Suasana pembekalan program KDLK MBKM di Unhasy, Ahad (2/2/2025). Foto: Ifa
Suasana pembekalan program KDLK MBKM di Unhasy, Ahad (2/2/2025). Foto: Ifa

Tebuireng.online- Ratusan Mahasiswa Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) mengikuti pembekalan dan pengarahan Kuliah di Luar Kampus (KDLK) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang digelar sampai 4 Februari 2025. Dengan diadakannya acara ini, mahasiswa memiliki beragam pandangan terhadap pelaksanaan program yang akan dijalani mendatang.

Beberapa mahasiswa mengapresiasi program ini sebagai kesempatan emas untuk mendapatkan pengalaman di luar lingkungan akademik. Salah satu mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) yang terpilih dalam program kewirausahaan, Faizin, menjelaskan bahwa KDLK MBKM memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar mengelola usaha secara langsung.

“Menurut saya sangat menguntungkan bagi mahasiswa, selain belajar bagaimana cara mengelola usaha dengan baik juga bagaimana mahasiswa mengerti cara manage usaha, lalu memperhitungkan biaya mulai dari modal keuntungan dan pembagiannya. Apalagi secara kelompok ya, itu kan pasti sangat sulit. Di situ kita bukan hanya belajar komunikasi antar kelompok, tapi kita juga belajar usaha itu nanti bisa berjalan sehingga mencapai tujuan yang kita mau,” ujarnya.

Ia juga berkomitmen bersama tim untuk terus menjalankan kewirausahaan yang dimulai dan tidak hanya berhenti saat program berakhir, tetapi tetap berlanjut ke depannya.

Kemudian, ada juga mahasiswa Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) yang memilih proyek desa, Intan Septian Ramadhani mengungkapkan bahwa mengikuti proyek desa ini sangat penting baginya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Saya memilih proyek desa karena sangat penting. Alasannya karena proyek desa ini, kita bisa terjun langsung ke masyarakat, dan dampaknya dapat dirasakan secara nyata oleh mereka,” ungkapnya.

Ia juga menjelaskan bahwa mengikuti proyek desa ini meningkatkan soft skill, hard skill serta dapat menerapkan ilmu yang ia peroleh saat di bangku perkuliahan.

Namun, ada mahasiswa yang mengungkapkan beberapa kendala yang akan dialami selama program KDLK MBKM ini, seperti yang disampaikan oleh Suryafi Ratna Juwita, mahasiswa Prodi Manajemen.

“Menurut saya, keterbatasan sumber daya, seperti biaya dan fasilitas, dapat mempengaruhi kelancaran program. Selain itu, tekanan yang dihadapi selama menjalani program juga bisa menjadi tantangan. Jika kita tidak mampu mengatasi kesulitan yang muncul, hal tersebut bisa menimbulkan dampak yang tidak diinginkan,” tegasnya.

Selain itu, ada juga mahasiswa yang mengungkapkan bahwa kemampuan beradaptasi sangat penting bagi Lueiliyah Ramadhani, mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI).

“Yang paling menonjol itu perlunya pengeluaran biaya yang lebih besar, seperti biaya transportasi, tempat tinggal, logistik, dan lain-lain. Selain itu, tantangan dan kesulitan juga muncul karena berada di lingkungan baru, sehingga mahasiswa perlu beradaptasi. Namun, jika persiapan dilakukan dengan matang, disertai sikap positif dan kemampuan beradaptasi yang baik, insya Allah kekurangan dan kesulitan tersebut bisa dihadapi,” jelasnya saat diwawancarai.

Dengan beragam sudut pandang ini, program KDLK MBKM di Unhasy diharapkan semakin berkembang dan memberikan manfaat optimal bagi mahasiswa. Perbaikan secara bertahap diharapkan dapat menjadikan program ini sebagai jembatan efektif bagi mahasiswa untuk menghubungkan dunia akademik dengan realitas di lapangan.

Pewarta: Ifa