Anak perempuan yang sedang termenung. (sumber: Ist)

Perjuangan Anak Perempuan

Di ujung fajar yang masih gelap, anak perempuan menatap dunia dengan mata penuh tekad, langkahnya berat, kadang terhuyung, namun hatinya tetap teguh, tak kenal menyerah.

Dari hari pertama ia mengenal dunia, perjuangannya sudah dimulai, dengan tangan kecil, ia belajar menggenggam mimpi, meski terkadang, dunia tampak terlalu luas untuk dijangkau.

Setiap langkahnya adalah perang, setiap keputusan adalah medan pertempuran, ia tahu, tidak semua akan mudah, namun tak ada yang bisa mematahkan semangatnya, karena dalam dirinya, ada api yang tak pernah padam.


Kekuatan Anak Perempuan

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Anak perempuan, kau adalah semesta dalam diri, setiap hembusan nafasmu adalah kekuatan, setiap bisikan hatimu adalah dunia yang penuh harapan, kau bukan hanya seorang pelaku kehidupan, kau adalah pengubah arah takdir.

Kau tak takut dengan kerasnya dunia, karena dalam kelembutanmu, kau menyimpan badai, tanganmu mungkin kecil, namun kau mampu menggerakkan gunung, karena kekuatanmu terletak pada keberanian untuk menjadi diri sendiri.

Tidak ada yang bisa meredupkan sinarmu, kau adalah langit yang penuh bintang, tak peduli berapa kali kau terjatuh, kau akan selalu bangkit, karena kekuatanmu bukan hanya terlihat, tapi terasa, mengalir dalam setiap napas dan langkahmu.


Air Mata Anak Perempuan

Air mata anak perempuan, adalah samudra yang tak bisa dipahami, kadang jatuh tanpa suara, namun tetap mengisi setiap ruang hati.

Air mata itu adalah luka yang disembunyikan, tentang harapan yang hancur, tentang mimpi yang tertunda, tentang kekuatan yang harus dipaksakan untuk bertahan, padahal hatinya ingin sekali meronta.

Namun air mata itu bukanlah kelemahan, ia adalah simbol dari keteguhan yang tak pernah terlihat, setiap tetesnya adalah kisah yang tak terungkap, perjalanan panjang yang harus dijalani sendirian, tapi selalu ada kekuatan yang tumbuh dari sana, karena setelah air mata itu, ada pelangi yang menanti.



Penulis: Albii