Ilustrasi hukum puasa hari Jumat

Umat Islam diperintahkan untuk melaksanakan ibadah puasa. Selain puasa wajib atau yang disebut dengan puasa Ramadan, umat Islam juga dianjurkan untuk melaksanakan ibadah puasa sunah sebagaimana telah dicontohkan oleh Rasulullah.

Puasa sunnah terdiri dari berbagai macam, diantaranya: Puasa senin-kamis, puasa daud, puasa nisfu sya’ban, puasa hari arafah, puasa ayyamul bidh, dan lain sebagainya. Puasa sunah memiliki keutamaan tersendiri.

Diantaranya, puasa akan menjadi pelindung dari api neraka bagi orang yang melakukannya. Untuk pahala berpuasa, tidak disebutkan seberapa banyaknya. Akan tetapi disebutkan dalam hadis bahwasanya untuk puasa Allah sendiri yang akan memberikan pahalanya;

حَدَّثَنَا عَتَّابُ بْنُ زِيَادٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعَةَ حَدَّثَنِي أَبُو الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنْ النَّارِ هُوَ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ

Dari Jabir dari Nabi ﷺ bersabda: “Puasa adalah tameng yang dijadikan tempat perlindungan seorang hamba dari neraka. Puasa itu untuk-Ku dan Saya sendiri yang memberinya pahala.”[1]

Dari hadis di atas sudah jelas bahwa puasa memiliki keutamaan yang luar biasa. Jika kita ingin mendapatkan keutaman tersebut marilah kita latih diri kita untuk berpuasa sunnah lillahi ta’ala (Puasa karena Allah ta’ala). Namun apakah boleh puasa sunnah dikerjakan di semua hari?

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Puasa sunnah boleh dilakukan di semua hari kecuali hari Jumat. Puasa sunnah satu hari di hari jumat saja hukumnya makruh, hari Jumat dijadikan Allah sebagai hari spesial untuk umat Islam.

حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ خَالِدٍ حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ عَنْ أَبِي بِشْرٍ مُؤَذِّنِ دِمَشْقَ عَنْ عَامِرِ بْنِ لُدَيْنٍ الْأَشْعَرِيِّ قَالَ سَأَلْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ عَنْ صَوْمِ الْجُمُعَةِ فَقَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ يَوْمُ عِيدٍ فَلَا تَجْعَلُوا يَوْمَ عِيدِكُمْ يَوْمَ صِيَامٍ إِلَّا أَنْ تَصُومُوا قَبْلَهُ أَوْ بَعْدَهُ

Rasulullah Saw., bersabda: “Hari Jumat adalah hari raya, maka janganlah kalian jadikan hari raya kalian untuk berpuasa, kecuali jika engkau berpuasa sebelum atau sesudahnya.”[2]

Adapun penyebab kemakruhan mengkhususkan puasa di hari jumat berdasarkan hadis di atas karena hari tersebut di anggap sebagai hari raya. Kemakruhan ini berlaku apabila sebelum atau sesudahnya tidak berpuasa. Akan tetapi apabila puasa hari jumat digandeng dengan puasa hari kamis, atau puasa hari jumat di gandeng dengan hari sabtu hukumnya tidak makruh.

Baca Juga: Hukum Menyendirikan Puasa di Hari Jumat dan Sabtu

Beberapa ulama juga menjelaskan alasan di balik kemakruhan berpuasa pada hari Jumat. Imam Nawawi menyatakan, “Ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa berpuasa pada hari Jumat secara sendirian dianggap makruh. Namun, jika diikuti dengan puasa sebelum atau sesudahnya, atau berkaitan dengan puasa seperti puasa nadzar karena sembuh dari sakit dan bersamaan dengan hari Jumat, maka tidak dianggap makruh.” (Al Majmu’ Syarh Al Muhaddzab, 6: 309).

Puasa pada hari jumat tidak dipermasalahkan bagi orang sudah mempunyai kebiasaan berpuasa sunnah. Seperti, orang yang berpuasa Daud (satu hari puasa satu hari tidak puasa) maka ketika puasanya jatuh di hari jumat ia diperbolehkan berpuasa.

Selain itu, orang yang mempunyai nadzar juga diperbolehkan. Contohnya: Nisa terserang penyakit kangker stadium akhir, ia akan menjali oprasi. Orang tuanya bernadzar apabila operasi anaknya berjalan dengan lancar ia akan puasa satu hari. Operasi dilaksanakan pada hari kamis, Alhamdulullah berjalan dengan lancar. Maka pada hari jumat orang tua Nisa harus melakukan puasa nadzar.

Puasa ini tidak bisa dikatakan sebagai puasa sunnah di hari jumat sendirian, karena niatnya bukan semata-mata mengkhususkan puasa di hari Jumat.

Jadi hukum puasa sunnah di hari Jumat tanpa ada gandengannya hari sebelumnya atau sesudahnya hukumnya makruh. Kemakruhan ini berlaku untuk pengkhususan puasa satu hari di hari jumat saja. Adapun untuk orang yang mempunyai kebiasaan puasa sunnah lainnya, seperti puasa sunnah Daud atau puasa nadzar, apabilah puasanya jatuh di hari jumat maka hukumnya tidak makruh.



Penulis: Almara Sukma


[1] HR. Ahmad 14727

[2] HR. Ahmad 10470