
Setiap dari kita tentu pernah mengikuti kegiatan musyawarah atau perkumpulan di daerah atau di pesantren. Dalam setiap pembahasan dan pendalaman materi, terkadang kita menemukan beberapa pendapat yang berbeda dengan kita. Berbagai pendapat yang terkadang seperti mendukung atau cenderung pada kita, atau bahkan banyak yang menyanggah dan kurang setuju. Tidak hanya itu, banyaknya waktu dan orang yang berada di sekitar kita ketika kegiatan dilakukan terkadang menjadikan kesadaran tersendiri bagi kita, pemakluman tentang sikap dan juga jawaban dari orang lain.
Lazimnya, pada akhir pertemuan akan ditutup dengan doa kafaratul majlis yang sudah kerap dibacakan oleh berbagai kalangan, dan menjadi ciri khas bagi santri. Doa kafaratul majlis sendiri memiliki maksud dan tujuan agar pembicaraan atau pembahasan yang sedari tadi kita obrolkan mendapatkan ampunan dari Allah, entah itu berbau ghibah atau lain sebagainya.
Dalam hadis dijelaskan bahwa barang siapa yang membaca doa tersebut sebelum ia beranjak dari suatu majlis, maka dosanya dan dosa orang yang berkumpul dengannya akan diampuni sebelum orang tersebut pergi dari tempat duduknya, intinya ia akan pergi meninggalkan majlis tersebut dalam kondisi tidak membawa dosa.
Doa ini tidak hanya dibaca ketika sehabis melaksanakan musyawarah atau sejenisnya, doa kafaratul majlis ini juga sering dibaca sehabis ngaji atau menuntut ilmu. Dalam dunia pesantren, membaca doa kafaratul majlis biasanya dilaksanakan saat ustadz atau ustadzah telah selesai memberikan pelajaran, dan doa tersebut dilantunkan sebelum bubar atau keluar dari kelas yang di gunakan.
Berikut Lafadz Kafaratul Majlis
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
Subhaanakallahumma wa bihamdika asyhadu allailaaha Illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaik
Maha Suci Engkau Allah, wahai Allah, dengan memuji kepada Engkau, saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau, saya memohon ampun kepada Engkau dan aku bertaubat kepadaMu
Jika berbicara soal doa kafaratul majlis sebagai tebusan bagi orang yang baru saja melaksanakan suatu perkumpulan, maka tentunya kita sering mendengar perihal surah al-Asr atau wal asri. Surah ini termaktub dalam Al-Quran dan menjadi surah ke 103 atau golongan surah pendek, dan berada di juz Amma atau juz 30. Apa hubungan antara doa kafaratul majlis dan surah al-Asr?
Dalam sebuah dawuh dikatakan bahwa, jika sehabis kita mengadakan perkumpulan atau musyawarah, maka tutuplah dengan doa di atas. Kafaratul majlis akan melebur dosa kita sebelum beranjak dari tempat duduk, lalu surah al-Asr akan membuat hati kita lapang meskipun baru saja berdebat atau menerima kenyataan dan pernyataan yang kurang sesuai dengan keinginan dan harapan hati kita. Dikatakan bahwa setelah mengadakan perkumpulan, jika kita membaca al-Asr maka hati akan cenderung ramah dan mau menerima. Wallahu a’lam .
Apa Makna yang Terkandung dalam Surat Al-‘Asr?
وَالْعَصْرِۙ ۞ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ۞ۙ اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Demi masa, sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran. (Q.S. Al-Asr: 1-3)
Sesungguhnya manusia itu dalam keadaan merugi. Kecuali orang yang beriman, maka dijelaskan bahwa orang yang memiliki potensi besar untuk tidak mendapat kerugian adalah mereka yang menetapkan iman di jiwanya, merawat dengan segenap jiwa raganya dan mengimbangi dengan segala sikap dan perbuatannya. Lalu siapa lagi golongan yang tidak merugi?
Yakni mereka yang mau beramal saleh, setelah mendapat tiket berupa keimanan, maka seorang mukmin dianjurkan untuk banyak beramal saleh, barangsiapa yang banyak beramal maka ia tidak akan rugi kelak. Karena apa yang ia tanam, itu juga yang akan ia tuai kemudian, jika kita menanam kebaikan, maka kita akan memanen kebaikan pula.
Golongan selanjutnya adalah orang-orang yang mau berwasiat dalam kebenaran. Meskipun kita sendiri juga masih berproses untuk hal itu, paling tidak kita juga mau untuk saling mengingatkan. Memberikan wasiat tentang perkara haq ini juga menyita perhatian, sebagaimana yang terjadi adalah, kurangnya kita berwasiat atau saling mengingatkan tentang hal baik, dan menjauhi keburukan.
Wa tawaa shoubis shobr, artinya adalah mereka yang memberikan wasiat tentang sabar, dalam tingkatan ini, ada orang yang mampu menjelaskan kesabaran lewat tingkah dan perilakunya, ada yang bisa menjelaskan sabar lewat kegigihannya, bahkan ada mendefinisikan sabar lewat doa-doanya. Semoga kita termasuk dalam golongan orang yang memiliki kesabaran dan mampu menerapkannya.
Dengan membaca doa kafaratul majlis dan juga surat Al-Asr diharapkan agar kita menjadi seseorang yang sebelum beranjaknya dari suatu majlis mendapatkan ampunan dari Allah, entah itu kesalahan yang kecil atau besar dalam majlis tersebut.
Baca Juga: Wirid dan Doa Setelah Sholat Fardhu Pesantren Tebuireng
Ditulis oleh Rokhimatus Sholekhah, Santriwati Pondok Pesantren Alhusna Payaman Secang Magelang.