Tim media Tebuireng, pihak Erlangga dan para santri foto bersama usai acara. (foto: zidan)

Tebuireng.online— CRS Solidaritas Erlangga berkerja sama dengan Tebuireng  untuk menyelenggarakan kegiatan pelatihan menulis cerita pendek (Cerpen), dengan narasumber yang sudah berkecimpung lama di dunia kepenulisan, dan sudah sering kali difilmkan hasil karyanya, Asri Rakhmawati atau yang kerap dipanggil kak Achi TM sebagai pemateri dan mengangkat tema menulis cerpen menarik dan inspiratif.

Pihak Erlangga yang mengusung tema pelatihan “Bergerak Serentak Maju Bersama Santri Indonesia” sengaja memilih tema ini dengan tujuan untuk membersamai para santri dalam bidang literasi di 50 pesantren se Indonesia dalam rangka Hari Santri Nasional di bulan Oktober.

Acara ini dihadiri siswa-siswi delegasi seluruh unit sekolah yang ada di bawah naungan Tebuireng, masing-masing sekolah mengirimkan 10 perwakilan yang total keseluruhan ada 100 peserta, yang berlangsung di gedung KH. M. Yusuf Hasyim Tebuireng pada Kamis (17/10/24). Dalam acara ini kak Achi nama akrabnya, menyampaikan materi dengan penuh semangat, dan para peserta juga sangat antusias dengan materi yang disampaikannya.

Menulis cerpen menarik dan inspiratif adalah tema yang dibawa oleh kak Achi, dalam materinya beliau memberi tahu bagaimana cara awal bisa menulis cerpen dengan baik, beliau menjelaskan bahwasanya ada 7 modal awal yang harus santri pelajari, mulai dari niat untuk menulis, mulai latihan menulis, punya tekad dan keuletan yang kuat berlatih, rajin membaca buku, koran, cerita, bergaul dan open minded, jangan malas menulis, jangan malas merevisi tulisan, fokus.

“Dari ke-7 modal awal itu kalian harus bener-bener pahami dan terapkan agar supaya kalian bisa menulis cerpen dengan baik, meskipun tidak langsung jadi bagus paling tidak latihan bertahap itu bisa membuat tulisan kalian bagus,” terangnya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Kak Achi juga mengingatkan bahwa sebagai penulis harus selalu memiliki pola pikir yang out of the box, “membuat cerpen hidup dan membawa para pembaca tenggelam dalam cerita kalian itu harus memiliki cara pikir yang berbeda pada umumnya, yakni selalu berpikir out of the box,” jelasnya.

Penulis skenario Tendangan Si Madun itu, menambahkan ketika menulis sebuah cerpen tidak perlu mendengarkan persepsi orang lain, “nggak usah membuat tokoh yang sesuai dengan persepsi dari orang-orang, kayak cantik, putih, ganteng, tinggi, pinter, mancung, itu akan menjadi cerpen yang pasaran adek-adek, nah itu kita bisa ganti ya adek-adek, kita bisa membuat tokoh yang sebaliknya, seperti gemuk, hitam, tapi pinter,” imbuhnya.

Banyak yang dibahas selama pelatihan seperti kaidah dalam membuat plot cerpen, penokohan/tokoh, membuat tokoh menjadi hidup, cara membangun konflik, termasuk memberi pesan bagaimana tips dan trik membuat cerpen yang menarik.

“Ada 4 tips dari kak achi adek-adek tentang bagaimana membuat cerpen itu menarik, pertama-tama itu buatlah judul yang menarik, yang membuat pembaca penasaran, buat kalimat diawal yang memikat, hindari kalimat pada pagi yang indah atau apalah, itu yang membuat cerpen itu pasaran, lalu kalian pilih diksi yang sesuai, dan yang terakhir perhatikan keunikan cerpen kalian, mulai dari alur, karakter, dan tema.” Tutupnya mengakhiri materi yang dilanjut dengan diskusi interaktif dan praktik menulis cerpen bersama para santri.



Pewarta: Albii