
Tebuireng.online— Dalam rangka membekali pengelola media seluruh unit sekolah dan pondok sekitar Tebuireng terhadap kesadaran dan pemahaman keamanan siber atau digital, Tim Media Tebuireng hadirkan Meta Mutia Permatasari, Cyber Security Enthusiast memberikan pelatihan yang berlangsung hari Ahad (13/10) di Gedung Yusuf Hasyim Tebuireng.
Alumnus National Cyber and Crypto Polytechnic itu membagikan pengetahuan tentang pentingnya memahami strategi keamanan digital di era informasi saat ini. Ia menekankan bahwa media sosial dan platform digital lainnya merupakan alat yang sangat efektif untuk menyebarluaskan informasi, namun juga mengandung risiko yang perlu diwaspadai.
Mengawali materi ia memperkenalkan tujuan dari belajar memahami cyber security. Baginya, memahami kemanan digital itu berarti pengelola menyadari untuk menjaga kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan informasi. Selain itu sadar atas pentingnya melindungi akun dari kebocoran data, kerugian finansial, dan hal lain seperti menjaga integritas interaksi digital.
“Dengan pesatnya perkembangan teknologi, ancaman siber semakin bervariasi. Pengguna harus lebih waspada terhadap data yang rentan disalahgunakan,” ungkapnya. Ia juga menyoroti pentingnya pemahaman tentang privasi, pengelolaan kata sandi, dan deteksi awal terhadap potensi serangan siber.
Peserta workshop diberikan pelatihan praktis mengenai cara melindungi akun media sosial, mengenali phising, dan menggunakan alat keamanan yang tersedia. Diskusi interaktif pun mengundang banyak pertanyaan dari peserta, menunjukkan antusiasme mereka dalam mempelajari cara melindungi diri di dunia maya.
Baca Juga: Tim Media Tebuireng Gelar Workshop Pengelolaan Konten dan Keamanan Digital
“Keamanan digital bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga komunitas. Dengan memahami dan menerapkan langkah-langkah yang tepat, kita bisa mengurangi risiko yang ada,” tambah Meta. Ia menyarankan pengelola media tidak lebih dari satu orang, hal itu untuk mewaspadai penyalahgunaan atau kelalaian dalam mengelola.
Namun pernyataan demikian, mendapat beberapa respons dari peserta. Salah satunya dilatarbelakangi praktik di lapangan pengelola atau yang memegang akun pondok atau sekolah lebih dari satu orang, bisa 2 hingga 4 orang. Hal itu, kata salah satu peserta adalah karena kerjaannya yang banyak dan perlu dibagi serta adanya pergantian tugas sehingga tak memberatkan satu orang.

Menanggapi fenomena itu, Meta kembali menjelaskan bahwa akun media yang dikelola lebih dari satu orang lebih rentan berisioko, meski demikian ia memberi Solusi kepada peserta. “Pengelola untuk upload konten dan yang tahu sandi cukup satu, lainnya bisa menjadi tim pembuat, pencari, atau mendesain konten, yang mengupload tetap satu orang di satu device itu, lebih aman,” begitu kata praktisi cyber security itu.
Dari beragam persoalan yang ditanyakan oleh peserta, dari phising, peretasan akun, hack, dan penipuan digital yang dialami, Meta memberikan jawaban-jawaban langsung secara interaktif pada peserta yang membuat pelatihan ini berlangsung khidmat dan efektif.
Selain soal keamanan digital, Meta juga menyinggung terkait teknik dalam menciptakan konten yang menarik dan relevan, serta bagaimana cara menjaga data pribadi dan informasi sensitif agar tidak jatuh ke tangan yang salah. Hingga menjawab pertanyaan peserta tentang pembelian followers akun IG.
Baca Juga: Tim Media Tebuireng Ajak Santri Melek Literasi Kini dan Nanti
“Itu termasuk salah satu yang membahayakan, sebenarnya kita tidak perlu melakukan pembelian followers ya, kita cukup mengenali konten kita, kita secara terus menerus aktif mengisi konten, maka secara otomatis akun kita akan menemukan dan ditemukan followersnya,” jawabnya singkat.
Para peserta tampak antusias dan aktif berpartisipasi dalam sesi tanya jawab, menggali lebih dalam tentang tantangan dan peluang yang ada di dunia digital. Acara ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru bagi pengelola media di Pesantren Tebuireng dan sekitarnya, serta mendorong untuk lebih bijak dalam menggunakan teknologi informasi.
Workshop ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan literasi digital di kalangan santri dan masyarakat umum, agar mereka dapat menjadi pengguna teknologi yang cerdas dan bertanggung jawab. Sebelumnya telah dilaksanakan Talk Show Literasi Alumni dan Santri yang dilaksanakan hari Sabtu (12/10/2024) di lokasi yang sama dengan peserta perwakilan santri di seluruh unit Pendidikan Pesantren Tebuireng.
Pewarta: Albii