Ilustrasi (sumber: detikcom)

Dalam rangka memahami anugerah nikmat yang diberikan Allah SWT pada kandungan surah Al-Fatihah/1 ayat 7, yang secara garis besar terdiri dari empat golongan: para Nabi dan Rasul, Shiddiqin, Syuhada’ dan Shalihin, penuturan berikut secara khusus akan diuraikan satu persatu anugerah nikmat yang diberikan Allah kepada para Nabi dan Rasul sebagai bahan acuan dan pelajaran  sekaligus bahan renungan kita semua, supaya dalam menempuh hidup di dunia ini betul-betul terarah mencontoh dan mengikuti jejak para Nabi dan Rasul, khususnya mencontoh Nabi Muhammad Saw.

Baca Juga: Tiga Golongan Manusia, Kamu Masuk Bagian Mana?

Anugerah nikmat yang pertama Allah SWT., berikan kepada Nabi Adam a.s. berupa diciptakannya Nabi Adam sebagai manusia pertama, yang diciptakan dari tanah liat kering dan lumpur hitam. Hal ini dijelaskan melalui firman Allah, di antaranya:

Surah Al-Hijr/15 ayat 26:

وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ مِن صَلۡصَٰلٖ مِّنۡ حَمَإٖ مَّسۡنُونٖ 

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.  

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Surah Al-Hijr/15 ayat 28:

وَإِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّي خَٰلِقُۢ بَشَرٗا مِّن صَلۡصَٰلٖ مِّنۡ حَمَإٖ مَّسۡنُونٖ 

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.

M Quraish Shihab memberikan penjelasan: “Pada unsur kejadian manusia ada ruh ciptaan Allah SWT. Unsur ini tidak ditemukan pada iblis/jin. Unsur rohani itulah  yang mengantar manusia lebih mampu mengenal Allah SWT, beriman, berbudi luhur serta berperasaan halus (Shihab, 122: 2004).

Wahbah Mushthafa Az-Zuhaili memberikan penafsiran: “Terdapat isyarat tentang sifat dasar manusia yang dingin dan tabiat jin yang panas. Dalam ayat ini terdapat catatan yang menegaskan kemuliaan Adam AS, elemen atau unsurnya yang baik, dan asal usulnya yang bersih dan suci. Semua itu menjadi bukti petunjuk kuasa Allah. (Az-Zuhaili, 337: 2005).

Dari dua pendapat di atas, memberikan pelajaran yang sangat berharga dari unsur penciptaan Nabi Adam a.s, bagaimana agar manusia selalu menjaga kebersihan rohaninya dengan terus meningkatkan kualitas keimanannya kepada Allah, berusaha mempertahankan budi pekerti yang baik, mempunyai hati yang lembut dan terus memperbanyak amal ibadah serta memberikan manfaat kepada manusia yang lainnya.

Baca Juga: Golongan yang Telah Diberi Nikmat oleh Allah

Anugerah nikmat yang kedua Allah berikan kepada Nabi Adam a.s., dijadikannya Nabi Adam AS sebagai khalifah pertama di dunia. Hal ini sejalan dengan firman Allah pada surah Al-Baqarah/2 ayat 30:

وَإِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٞ فِي ٱلۡأَرۡضِ خَلِيفَةٗۖ قَالُوٓاْ أَتَجۡعَلُ فِيهَا مَن يُفۡسِدُ فِيهَا وَيَسۡفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحۡنُ نُسَبِّحُ بِحَمۡدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَۖ قَالَ إِنِّيٓ أَعۡلَمُ مَا لَا تَعۡلَمُونَ 

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.

Anugerah nikmat yang ketiga Allah ajarkan kepada Nabi Adam AS ilmu pengetahuan yang sangat luas berupa nama-nama seluruhnya. Hal ini sejalan dengan firman Allah pada surah Al-Baqarah/2 ayat 31:

وَعَلَّمَ ءَادَمَ ٱلۡأَسۡمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمۡ عَلَى ٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ فَقَالَ أَنۢبِ‍ُٔونِي بِأَسۡمَآءِ هَٰٓؤُلَآءِ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ 

Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!”

Pada ayat ini memberikan informasi bahwa Allah mengajarkan nama-nama benda seluruhnya kepada Nabi Adam, yang sebelumnya diberikan informasi akan dijadikannya Nabi Adam AS sebagai khalifah di bumi.

Hal ini memberikan isyarat bahwa betapa pentingnya mempunyai wawasan ilmu pengetahuan yang luas, ketika seseorang akan menjabat sebuah jabatan, khususnya terkait menjadi khalifah atau pemimpin suatu masyarakat atau bangsa.  Dengan mempunyai wawasan ilmu pengetahuan yang luas berlandaskan keimanan kepada Allah dan budi pekerti yang luhur, akan lebih mudah untuk menjalankan roda kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Anugerah nikmat yang keempat Allah SWT., berikan kepada Nabi Adam a.s. seluruh makhluk menghormati Nabi Adam a.s., hal ini sejalan dengan firman Allah, di antaranya:

Surah Al-Baqarah/2 ayat 34:

وَإِذۡ قُلۡنَا لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ ٱسۡجُدُواْ لِأٓدَمَ فَسَجَدُوٓاْ إِلَّآ إِبۡلِيسَ أَبَىٰ وَٱسۡتَكۡبَرَ وَكَانَ مِنَ ٱلۡكَٰفِرِينَ 

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.

Baca Juga: Beribadah Hanya kepada Allah

Surah Al-A’raf/7 ayat 11:

وَلَقَدۡ خَلَقۡنَٰكُمۡ ثُمَّ صَوَّرۡنَٰكُمۡ ثُمَّ قُلۡنَا لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ ٱسۡجُدُواْ لِأٓدَمَ فَسَجَدُوٓاْ إِلَّآ إِبۡلِيسَ لَمۡ يَكُن مِّنَ ٱلسَّٰجِدِينَ 

Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: “Bersujudlah kamu kepada Adam”, maka mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.

Surah Al-Isra’/17 ayat 61:

وَإِذۡ قُلۡنَا لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ ٱسۡجُدُواْ لِأٓدَمَ فَسَجَدُوٓاْ إِلَّآ إِبۡلِيسَ قَالَ ءَأَسۡجُدُ لِمَنۡ خَلَقۡتَ طِينٗا 

Dan (ingatlah), tatkala Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu semua kepada Adam”, lalu mereka sujud kecuali iblis. Dia berkata: “Apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?”

Surah Al-Kahf/18 ayat 50:

وَإِذۡ قُلۡنَا لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ ٱسۡجُدُواْ لِأٓدَمَ فَسَجَدُوٓاْ إِلَّآ إِبۡلِيسَ كَانَ مِنَ ٱلۡجِنِّ فَفَسَقَ عَنۡ أَمۡرِ رَبِّهِۦٓۗ أَفَتَتَّخِذُونَهُۥ وَذُرِّيَّتَهُۥٓ أَوۡلِيَآءَ مِن دُونِي وَهُمۡ لَكُمۡ عَدُوُّۢۚ بِئۡسَ لِلظَّٰلِمِينَ بَدَلٗا 

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim.

Anugerah nikmat yang kelima Allah berikan kepada Nabi Adam memberitahukan musuh Nabi Adam, hal ini sejalan dengan firman Allah pada surah Thaha/20 ayat 117:

فَقُلۡنَا يَٰٓـَٔادَمُ إِنَّ هَٰذَا عَدُوّٞ لَّكَ وَلِزَوۡجِكَ فَلَا يُخۡرِجَنَّكُمَا مِنَ ٱلۡجَنَّةِ فَتَشۡقَىٰٓ 

Maka Kami berkata: “Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi istrimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka.

Ayat ini memberikan informasi bahwa musuh yang nyata bagi manusia adalah iblis, oleh sebab itu perlu waspada jangan sampai terjerat tipu daya iblis, khususnya terkait dengan keimanan, perilaku dan cara mencari kehidupan dalam memberikan  nafkah keluarga, harus dipastikan dengan cara yang halalan thayyiban, halal lagi baik dan bergizi. Sehingga akan terbebas dari tipu daya iblis, yang selalu mengajak manusia untuk berbuat kemungkaran, kemaksiatan dan perbuatan-perbuatan jahat.

Anugerah nikmat yang keenam Alah berikan kepada Nabi Adam tata cara bertobat, hal ini sejalan dengan firman Allah SWT pada:

Surah Al-Baqarah/2 ayat 37:

فَتَلَقَّىٰٓ ءَادَمُ مِن رَّبِّهِۦ كَلِمَٰتٖ فَتَابَ عَلَيۡهِۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ 

Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.

Surah Al-A’raf/7 ayat 23:

قَالَا رَبَّنَا ظَلَمۡنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمۡ تَغۡفِرۡ لَنَا وَتَرۡحَمۡنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ 

Keduanya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.

Baca Juga: Menanam Nilai-nilai Kebajikan

Informasi terakhir anugerah nikmat yang Allah berikan kepada Nabi Adam adalah tata cara bertobat ketika manusia melakukan kesalahan dan dosa, salah satunya dengan memperbanyak doa di atas, di samping dengan memperbanyak mohon ampunan, beristighfar setiap waktu, khususnya selepas melaksanakan ibadah salat lima waktu dan salat sunnah lainnya.

Beberapa informasi yang diberikan Al-Qur’an di atas, tentunya merupakan anugerah nikmat yang Allah berikan kepada Nabi Adam, sekaligus merupakan anugerah nikmat bagi kita, sehingga memberikan jalan kehidupan kita menuju ridha Allah SWT.



Penulis: Dr. H. Otong Surasman, MA., Dosen Pascasarjana PTIQ Jakarta