
Tebuireng.online– Mahasantri Ma’had Aly Tebuireng, Nurul Widad, berhasil memenangkan Lomba Puitisasi Terjemah al-Quran dalam Olimpiade Tarbiyah Fantastic Moments yang diadakan oleh IAIN Kediri. Babak penyisihan dilakukan pada tanggal 12 Oktober 2024 dengan mengambil 10 finalis terbaik, dan kemudian penyisihan selanjutnya dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2024 yang memperebutkan 6 kursi finalis untuk maju sebagai juara.
Nuril Widad mengaku sudah menekuni baca tulis puisi sejak SD, pada kesempatan lomba ini ia membuat sebuah puisi sendiri untuk dibacakan dalam lomba. Lomba Puitisasi Terjemah Al-Quran sendiri adalah lomba di mana peserta harus membuat puisi yang mengandung makna dari terjemahan ayat al-Quran, dan tema pada lomba ini sudah disediakan oleh panitia, seperti Surah Al-Mutoffifin, Surah Al-qhasiyah, Surah Al-A’la, Surah An-Nazi’at.
Mahasiswa prodi ilmu hadist ini mengaku persiapannya tidak terlalu banyak dikarenakan lombanya via zoom, “Persiapannya tidak banyak mbak, cukup dukungan orang tua, doa ikhtiar yg diseimbangkan berharap mendapatkan hasil yang terbaik bagi saya. Dan untuk bahan, pokoknya ide, imajinasi, lebih-lebih temanya tentang al-Quran jadi tidak segampang kayak puisi lainnya, butuh pengkoreksian yang sangat teliti dan memperbaiki bahasa yg lebih pantas untuk dipakai,” ungkapnya.
Lomba ini juga diikuti oleh universitas dari berbagai daerah, seperti Institut amAgama Islam Al-Zaytun Indonesia, UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan, Universitas Sebelas Maret, IAIN Metro Lampung, IAI Badrus Sholeh, Institut Ilmu Al-Qur’an Annur Yogyakarta, IAIN Kudus, UINMA, UIN Mataram, IAIN Kediri, Ma’had Aly Hasyim Asy’ari.
Setelah mengetahui dirinya mendapat juara 4 dari sekian banyaknya mahasiswa yang ikut dalam lomba itu dan mendapat piala, sertifikat dan uang pembina, Nuril, akrabnya dipanggil, merasa mendapat banyak manfaat, “sangat bersyukur sekali diberikan kesempatan Hadir di IAIN Kediri pertama kali memberikan banyak relasi dan harapan ke depannya diberikan kelancaran berproses dalam mengapai segala hajat dia orang tua, support yang tidak pernah berhenti disetiap langkah saya, karna kesuksesan sangat berpengaruh sekali bagi setiap individu,” ujarnya.
Kesulitan yang dihadapi perempuan kelahiran Kab. Pamekasan ini adalah sulitnya membagi waktu, “Kesulitannya lebih ke susah mencari waktu untuk berlatih sih, dikarenakan proyek acara kampus eksternal maupun internal, jadi meluangkan jatah waktu istirahat dimanfaatkan untuk latihan semaksimal mungkin,” jelasnya.
Pewarta: Albi