Review buku Think Like a Freak karya Steven D. Levitt dan Stephen J. Dubner. (sumber: pijar)

Buku ini merupakan kelanjutan dari Freakonomics dan SuperFreakonomics, yang mengajarkan cara berpikir berbeda untuk memecahkan masalah. Pada pembuka penulis memberikan pertanyaan substantif  “siapakah yang paling mudah ditipu, orang dewasa atau anak kecil?” Jawaban semua orang pastinya anak kecil, namun ada jawaban yang luar biasa dikemukakan oleh pesulap, yaitu orang dewasa.

Alasannya orang dewasa sangat pandai dalam mengikuti petunjuk dan memperhatikan. Namun, tidak demikian dengan anak-anak. Pandangan mereka selalu berkelana. Berpikir seperti anak-anak cenderung lebih kreatif karena mereka tidak memiliki prasangka atau asumsi yang membatasi pemikiran mereka.

Menjadi dewasa memang tidak mudah, banyak stereotip yang dinisbatkan pada kita “katanya sarjana hukum, ko gak tahu hukum gerak newton, katanya mondok, ko gak jadi kiai”. Dalam buku ini ada tiga kata paling sulit untuk diucapkan adalah “aku cinta padamu”, namun bagi kebanyakan orang, jauh lebih sulit mengatakan “saya tidak tahu”.

Kita ini seringkali menjadi orang yang sok tahu banget tentang berbagai hal di luar, namun  kita tidak tahu banyak tentang diri kita sendiri. Membuat asumsi yang megah tentang kemampuan Anda dan gagal mengakui apa yang Anda tidak tahu dapat menimbulkan bencana besar. Kesimpulannya di sini sederhana, tetapi kuat: hanya karena Anda hebat dalam suatu hal bukan berarti Anda bagus dalam segala hal.

Baca Juga: Cara Elegan Menolak Orang yang Mencoba Memanipulasi

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Menentukan akar masalah “Banyak solusi gagal karena hanya berfokus pada gejala, bukan akar permasalahan”. Keajaiban dari eksperimen yang baik adalah bahwa dengan satu potongan sederhana, Anda dapat menghilangkan semua kompleksitas yang menyulitkan dalam menentukan sebab dan akibat. Sayangnya dilingkungan kita tabu sekali dalam membaca data dan enggan untuk melakukan riset, padahal ketika kita sering bereksperimen dan bergulat dengan data, setidaknya hidup akan lebih bahagia dan tertata.

Masalah apa pun yang akan coba dipecahkan, pastikan Anda tidak hanya sedang menyerang bagian bising dari masalah yang kebetulan memikat perhatian Anda. Masalah itu terus hadir berlalu lalang dalam hidup kita. Terus hadapi masalah seberat apa pun itu, karena lari dari masalah itu juga akan mendatangkan masalah lainnya. Buku ini menekankan bagaimana menemukan insentif, baik ekonomi maupun sosial, dapat membentuk perilaku manusia dalam menghadapi masalah dengan cara yang tidak terduga.

Gaya bahasa yang ringan, penuh humor, dan mudah dipahami, contoh serta analogi menarik digunakan untuk menjelaskan konsep-konsep ekonomi dan psikologi dengan cara yang menyenangkan. Tidak memiliki setting cerita khusus, karena ini adalah buku nonfiksi yang membahas berbagai kasus dari berbagai belahan dunia. Memiliki struktur yang tidak kaku, lebih menyerupai kumpulan esai yang tetap saling terkait dalam satu tema besar, yaitu berpikir seperti “orang aneh” atau “freak”.

Buku ini sangat menarik karena mampu menjelaskan konsep yang kompleks dengan cara yang sederhana dan menghibur. Penulis tidak hanya memberikan teori, tetapi juga contoh konkret yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu, buku ini juga menentang cara berpikir konvensional dan mendorong pembaca untuk lebih kritis dalam menghadapi permasalahan.  Kekurangan dari buku ini beberapa contoh mungkin terlalu spesifik pada budaya Barat dan tidak semua solusi dalam buku ini bisa diterapkan di setiap situasi.

Buku ini sangat cocok untuk: Mahasiswa & Akademisi ,membantu memahami cara berpikir kritis dan analitis dalam berbagai disiplin ilmu. Bagi pengusaha dapat memberikan perspektif baru dalam menghadapi tantangan bisnis dan pengambilan keputusan dan untuk siapa pun yang ingin berpikir lebih kreatif  buku ini cocok karena mengajarkan bagaimana berpikir di luar kebiasaan untuk menemukan solusi inovatif.

Baca Juga: Ibuku Memang Janda, Tak Ada yang Boleh Menyakitinya

Sebagai penutup saya kutipkan hal menarik “Jika ditanya bagaimana kita akan bertindak dalam situasi yang membenturkan kepentingan pribadi dengan kebaikan yang lebih besar, kebanyakan dari kita tidak mau mengakui bila memilih kepentingan pribadi. Namun, sebagaimana jelas dalam sejarah, kebanyakan orang, entah karena bakat alam atau latihan, pada umumnya menempatkan kepentingan mereka sendiri di atas kepentingan orang lain. Ini tidak lantas menjadikan mereka orang jahat; itu hanya menjadikan mereka manusiawi”.


Judul: Think Like A Freak: Berpikir Tidak Biasa untuk Hasil yang Luar Biasa
Penulis: Steven D. Levitt & Stephen J. Dubner
Penerbit: William Morrow Paperbacks (versi asli), Noura Books (versi Indonesia)
ISBN: 978-602-385-007-5
Jumlah Halaman: 270 halaman
Kategori: Pengembangan Diri, Ekonomi, Psikologi Kognitif



Peresensi: Wahyu