doa khusus. Hal ini bertujuan untuk menyempurnakan adab tilawah, menguatkan makna ayat yang dibaca, serta sebagai bentuk penghayatan dan doa seorang hamba kepada Tuhannya.

Tulisan ini memuat kumpulan doa-doa tersebut, disajikan dalam bahasa Arab, latin (transliterasi), dan terjemahan bahasa Indonesia, agar mudah dibaca dan dipahami oleh berbagai kalangan. Yang pertama, disunnahkan membaca do’a pada akhir surat tertentu diantaranya :

  1. Setelah Surat Al-Fatihah, disunnahkan membaca آمِينَ (Aamiin) yang artinya “Kabulkanlah (ya Allah)”
  2. Setelah Surat Al-Baqarah disunnahkan membaca آمِينَ (Aamiin) yang artinya “Kabulkanlah (ya Allah)”.
  3. Setelah Surat Al-Isra’, disunnahkan membaca اللَّهُ أَكْبَرُ (Allahu Akbar) yang artinya “Allah Maha Besar”
  4. Setelah Surat Al-Waqi’ah disunnahkan membaca سُبْحَانَ اللَّهِ (Subhaanallaah) yang artinya “Maha Suci Allah”
  5. Setelah Surat Al-Mulk disunnahkan membaca اللَّهُ يَأْتِينَا بِهِ وَهُوَ رَبُّ الْعَالَمِينَ (Allaahu ya’tiinaa bihi wa huwa Rabbul ‘aalamiin)yang artinya “Allah akan mendatangkannya kepada kami dan Dia adalah Tuhan seluruh alam”. Atau اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ، أَمِتْنَا عَلَى دِينِ الْإِسْلَامِ (Allaahu Rabbul ‘aalamiin, yaa Dzal-Jalaali wal-Ikraam, amitnaa ‘alaa diinil-Islaam) yang artinya “Allah Tuhan seluruh alam, wahai Yang Maha Mulia dan Maha Pemurah, wafatkanlah kami di atas agama Islam”.
  6. Setelah Surat Al-Qiyamah disunnahkan membaca سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى (Subhaana Rabbiyal-A’laa) yang artinya “Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi”
  7. Setelah Surat Al-Mursalat disunnahkan membaca آمَنَّا بِاللَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (Aamannaa billaahi Rabbil-‘aalamiin)yang artinya “Kami beriman kepada Allah, Tuhan seluruh alam”.
  8. Setelah Surat Al-Ghasyiyah disunnahkan membaca رَبِّ حَاسِبْنِي حِسَابًا يَسِيرًا (Rabbi haasibnii hisaaban yasiiraa) yang artinya “Wahai Tuhanku, hisablah aku dengan hisab yang ringan”.
  9. Setelah Surat At-Tin disunnahkan membaca بَلَى وَأَنَا عَلَى ذَلِكَ مِنَ الشَّاهِدِينَ (Balaa wa anaa ‘alaa dzaalika minasy-syaahidiin) yang artinya “Benar, dan aku termasuk orang-orang yang menyaksikan hal itu”

Selanjutnya ada doa yang disunnahkan dibaca setelah membaca ayat tertentu dalam Al-Quran. Di antaranya :

  1. Setelah Ayat: وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي (QS. Al-Baqarah: 186) disunnahkan berdoa sesuai kebutuhan/hajat pribadi.
  2. Setelah Ayat: شَهِدَ اللَّهُ (QS. Ali Imran: 18) أَنَا أَشْهَدُ بِهِ (Anaa asyhadu bihi) yang artinya “Aku bersaksi atas hal itu”.
  3. Di tengah-tengah Ayat: رُسُلُ اللَّهِ م اللَّهُ (QS. Al-An’am: 124) disunnahkan berdoa sesuai kebutuhan/hajat pribadi. 
  4. Setelah Ayat: اللَّهُ خَيْرٌ أَمَّا يُشْرِكُونَ (QS. An-Naml: 59) disunnahkan membaca اللَّهُ خَيْرٌ وَأَبْقَى وَأَجَلُّ وَأَكْرَمُ (Allahu khayrun wa abqaa wa ajallu wa akram) yang artinya “Allah lebih baik, lebih kekal, lebih agung, dan lebih mulia”.
  5. Setiap kali membaca ayat فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ(Surat Ar-Rahman, Juz 27) disunnahkan membaca لَا بِشَيْءٍ مِنْ نِعَمِكَ رَبَّنَا نُكَذِّبُ، فَلَكَ الْحَمْدُ (Lā bisyai’in min ni‘amika rabbanā nukadzdzibu, falakal-ḥamd) yang artinya “Tidak ada satu pun dari nikmat-Mu, wahai Rabb kami, yang kami dustakan. Maka bagi-Mu segala pujian”.
  6. Pada akhir ayat-ayat berikut:ءَأَنتُمْ تَخْلُقُونَهُ أَمْ نَحْنُ الْخَالِقُونَ(89), ءَأَنتُمْ تَزْرَعُونَهُ أَمْ نَحْنُ الزَّارِعُونَءَ, أَنتُم أَنزَلْتُمُوهُ مِنَ الْمُزْنِ أَمْ نَحْنُ الْمُنزِلُونَ, ءَأَنتُمْ تُنشِئُونَهُ أَمْ نَحْنُ الْمُنشِئُونَ (Surat Al-Wāqi‘ah, Juz 27) disunnahkan membaca بَلْ أَنْتَ يَا رَبِّي (Bal anta yā Rabbi) yang artinya “Bahkan Engkaulah, wahai Rabbku”.
  7. Pada akhir ayat فَيُعَذِّبُهُ اللَّهُ الْعَذَابَ الْأَكْبَرَ(Surat Al-Ghāsyiyah, Juz 30) disunnahkan membaca رَبِّ أَعِذْنِي مِنْ عَذَابِكَ (Rabbi a‘idznī min ‘adzābik) yang artinya “Ya Rabb, lindungilah aku dari azab-Mu”.
  8. Pada akhir ayat سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى(Surat Al-A‘lā, Juz 30) disunnahkan membaca سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى (Subḥāna Rabbiyal-A‘lā) yang artinya “Mahasuci Rabbku yang Maha Tinggi”.
  9. Pada akhir ayatوَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا (Surat Asy-Syams, Juz 30) disunnahkan membaca doa اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا (Allāhumma ātī nafsī taqwāhā, wa zakkihā anta khayru man zakkāhā, anta waliyyuhā wa mawlāhā) yang artinya “Ya Allah, berikanlah kepada jiwaku ketakwaannya, dan sucikanlah ia. Engkaulah sebaik-baik yang menyucikannya, Engkaulah pelindung dan penolongnya”.
  10. Setelah selesai membaca surat Adh-Dhuha hingga An-Naas disunnahkan untuk membaca takbir, shighot takbirnya yaitu اللَّهُ أَكْبَرُ(Allahu Akbar) yang artinya “Allah Maha Besar”. Yang lebih utama lagi sebelum takbir, ditambah bacaan tahlil. Dengan demikian, bacaan nya menjadi لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ، اللَّهُ أَكْبَرُ (Laa Ilaaha Illa Allahu Akbar) yang artinya “Tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar”.

Yang lebih utama lagi, ditambah bacaan tahmid di belakangnya. Dengan demikian, bacaannya menjadi لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ (Laa Ilaaha Illa Allahu Akbar) yang artinya “Tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar, segala puji bagi Allah”.

Doa-doa ini bersumber dari kitab Risālah al-Qurrā’ wa al-Ḥuffāẓ karya KH. Umar Baidlowi, yang disusun berdasarkan keterangan dari guru beliau, KH. Arwani Amin Kudus. Kitab ini diterbitkan oleh PT. Karya Toha Putra, Semarang.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Kitab ini ditulis dengan berlandaskan bacaan al-Quran menurut qira’ah Imam ‘Asim dari riwayat Hafs, yang merupakan qira’ah paling umum dibaca di Indonesia. 
Semoga bermanfaat sebagai tambahan adab dan fadhilah dalam membaca Al-Qur’an, khususnya bagi para penghafal dan pembaca Al-Qur’an.

Baca Juga: Jawami Al-Kawamil: Doa yang Nabi Ajarkan pada Sayyidah Aisyah


Penulis: Ni’matun Nafisah